10. Until The End

1.2K 181 30
                                    

As your wish darl

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

As your wish darl... defjaybong



Ini sudah pukul 7. Matahari sudah mulai meninggi. Berarti Hyunjin dan Jisung sudah berada di pantai ini kurang lebih dua jam.

Dua jam bukanlah waktu yang sebentar, apalagi bagi Jisung yang tujuan ke pantai nya adalah untuk menikmati fasilitas-fasilitas liburan di pantai—yang sayangnya tidak ada sama sekali di pantai ini. Jisung sendiri sempat merajuk tadi karena ternyata pantai ini benar-benar kosong. Bahkan rumah warga saja tidak ada. Tapi tidak lama karena Hyunjin berhasil membujuk Jisung agar mau berbicara lagi dengannya.

Dengan segala keterbatasan yang ada, Hyunjin mengajak Jisung bermain beberapa permainan. Diantaranya menggambar diatas pasir. Yah... Walaupun sebenarnya gambaran Hyunjin bisa dibilang 'sangat hancur', setidaknya dia bisa membuat Jisung tertawa karena melihat gambaran harimau yang tampak seperti cicak. Melihat Jisung bahagia sudah bisa membuat dia bahagia, kan?


"Hahaha... Gambaran lo ancur parah. Di mat ague itu masih kayak cicak sampe sekarang... Ahahaha,".


Atau... Tidak?

Karena sekarang Hyunjin sedang memasang ekspresi wajah jengkel karena terus diolok-olok oleh Jisung. Hey, dia sudah menggambar dengan susah payah, lalu ditertawakan! Siapa yang tidak jengkel coba?

"Sung, udah coba ketawanya,".

"Hahaha... Nggak bisa. Ngetawain orang itu emang hal yang paling seru,".

"Kualat lo nanti, baru tau rasa,".

Dan tidak sampai lima detik setelah ancaman Hyunjin, Jisung sudah tersedak air liurnya sendiri.

"Tuh kan, gue bilang juga apa. Kualat kan lo!" Kata Hyunjin sambil berusaha menahan tawa.

Jisung memutar bola matanya malas. Malu juga sebenarnya, tapi ya... Berusaha untuk tidak terlihat memalukan, lah...

Jisung tiba-tiba bangkit dan menepuk-nepuk celananya yang berpasir. "Lo bawa duit kan, Jin?".

Hyunjin mengerutkan keningnya bingung. "Bawa, lah! Kenapa? Mau taruhan?".

"Nggak. Bukan. Gue haus tapi nggak bawa dompet. Ayo cari warung!".

"Itu gue bawa air, hun. Ada di mobil,".

"Gue pengen jus dingin atau the dingin. Ayo cari warung!".

Akhirnya, mau tidak mau Hyunjin terpaksa menuruti kemauan Jisung. Sebenarnya Hyunjin sendiri tidak yakin aka nada warung di daerah itu. Karena, rumah warga saja tidak ada, apalagi warung.



Dan tebakan Hyunjin tidak meleset. Mereka sudah menyusuri pantai sekitar 15 menit namun tidak menemukan warung. Bisa dipastikan mereka sudah berjalan sangat jauh.

"Hun, balik, yok! Nggak bakal ada warung disini," Bujuk Hyunjin. Dia juga sudah lelah berjalan sebenarnya.

"Nggak, ah! Gue yakin pasti bakal ada warung di daerah ini. Lo kalo capek stay aja disini. Biar gue jalan sendiri," Tolak Jisung tegas. Motto Jisung sekarang: 'Pantang balik sebelum membeli minuman dingin'.

Dan lagi-lagi, mau tidak mau Hyunjin terpaksa berjalan mengikuti Jisung. Dia tidak mungkin membiarkan Jisung berjalan sendirian, kan?

"Jin! Jin! Warung, Jin! Tuh kan, gue bilang juga apa. Pasti bakal ada warung,".

