Bel istirahat sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu, dan Hyunjin masih belum juga membuka matanya. Ini sudah hampir satu setengah jam sejak waktu tumbangnya Hyunjin. Awalnya Jisung tenang-tenang saja. Dia malah ingin berterimakasih ke Hyunjin karena sudah membuat Jisung tidak ikut kelas pertama. Tapi karena Hyunjin yang tidak siuman-siuman, Jisung mulai berpikir yang aneh-aneh. Jisung takut kalau arwah Hyunjin tadi terlepas dan akhirnya tersesat.
Baru saja Jisung mau menangis dan melakukan ritual-ritual untuk mencari arwah yang baru saja dia pelajari dari internet, Hyunjin membuka matanya.
Jisung terdiam sesaat sebelum akhirnya menghambur ke dalam pelukan Hyunjin yang baru saja duduk. Yang dipeluk tidak merespon. Hanya diam dan berusaha mencerna kenapa Jisung tiba-tiba memeluknya dan—tunggu! Kenapa pundaknya mulai basah?
"Sung, lo nangis?".
Merasa tidak mendapatkan jawaban, Hyunjin menjauhkan tubuhnya dari Jisung.
Dan benar saja. Laki-laki berwajah tupai itu menangis. Wajahnya merah dengan air mata yang menggenang.
Hyunjin tertawa kecil lalu membawa Jisung kedalam pelukan lagi. "Don't cry, sweetheart. Malu sama Seoyeon,".
Jisung memukul punggung Hyunjin dengan kepalan tangannya. Pukulan itu cukup keras, namun Hyunjin hanya tertawa.
Hyunjin tersenyum lembut sambil menghapus air mata di pipi gembil Jisung. "Kenapa nangis, hum?".
"Gu-gue kira arwah lo kesasar jadi lo nggak bangun-bangun,".
Hyunjin langsung tertawa dengan keras ketika mendengar jawaban polos menyerempet bego dari Jisung. "Hahaha... Yang bener aja arwah gue kesasar. Haha... Aduh kebanyakan baca komik lo, Sung,".
Dengan gerakan yang cepat, Jisung mengambil bantal yang tadinya dipakai oleh Hyunjin.
Dan...
BUK! BUK! BUK!
Bantal itu menghantam wajah Hyunjin dengan keras. Hyunjin yang dipukuli dengan brutal pun berusaha untuk menghindar sampai akhirnya...
BRUGH!
Hyunjin terjun dari ranjang UKS.
"Aduh...! Kayaknya tulang gue ada yang patah!".
Jisung melongok dari atas kasur lalu tertawa. Disana sudah ada Hyunjin yang terbaring diatas lantai UKS dengan mengenaskan. Jauh lebih mengenaskan dibandingkan saat terbaring pingsan tadi.
"Sung, seriusan, ini sakit banget,".
Dan tawa Jisung langsung reda. "Serius?".
Tidak ada jawaban dari Hyunjin membuat Jisung panik. Dia segera berjalan memutari kasur untuk mengecek keadaan Hyunjin.
Hyunjin berbaring pasrah di lantai, dengan wajah meringis menahan sakit. Kalau Jisung lihat-lihat, tidak ada genangan darah di lantai. Berarti resiko Jisung masuk ke penjara berkurang beberapa persen.
"Sung, ngagumin betapa gantengnya gue nya lain kali aja. Sekarang bantuin gue dulu, woy!" Kata Hyunjin karena merasa sedari tadi Jisung hanya memperhatikannya dan tidak kunjung membantunya.
"Nggak, lo nggak ganteng. Berarti nggak usah ditolongin. Masih gantengan juga Guanlin daripada lo,".
Di tempat lain...
Guanlin menatap dirinya dipantulan cermin kamar mandi sekolah. "Wah! Gue makin ganteng aja. Pasti hari ini ada yang bilang gue ganteng, nih!".
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlalu Manis [HyunSung]
Fanfiction[END] Ini tentang Hyunjin, Jisung, dan segala tingkah 'terlalu manis' mereka. 'Lo tau apa persamaan Hyunjin-Jisung sama teh yang kebanyakan gula? Sama-sama terlalu manis dan bikin eneg'-Felix --- I try to make this as fluffy, or maybe cheesy as poss...