12 | ATH | I need you

6K 247 64
                                    

Playlist : Red-Taylor Swift







Update!!

.

.

.

Happy reading!

.

.

.








~Membutuhkan seseorang seperti sebuah oksigen memerlukan pohon, tidak bisa kehilangannya atau akan punah~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Membutuhkan seseorang seperti sebuah oksigen memerlukan pohon, tidak bisa kehilangannya atau akan punah~


****

"Yang benar saja aku harus memakai kemeja milik Iqbal tanpa dalaman?" gerutunya sambil menggosok rambutnya yang basah dengan handuk. Vanessa baru saja menyelesaikan ritual mandinya sementara Iqbal tidak tau pergi kemana.

Setelah malam yang begitu panjang dengan tragedi Iqbal yang mengamuk tanpa Vanessa tau mengapa, akhirnya dia memutuskan untuk tinggal. Mengobati luka lelaki tersebut kemudian menghabiskan malam panas bersama lagi. Vanessa menggeleng frustasi mengingatnya, apalagi bagaimana air matanya tumpah hanya karena lelaki tersebut terluka. Dan bagaimana dirinya berpasrah lagi di bawah kuasa Iqbal yang begitu dominan dan lihai.

Entah sudah ke berapa kali dia menghembuskan nafasnya kasar. Rambutnya basah, dia butuh hairdryer, rasanya sangat tidak mungkin keluar dan menuju tempatnya dengan keadaan seperti ini. Ayolah, dia tak benar-benar ingin di cap sebagai wanita rendah, terlepas dari pekerjaannya dan dimana dia tinggal tetap saja egonya menolak keras.

"Dan ini! Aish bahkan kemeja ini masih bisa dengan jelas membuktikan kalau aku sedang tak memakai apapun didalamnya," kesalnya kemudian beranjak menuju dapur, dia butuh segelas coklat hangat.

Vanessa menyeduh coklatnya, kemudian menghirup dalam aroma manis yang begitu menenangkannya sebelum kemudian mencecap rasanya.

"Ada apa sebenernya dengan lelaki itu? Mengapa dia sangat emosional ketika aku menyebut nama Adrian atau bahkan ketika aku bilang bahwa dia adalah mantan," gumamnya, pikirannya menerawang jauh tentang bagaimana sikap Iqbal yang sekarang.

"Dan dimana dia sekarang, habis dapat ditinggal begitu saja? Dasar brengsek!" keluhnya lagi dan beranjak membawa cangkirnya, dia akan menghubungi Cindy, wanita itu pasti sangat mencemaskannya.

"Aish, aku harus menerima semua omelannya seperti menelan pil tidur yang pahit itu," ngomong-ngomong soal pil, "fuck! Aku benar-benar harus segera menghubungi Cindy, aku belum mengonsumsi pil kontrasepsi lagi, lelaki brengsek kenapa dia tak pakai pengaman saja," Vanessa benar-benar sudah gila rasanya.

After The Heartbreak (on Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang