Jisung mengerjapkan matanya berkali-kali. Berusaha menyesuaikan matanya dengan cahaya lampu kamarnya yang cukup terang. Dalam mode setengah sadar, Jisung berusaha berpikir kenapa lampu kamarnya sudah menyala sepagi ini.
Ah, iya! Ini pasti ulah Hyunjin.
Dan benar saja, ketika Jisung memperhatikan pinggangnya, ada tangan kokoh yang melingkar disana. Maklum lah, Jisung kalau sedang setengah sadar, ada pisau menancap di leher pun dia tidak akan merasakannya. Apalagi hanya sekedar di peluk.
Tanpa memperdulikan Hyunjin yang tengah tertidur dengan nyenyak sambil memeluk dirinya, Jisung segera menyingkirkan tangan Hyunjin. Dia berdiri dan melangkahi Hyunjin, lalu turun dari kasur.
Tangan Jisung di tahan. Ketika Jisung menoleh, tampak jelas Hyunjin memegang tangannya dan menatap dirinya dengan tatapan bertanya. Jisung suka heran, Hyunjin ini walaupun baru bangun tidur tetap saja tampan.
Sama. Felly juga suka heran. Ehe
"Kenapa pergi?".
"Mau mandi. Udah jam enam," Jawab Jisung.
Walaupun sudah mendengar jawaban dari Jisung, laki-laki bermata sipit itu masih tidak melepaskan tangan Jisung. Bahkan genggamannya di pergelangan tangannya semakin erat.
"Morning hug?".
Jisung merotasikan matanya. "Lo udah meluk gue pas tadi gue tidur,".
"Itu kan, beda, Hun,".
"Lepasin, Jin. Gue mau mandi,". Jisung berusaha melepaskan genggaman tangan Hyunjin yang erat namun tidak terasa sakit.
"Morning Hug atau lo ngga mandi,".
Jisung merotasikan matanya lagi lalu mendekat. Dia tau tadi adalah jawaban final dari seorang manusia bernama Hwang Hyunjin. Percuma melawan, yang ada dia malah bisa-bisa tidak akan berangkat sekolah.
Hyunjin tersenyum senang. Dia menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya dan duduk. Menampilkan dirinya yang sudah terbalut seragam SMA. Hyunjin memang biasa datang ke rumah Jisung pagi-pagi dalam keadaan sudah rapi seperti itu. Tapi ya... sampai di rumah Jisung dia langsung tidur lagi.
Jisung pun memeluk Hyunjin, dan tentunya Hyunjin membalas pelukan itu.
"Morning, Sunshine," Bisik Hyunjin di telinga Jisung.
"Morning, Jinnie," Balas Jisung.
"Now can you let me go? Gue mau mandi,".
Hyunjin menggeleng.
Setelah menghembuskan napas pasrah, Jisung pun mengalah. Dia langsung menyamankan posisinya didalam pelukan Hyunjin. Melingkarkan kakinya di pinggang laki-laki bermarga Hwang itu dan meletakkan kepalanya diatas pundak lebar Hyunjin.
Hyunjin mulai mengendusi leher Jisung. Kebiasaannya yang tak pernah hilang sejak dulu: dia suka mencium aroma tubuh Jisung. Sedangkan Jisung mulai tertawa geli.
"Gue suka aroma lo,".
"You've said that, like,millions time,".
"Hun, mumu,".
Kalau Jisung tidak ingat hidupnya masih panjang, dia pasti sudah memukul wajah Hyunjin dengan keras. Bagaimana tidak, saat Jisung tidur tadi Hyunjin sudah memeluknya, sekarang peluk lagi, dan laki-laki kelebihan bibir itu sekarang minta cium!? Maaf maaf saja, Jisung tidak sudi.
Sekedar info, mumu artinya cium. Itu adalah salah satu bahasa bocah Hyunjin dan Jisung yang masih dipakai oleh Hyunjin sampai sekarang. Kenapa dinamakan mumu? Karena ketika meminta untuk cium, Hyunjin akan memonyongkan bibirnya dan bilang 'mumumu'.
"Enak aja. Nggak, nggak. Minggir, gue mau mandi,".
Hyunjin segera mengeratkan pelukannya. "Sorry, sorry. Jangan pergi dulu,".
Dan semudah itu. Setelah Hyunjin meminta maaf, Jisung tidak memberontak untuk keluar dari pelukan Hyunjin dan mandi.
Mereka terus berada di posisi yang sama, sampai alarm Jisung berbunyi. Yang berarti sudah jam setengah tujuh.
---
11 July 2020
With Luv,
Felly, yang 3 jam lagi mau ujian semester malah ngetik epep
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlalu Manis [HyunSung]
Fanfiction[END] Ini tentang Hyunjin, Jisung, dan segala tingkah 'terlalu manis' mereka. 'Lo tau apa persamaan Hyunjin-Jisung sama teh yang kebanyakan gula? Sama-sama terlalu manis dan bikin eneg'-Felix --- I try to make this as fluffy, or maybe cheesy as poss...