18 - the reason

789 142 145
                                    

❞bab delapan belas❞•ceartas•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❞bab delapan belas
ceartas


DOR! 

DOR! 

Suara tembakan dari arah belakang terdengar nyaring, empat peluru sukses bersarang di langit-langit gudang sebelum Haechan sempat menekan pelatuknya.

"Sialan," umpat Seungmin ketika sadar itu bukan suara tembakan dari pistol yang digenggam oleh Haechan. 

Begitu suara tembakan terdengar Chenle langsung mendekap Chaewon yang ketakutan mendengarnya. 

"Jangan ada yang bergerak!"

Haechan tersenyum lega begitu mendengar suara Pak Chan, ia menebak beliau datang bersama timnya. Segera dijatuhkannya pistol yang tadi diberikan Seungmin untuk menembak apel di atas kepala Renjun. 

Seungmin menatap tajam para pasukan yang sedang mengepung di setiap pintu keluar.

"Haha, merasa hebat kalian berhasil nolongin anak-anak ini? Saat Jiheon butuh bantuan, pada kemana? Gampang banget kalian lepas pelakunya, cuma karena uang!" 

Dirinya masih dendam dengan mereka yang tidak menghukum pelaku pembunuhan adik kesayangannya itu hanya karena uang sialan. 

"NYAWA ADIK GUE SEHARGA UANG YANG DIKASIH JANG HYERA? IYA?!" Bentakan Seungmin memenuhi ruangan itu. Kedua matanya berkaca-kaca karena amarah yang semakin memuncak, ia jelas tidak terima mengingat bagaimana nasib adik semata wayangnya itu diinjak-injak begitu saja dulu.

Pak Chan segera memberi perintah untuk menangkap para pelaku dan membawa para korban penyekapan menuju rumah sakit sebelum keadaan tidak terkendali. Chaewon hanya pasrah saat dirinya diborgol oleh petugas wanita, jika ia mencoba kabur pun percuma. Tidak mungkin Chaewon pulang dalam kondisi seperti ini. Sudah pasti orang tuanya tidak akan mau mempunyai anak seperti dirinya. 

Sementara Chenle ia tak bereaksi apapun, hanya menatap datar dua petugas yang memborgolnya, dan menurut saat dirinya ditarik menuju mobil petugas. "Lepasin gue, sialan!" Seungmin memberontak ketika kedua tangannya akan diborgol. 

Karena Seungmin yang terus memberontak, Pak Chan terpaksa menyuruh rekannya yang sedang kesusahan menangkap Seungmin untuk menyuntikkan cairan penenang.

Cairan penenang itu sudah berada didalam tubuh Seungmin, membuat badannya lemas dan tak mampu untuk memberontak lagi. Seungmin marah pada dirinya sendiri. Kenapa ia tidak bisa melawan orang-orang ini? Melawan para oknum yang sudah membuat pelaku hidup enak sementara Jiheon tersiksa sampai diakhir hidupnya. 

"Jiheon  ... "

"Abang minta maaf enggak bisa jaga kamu."

"Bahkan abang enggak ada di samping kamu disaat kamu membutuhkan sosok keluarga."

CEARTAS ft. 00-04 line | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang