Hyunjin membuka pintu kelasnya dengan cepat, lalu menyapukan pandangannya ke penjuru kelas. Mencari sosok berpipi chubby yang sudah tidak ia temui sejak kemarin. Dan tidak sampai 5 detik, ia berhasil menemukannya. Jisung tampak sedang asyik mengobrol dengan Felix.
Tanpa berpikir panjang, Hyunjin segera menghampiri Jisung. "Hun, lo tadi berangkat sama siapa?" Tanya Hyunjin ketika dirinya sudah berdiri tepat disebelah Jisung.
Jisung tampak diam sesaat, lalu menjawab dengan riang, "Tadi sama Felix! Tumben-tumbenan dia mau ngejemput gue. Mana langsung mampir sarapan lagi,".
Hyunjin bernapas lega. Ia kira Jisung berangkat dengan 'orang lain'. Karena sepanjang dunia SMA mereka, tidak ada sejarahnya Jisung berangkat tidak dengan Hyunjin. Kecuali kalau Hyunjin sakit—dan itu adalah momen langka.
Setelah merespon jawaban Jisung dengan 'oh' panjang, Hyunjin tersenyum sambil mengusak rambut Jisung. Dan akhirnya pergi menuju tempat duduknya.
Alangkah terkejutnya Hyunjin melihat tempat duduknya. Lebih tepatnya: teman tempat duduknya. Biasanya, teman duduknya adalah Jisung. Tapi kenapa sekarang malah Mark, yang sedang tidur dengan pulas!?
"Heh, pirang! Lo ngapain disini!?" Tanya Hyunjin sambil mendorong pundak Mark yang sedang membuat pulau dengan air liurnya.
Mark yang terkejut pun hanya bisa merespon dengan 'hah? Hah?'.
"Lo kenapa duduk disini?" Ulang Hyunjin.
Setelah menunggu beberapa detik, kesadaran Mark pun akhirnya tiba. "Lo nanya apa tadi?".
Dengan perasaan geli yang bercampur aduk dengan perasaan jengkel, Hyunjin mengulang pertanyaannya untuk yang ketiga kalinya.
"Oh... Tadi gue disuruh tukeran tempat duduk sama Jisung. Nggak tau kenapa,".
Jawaban dari Mark berhasil membuat Hyunjin mengerutkan keningnya bingung. Ia segera menghampiri Jisung dan menanyakan apa itu benar.
"Iya. Gue yang ngajak tukeran. Gue mau nyontek sama Felix, soalnya. Pengen ngobrol-ngobrol juga sama si burik," Jelas Jisung.
Hyunjin sebenarnya tidak begitu percaya dengan alasan Jisung tadi. Karena seumur-umur dia mengenal Jisung, Jisung tidak pernah menyontek kecuali ketika ujian mendadak, karena Jisung tergolong murid yang pintar. Dan mengobrol dengan Felix? Alasan macam apa itu?
Tapi karena tidak ingin membuat keributan di kelas—dan karena guru sudah datang, Hyunjin memilih untuk percaya lalu kembali ke tempat duduknya.
"Pagi, semua... Gimana kabar kalian pagi ini?" Sapa guru mereka pagi ini: Pak Haji Chanyeol.
Semua menjawab dengan semangat. Maklum, murid-murid memang senang jika diajar oleh Pak Haji Chanyeol. Laki-laki berusia hampir 40 tahun itu memang humoris dan akrab dengan murid-murid.
"Bapak absen dulu, ya, karena kayaknya ada yang nggak hadir hari ini," Kata Pak Haji Chanyeol sambil membolak-balik halaman buku absen.
Murid-murid kelas itu saling melempar tatapan bertanya. Siapa yang tidak hadir? Bukannya mereka sudah lengkap?
"Ini nih, yang nggak hadir. Han Jisung. Nggak hadir, ya?".
Satu kelas kebingungan. Apalagi Hyunjin.
"Jisung kenapa nggak hadir, mble?" Tanya Pak Haji Chanyeol ke Hyunjin. Guru itu memang selalu memanggil Hyunjin dengan 'memble'. Katanya, untuk membedakan dengan hyunjin-hyunjin yang lain di sekolah itu—padahal murid yang namanya Hyunjin hanya satu.
"Han Jisung hadir, Pak!".
Itu bukan jawaban Hyunjin, tapi Jisung.
"Oh... Kamu pindah tempat... Pantas nggak kelihatan. Kenapa pindah, Jisung? Marahan sama Hyunjin?".
Hampir satu kelas melongo' tak percaya mendengar tebakan Pak Haji Chanyeol yang sangat tepat. Mereka semua menyaksikan perang tidak langsung yang kemarin terjadi antara Jisung-Jeno-Ryujin-Hyunjin yang di Instakilo, jadi wajar kalau mereka tau. Tapi Pak Haji Chanyeol juga tau? Itu aneh.
"Kita nggak marahan, Pak," Jawab Hyunjin.
"Shut...! Saya nggak nanya kamu. Saya nanya Jisung,".
Setelah menghembuskan napas panjang, Jisung pun menjawab, "Saya nggak marahan sama Hyunjin, Pak,".
"Terus ini kenapa nggak duduk bareng? Putus?".
Jisung tersenyum tipis. "Saya bukan pacarnya, Pak,".
"Kalau lagi kesel, jangan langsung bilang 'putus', Sung... Bisa nyesel kamu. Kayak si Alin tuh, yang dulu putus sama Kakak Gemoy. Siapa tuh namanya? Oh iya, Jihoon. Udah mupon belum, Lin??".
Di tempatnya Guanlin tersenyum kecut. Kenapa harus dia yang dibawa-bawa?
"Pacarnya Hyunjin itu Ryujin, Pak. Anak kelas 11-1,".
"Ya sudah, kalau begitu," Kata Pak Haji Chanyeol. "Kalau kamu emang nggak pacaran sama si memble, bapak doain semoga cepet pacaran. Lumayan, Bapak bisa ditraktir. Tapi kalo ternyata 'rumah tangga' kalian sekarang lagi panas, jangan lupa baikan,".
Jisung merotasikan matanya, lalu tersenyum kecil. Gurunya ini memang suka aneh-aneh.
"Oke. Karena semua sudah hadir, ayo kita mulai pelajaran hari ini. Buka buku paket kalian...".
Jisung membuka buku paketnya dengan tenang. Berusaha untuk tidak memedulikan Hyunjin yang sedari tadi menatapnya dengan tajam. Jisung tau kok, Hyunjin tidak akan melakukan hal yang lebih dari 'menatap dengan tajam'. Karena, memangnya Hyunjin punya hak apa untuk marah?
---
Eyyo...
Mo tanya, bentar lagi kan Terlalu Manis tamat nih, paling tinggal beberapa chapter lagi... Kira-kira kalo aku buat cerita ChanLix tapi side pairing nya HyunSung kalian mau baca nggak?? Maacih...
With Luv,
Felly
[22092020-04:15]
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlalu Manis [HyunSung]
Fanfiction[END] Ini tentang Hyunjin, Jisung, dan segala tingkah 'terlalu manis' mereka. 'Lo tau apa persamaan Hyunjin-Jisung sama teh yang kebanyakan gula? Sama-sama terlalu manis dan bikin eneg'-Felix --- I try to make this as fluffy, or maybe cheesy as poss...