Hyunjin melongo' sebentar, lalu akhirnya tersenyum sendiri melihat Jisung yang sekarang sedang ber-'Woah! Yeah!' sendiri.

Tanpa perlu dikomando, Jisung segera berlari memasuki warung lalu memilih-milih minuman yang ada didalam kulkas. "Jin, lo mau apa?".

"Samain aja,".

"Oke, Teh Pucuk Bau kalo gitu,".

"Yang lain nggak ada apa?".

"Tadi katanya samain aja sama punya gue. Kek cewek aja lo,".

"Biarin aja, lah. Yang penting gue tetep ganteng,".

Jisung menatap Hyunjin aneh. Apa-apaan itu? Jawaban yang sama sekali tidak nyambung. Tapi Jisung maklum, kok! Jisung sudah kenal dengan Hyunjin sejak Jisung masih pakai popok, jadi Jisung sudah hafal sekali kalau Hyunjin memang kadang suka narsis.

"Ada Teh Pucuk Bau, Teh Bulet, susu Indosusu, susu Gilo yang kalengan, susu Beruang Brand, udah itu aja. Sama Kim Minerale,".

Hyunjin tampak berpikir sejenak. "Samain aja, deh," Kata Hyunjin sambil tersenyum sok manis.

Tau Jisung ingin apa sekarang? Dia ingin melempari Hyunjin dengan seluruh botol minuman yang ada di kulkas dan kulkasnya juga sekalian. Dia sudah repot-repot mengabsen isi kulkas, lalu ujung-ujungnya hanya 'samain aja'!? tapi mengingat kulkas itu bukan miliknya, jadi Jisung berusaha menahan emosinya dan membayar dua botol minuman itu. Dengan uang Hyunjin tentunya.

"Jadi, balik sekarang?" Tanya Hyunjin sambil membuang botol teh yang sudah kosong.

Jisung meneguk habis tehnya lalu mengangguk. "Nanti langsung pulang aja. Toh nggak bisa ngapa-ngapain juga disini,".

"Oh. Oke,".

Baru saja Hyunjin berjalan, langkahnya harus terhenti. Kenapa?

"Jin, gendong gue napa. Gue capek jalan,".

Iya, karena permintaan Jisung barusan.

Hyunjin menghembuskan nafas panjang.

"Eh, tapi kalo lo nggak mau gapapa, kok. Gue bisa jalan sendiri," Kata Jisung cepat.

Hyunjin tidak membalas ucapan Jisung barusan. Dia hanya berjongkok memunggungi Jisung lalu memberi isyarat kepada Jisung untuk naik.

"Boleh?" Tanya Jisung ragu.

"Kalo nggak boleh, gue nggak bakal jongkok. Buruan, ayo!".


"Gue berat nggak, sih?" Tanya Jisung setelah beberapa menit Hyunjin berjalan.

"Di hati gue lo ringan,".

Jisung memutar bola matanya. "Itu artinya gue berat,".

Hyunjin terkekeh. "Nggak ada yang bilang lo ringan, hun. Tinggi lo berapa coba? Nggak mungkin lah, kalo berat orang setinggi lo cuma 30 kilo,".

Jisung sudah hampir memukul kepala Hyunjin, namun tidak jadi karena Hyunjin dengan santainya mengatakan, "Tapi gue rela aja ngegendong lo walaupun lo nggak ringan. Udah terlanjur sayang soalnya,".

Ada keheningan panjang sampai akhirnya Jisung bertanya, "Lo beneran sayang sama gue?".

Tanpa ragu Hyunjin menjawab, "Iya, lah!".

"Kalo gitu, tolong sayang sama gue sampai nanti. Sampai akhir,".

"Trust me, I'll love you until the end,".


---



Serius nanya, ada nggak sih kapal MinhoXJeongin? MinJeong ato JeongHo gitu?

With Luv,

Felly

[08092020-07:27]

Terlalu Manis [HyunSung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang