04:42. Empat angka itulah yang tertera di layar handphone milik Jisung saat dia mengeceknya beberapa detik yang lalu. Ini masih pagi. Terlalu pagi bahkan. Tapi Jisung sudah berada didalam mobil HR-F milik Hyunjin sejak sekitar setengah jam yang lalu, dengan Hyunjin juga tentunya. Kenapa? Karena sesuai janji Hyunjin kemarin, mereka akan ke pantai. Yang masih Jisung tidak mengerti sampai sekarang itu, kenapa harus sepagi ini?
Shuttt.... Diam-diam saja, ya? Jisung tidak mandi tadi. Well, kecuali kalau berdiri dibawah kucuran shower dengan mata tertutup setengah sadar tanpa menggunakan sabun ataupun shampoo terhitung mandi.
"Jin, kita mau kemana, sih?".
"Ke pantai, lah,".
"Ke pantai kok jam segini?".
"Kata Chris sama Changbin, pemandangan sunrise disana bagus. Felix aja suka, lo juga pasti suka,".
"Tapi gue kan, nggak suka yang kayak begituan,".
CKIIITTT...
Mobil berhenti mendadak. Jisung terlempar kearah depan beberapa senti. Kalau dia tidak menggunakan sabuk pengaman, sudah dapat dipastikan dia akan membentur kaca depan.
Beruntung tidak ada yang melintas di jalanan, jadi berhentinya mobil hitam itu ditengah jalan tidak akan mengganggu siapa-siapa.
"Lo kenapa berenti mendadak, Jin!?".
Bukannya menjawab pertanyaan dari Jisung barusan, Hyunjin malah balik melempar pertanyaan. "Lo nggak suka sunrise!?".
"Yang bilang gue suka siapa? Udah, ah! Lanjut jalannya. Nanti ngeganggu yang lain,".
Mobil pun kembali melaju. Tidak ada yang membuka percakapan sejak pertanyaan terakhir tadi. Jisung yang sedang berusaha menahan kantuk, dan Hyunjin yang sedang mengomel di dalam hati.
"Siapa sih, yang nggak suka sunrise? Percaya sama gue, Jisung pasti suka. Felix suka juga soalnya,". Jawaban dari Chris saat Hyunjin bertanya semalam terus berputar-putar didalam kepalanya.
"Sung?".
"Kenapa?".
"Lo nggak suka sunrise, kenapa minta ke pantai?".
Jisung yang sedang dalam mode 'setengah maung' karena mengantuk, mencubit pinggang Hyunjin dengan lumayan keras. Mengakibatkan Hyunjin berteriak kesakitan.
"Pantai kan nggak cuma tentang sunrise! Gue pengen ke pantai karena pengen bangun istana pasir, sama main banana boat dan kawan-kawannya,".
"Tau gitu gue ajak lo ke Ancul aja," Kata Hyunjin sambil mengusap-usap pinggangnya yang masih terasa nyeri.
"Lah? Emang kita sekarang bukan mau ke Ancul?".
"Bukan,".
"Terus sekarang kita mau kemana?".
"Rahasia,".
Jisung menatap Hyunjin tajam. Yang sayangnya tidak terlihat karena gelap. "Kasih tau, nggak!? Gue ngantuk, udah capek mikir. Jadi nggak ada rahasia-rahasiaan,".
"Lo tidur aja. Nanti gue bangunin kalo udah mau nyampe. Biar lo liat sendiri aja,".
"Emang nggak papa?". Nada bicara Jisung yang aslinya galak, berubah menjadi nada khawatir.
Hyunjin yang menyadari perubahan nada itu, tersenyum. "Ya gapapa lah, hun,".
"Lo gapapa sendirian? Maksud gue, nggak ada temen melek yang bisa diajak ngomong?". Terselip nada khawatir di pertanyaan Jisung barusan.
Hyunjin meraih tangan kanan Jisung dengan tangan kiri yang tidak memegang setir, lalu menggenggamnya dan mengusap-usapnya dengan ibu jarinya.
"It's ok. Tidur aja. Nanti gue bangunin kalo udah nyampe,".
"Mmm... Yaudah kalo gitu. Gue tidur dulu, ya?".
Hyunjin mencium punggung tangan Jisung, lalu kembali mengusap-usapnya. "Sweet dream, hun,".
---
Chapter nya kuputus disini y... niatnya chapter ke pantai ini mau dibikin 1 chapter aja. Tapi ternyata kepanjangan. Jadi dibikin sekitar 2 atau 3 chapter. Gapapa, kan? Hehe.
With Luv,
Felly
[24082020-08:51]
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlalu Manis [HyunSung]
Fanfiction[END] Ini tentang Hyunjin, Jisung, dan segala tingkah 'terlalu manis' mereka. 'Lo tau apa persamaan Hyunjin-Jisung sama teh yang kebanyakan gula? Sama-sama terlalu manis dan bikin eneg'-Felix --- I try to make this as fluffy, or maybe cheesy as poss...