3. Heart and Heat

2.2K 305 70
                                    


Jisung melepas helmnya dengan terburu-buru. Saat di Indoapril tadi dia sudah berusaha memilih roti dengan cepat dan memakannya dengan cepat juga karena takut terlambat. Tapi tetap saja dia baru sampai di sekolah beberapa detik sebelum bel sekolah berbunyi.

"Sung, sorry," Kata Hyunjin.

Jisung mengerutkan keningnya bingung. "Kenapa minta maaf?".

"Karena kita hampir terlambat, mungkin?".

"Bukan salah lo, Jin. Tadi kan ada kecelakaan, macet. Wajar kalo terlambat,".

"Woy! Buruan, woy! Upacara udah mau mulai masih aja romantis-romantisan!" Kata laki-laki jangkung yang baru saja memarkirkan motor berwarna biru tua miliknya disamping motor Hyunjin. Laki-laki itu Guanlin.

Hyunjin dan Jisung pun segera berlari menuju lapangan sekolah yang sudah ramai.

Ketika sudah dekat dengan lapangan, tangan Jisung ditahan. Jisung menoleh. Menatap Hyunjin dengan tatapan 'kenapa-lagi-Jin?'.

Hyunjin tidak menjawab. Dia hanya menatap Jisung dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dan tiba-tiba saja Hyunjin melepaskan dasinya.

"Jin! Kok lo ngebuka dasi!? Upacara udah mau mulai, Jin!".

Tanpa memperdulikan omelan Jisung barusan, Hyunjin berjalan mendekati Jisung lalu memasangkan dasinya di kerah seragam laki-laki berwajah imut didepannya. "Lo nggak pake dasi. Bisa-bisa lo di jemur,".

Jisung menunduk untuk melihat seragamnya, dan benar apa kata Hyunjin. Dia tidak memakai dasi. Bagaimana Jisung bisa lupa tidak memakai dasi, ya?

"Terus lo gimana, Jin? Nanti lo yang dijemur, dong!" Tanya Jisung dengan raut wajah khawatir.

"Gue mah, gampang, hun. Dijemur doang. Asal lo senyum sepanjang upacara, gue nggak papa," Kata Hyunjin sambil mengusak rambut Jisung.

"Bucin boleh, goblok jangan,".

Hyunjin nyengir. Ucapan Seungmin barusan benar-benar tajam dan menusuk dirinya.

Berbeda dengan Hyunjin yang memberikan cengiran, Jisung malah bertanya-tanya sendiri. Bagaimana bisa Seungmin mendengar percakapannya dengan Hyunjin? Mereka berdua kan, berdiri sekitar 5 meter dari tempat murid-murid berbaris. Mereka juga tidak berbicara dengan volume yang menggelegar.

"Udah lo sana gabung sama yang lain," Kata Hyunjin sambil mendorong pundak Jisung dengan lembut.

"Nggak papa, nih?".

"Nggak papa. Kan udah gue bilang tadi, asalkan lo senyum, gue nggak papa,".

"Kan udah gue bilang, bucin boleh, goblok jangan!". Lagi, Seungmin mengingatkan Hyunjin. Entah itu termasuk mengingatkan atau tidak, kita anggap saja Seungmin sedang mengingatkan.

"Jadi nggak papa?" Tanya Jisung ragu.

"Go, hun,".



Rasanya, keputusan Jisung untuk mengikuti apa kata Hyunjin adalah sebuah kesalahan yang sangat besar. Karena sekarang Jisung malah mati-matian menahan malu karena tingkah konyol Hyunjin didepan sana. Setiap ada kesempatan, laki-laki yang sebenarnya sedang dijemur karena atribut sekolah yang tidak lengkap itu akan melakukan hal-hal yang aneh-aneh. Seperti memberikan kedipan-kedipan menggoda, membuat heart sign dengan jari maupun tangan, bahkan ber-aegyo.

Kalau banyak murid yang terpesona dan menganggap apa yang dilakukan oleh Hyunjin untuk Jisung didepan sana itu romantis, Jisung tidak. Dia benar-benar malu. Kalau tau akan seperti ini, lebih baik tadi dia dijemur saja.

"Pst! Jisung! Woy!".

Jisung menoleh ke belakang, ke arah datangnya bisikan tadi.

"Liat ke depan," kata Jeno.

Jisung pun melihat kearah depan. Tampak Hyunjin mengatakan sesuatu kepada dirinya, tapi Jisung tidak mengerti.

Setelah mencerna agak lama, Jisung akhirnya mengerti. Dari tadi, Hyunjin mengatakan 'senyum Hwang Jisung,'.

Dan permintaan itu berhasil membuat Jisung refleks tersenyum dengan semburat tipis berwarna kemerahan di pipinya.


Hyunjin sudah tidak melakukan hal yang aneh-aneh lagi didepan sana sejak Jisung tersenyum. Laki-laki bermarga Hwang itu berdiri diam layaknya anak-anak lain. Normal sekali.

Tapi menurut Jisung, itu bukanlah sesuatu yang normal. Itu malah aneh. Entah kenapa firasat Jisung tidak enak. Hyunjin hanya sarapan susu dirumahnya, dia menolak untuk makan saat mampir di Indoapril tadi. Dan cuaca hari ini juga cerah sekali. Matahari bersinar sangat terik padahal baru pukul 8 lewat. Jisung takut Hyunjin kenapa-kenapa.

Dan benar saja, tidak sampai 10 menit, Hyunjin tumbang. Dia jatuh menimpa murid laki-laki yang berada didepannya.

Bukannya panik atau apa, Jisung yang melihat kejadian itu secara live malah dengan kurang ajarnya membatin, "Kalo Hyunjin roboh kayak gitu keliatannya kayak pohon kelapa roboh, ya,".

Felix menyikut lengan Jisung pelan. "Cowok lo malu-maluin banget, sih, Sung. Tadi ngasih lope-lope kayak nggak ada besok. Sekarang pingsan karena kepanasan,".

"Nggak tau. Nggak kenal gue sama yang modelan begitu," Kata Jisung dengan wajah flat.


---


13 July 2020

With Luv,

Felly, yang mulai mikir buat ngubah judulnyajadi 'Terlalu Aneh'

Terlalu Manis [HyunSung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang