⚠⚠WARNING⚠⚠⚠
⚠⚠ADULT KONTEN ⚠⚠
CERITA INI MENGANDUNG BANYAK UNSUR DEWASA!!
Vanessa meninggalkan Jakarta, meninggalkan segalanya di kota itu. Meninggalkan segala kenangan yang tak akan pernah ia lupakan seumur hidup. Rasa sakit yang teramat membuatny...
Playlist : Rewrite The Stars-Anne Marie ft James Arthur
Update!! .
.
Kasih bintang ya!!
.
.
Happy reading!!
.
.
Happy satnet 😂😂
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
**** "Queen!! Look at me! Yay! Aku bisa berlari. Cepatlah bisa berlari sepertiku!" teriak bocah lelaki lima tahun itu sambil berputar-putar mengelilingi stroller tempat anak balita yang belum genap berusia setahun.
Balita dengan iris coklat pekat bulat yang sama seperti ayahnya itu tersenyum, dan menepuk tangannya gembira. Bibirnya menggumam sebelum kemudian tertawa.
"Aku punya sesuatu untukmu!" bocah lelaki itu berhenti dan berbicara dengan antusias.
"Tada!" girangnya. Memberi sebuah tongkat dengan ujung berbentuk bintang dan ketika dipencet akan menimbulkan bunyi dan kerlipan warna yang cantik.
Bayi cantik itu tertawa dan bertepuk tangan, tangannya tak sabar mengambil benda di tangan sang kakak. Matanya berbinar dan sesekali menatap iris abu sang kakak.
"Do you like it? For you Queen!" bocah lelaki itu menyerahkannya pada sang adik. Queen, dia tertawa dan mengayunkan benda itu. Sedangkan babysitter Queen tersenyum memperhatikan interaksi mereka.
"Aku akan mengambil susu untuk Queen, jaga adikmu ya," babysitter itu beranjak, membiarkan keduanya bermain di halaman rumah salah satu keluarga kaya itu.
Tak berapa lama terdengar suara tembakan disertai ledakan kecil. Semuanya berhambur, termasuk Mia dan Daren orangtua kedua bocah itu.
"Queen!!" Mia memekik histeris melihat putrinya dibawa seorang bertopeng dengan pakaian gelap. Sedangkan bocah lelaki mereka menangis meraung memeluk lutut sang stranger.
"Kembalikan adikku! Kembalikan Queen!" rengeknya. Namun badan mungilnya malah terlempar, begitu orang tak dikenal itu menendangnya.
Semua kacau.
Suara teriakan histeris Mia dan raungan tangisnya menjadi tragedi kengerian hari itu. Belum lagi beberapa pengawal keluarga mereka yang terkapar tak bernyawa. Semua begitu menakutkan.
