Yang kemarin minta konflik... Silahkan dinikmati request-an nya... ehehe
---
Mobil HR-F milik Hyunjin berhenti didepan rumah dengan dinding berwarna abu-abu. Hyunjin menatap rumah itu agak lama, lalu tersenyum tipis. Sudah lama dia tidak kesini. Terakhir kali mungkin sekitar tiga minggu yang lalu.
Hyunjin mengeluarkan ponselnya dari saku celana, menyalakannya, lalu membuka salah satu aplikasi untuk chatting. Jari-jari Hyunjin menari dengan lincah diatas layar, mengetikkan dengan singkat kalau dia sudah sampai. Tapi akhirnya, dia memutuskan untuk menghapus hasil ketikannya lalu keluar dari mobil. Dia memutuskan untuk menghampiri pemilik rumah ini langsung.
Setelah memencet bel dua kali, pintu rumah itu pun terbuka. Menampilkan seorang gadis yang cantik. "Udah siap, Ryu?" Tanya Hyunjin.
Gadis yang di panggil 'Ryu' itu pun mengangguk dengan semangat. "Ayo!".
---
Tidak terasa, jam sudah menunjukkan pukul enam sore. Seharian ini, Hyunjin benar-benar menghabiskan waktunya dengan Ryujin. Mereka menaiki berbagai wahana di Hutanland, dari yang ekstrem, sampai yang biasa saja. Sekarang, mereka berdua sedang mengantri untuk menaiki salah satu wahana yang memiliki antrian yang sangat panjang. Tidak lain dan tidak bukan: Bianglala. Tau, kan? Wahana yang biasa dinaiki orang-orang yang berpacaran. Eh, salah. Wahana yang bisa membuat kita menyaksikan pemandangan, maksudnya.
Setelah menunggu 15 menit, akhirnya giliran mereka berdua untuk menaiki bianglala.
Langit yang sudah mulai gelap dan lampu-lampu yang sudah mulai dinyalakan membuat pemandangan menjadi sangat indah. Ryujin saja sedari tadi terkagum-kagum sendiri.
"Lo suka pemandangan?" Tanya Hyunjin.
Ryujin mengangguk. "Iya. Gue suka, Kak. Gue suka ngeliat langit kalo udah gelap,".
"Kalo Jisung ada disini, dia pasti lebih milih buat naik roller coaster sekarang. Menurut dia, main roller coaster jam segini itu seru," Kata Hyunjin, diakhiri dengan senyuman yang tipis. Dia jadi merasa menyesal tidak membawa laki-laki berpipi gembil itu kesini.
"Kak Jisung nggak suka naik bianglala?" Tanya Ryujin. Hanya sekedar pertanyaan basa-basi sebenarnya. Tapi Hyunjin malah menjawab panjang lebar. Ryujin jadi menyesal sudah bertanya.
"Iya. Jisung nggak terlalu suka bianglala. Dia oke-oke aja kalo diajak naik ini, tapi dia lebih seneng yang macu adrenalin. Kemaren aja waktu ke pantai, dia sempet ngambek karena—,".
"Lo kemaren ke pantai, Kak?".
Hyunjin mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu tersenyum kikuk. Karena menceritakan Jisung, dia jadi kelepasan berbicara. Padahal niatnya dia tidak akan menceritakan itu ke Ryujin. "Iya. Kemaren hari Sabtu gue ke pantai,".
Ryujin mendesah kecewa. "Kenapa nggak sama gue aja?".
"Sorry, Ryu. Kemaren si Jisung pengen banget ke pantai soalnya,".
Ryujin tersenyum nanar lalu menatap jauh kearah langit yang sudah gelap. "Iya, sih. Gue kan cuma 'selingkuhan' lo doang, Kak. Kak Jisung levelnya jauh lebih tinggi dari gue. Gue berharap terlalu banyak ke Kak Hyunjin kayaknya,".
Hyunjin yang merasa bersalah pun membawa Ryujin masuk ke dalam pelukannya. "Maafin gue, Ryu,".
"Bukan salah lo, kok, Kak," Kata Ryujin sambil menggeleng. "Toh, dari awal juga Kak Jisung emang way more important than me. Gue sadar itu,".
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlalu Manis [HyunSung]
Fanfiction[END] Ini tentang Hyunjin, Jisung, dan segala tingkah 'terlalu manis' mereka. 'Lo tau apa persamaan Hyunjin-Jisung sama teh yang kebanyakan gula? Sama-sama terlalu manis dan bikin eneg'-Felix --- I try to make this as fluffy, or maybe cheesy as poss...