•ceartas•
Laki-laki itu menghentikan mesin motornya tepat di depan rumah megah seseorang, netranya melirik ke arah jendela kamar yang terletak di lantai dua, rupanya tirai jendela tersebut masih ditutup. "PUNTEEEN!""SAYURNYA, TEH, SAYURNYA!" teriaknya tidak tahu malu, biarkan saja kalau ada tetangga yang protes.
Beberapa sekon setelahnya, tirai di jendela lantai dua disibak oleh sang empu, menampilkan wajah seorang gadis yang kini memasang eskpresi jengah. Mata elangnya seolah mengatakan "awas, ya, lo! berisik tahu!"
Gadis Hwang itu segera turun dari kamarnya, kemudian keluar menemui Renjun yang masih setia berdiri di atas jok motor. "Jadi tukang sayur lo sekarang?" ledek Yeji.
"Biar lo langsung keluar, hehe."
"Ya tapi enggak usah malu-maluin juga, dong!"
Sedangkan Renjun hanya cengegesan sambil memberikan helm untuk Yeji kenakan karena mereka akan segera pergi ke suatu tempat. "Buruan pakai, jangan lupa, sampai bunyi klik!"
"Thanks. Btw, mereka sudah sampai di kafe semua?"
"Kayaknya sudah."
"Kalau gitu kita ngebut, biar mereka enggak kelamaan tungguin kita," ujar Yeji, tapi malah ditolak mentah-mentah sama Renjun.
"Enggak boleh, lo baru sembuh, gue juga baru sembuh. Kalau gue ngegas, terus kita kenapa-napa, mau tanggung jawab lo?"
Yeji terkekeh mendengarnya, lantas duduk di atas jok setelah helm berhasil terpasang. "Iya, deh, iya."
"Pegangan," suruh Renjun sebelum mereka benar-benar pergi.
"Kalau Somi marah sama gue gimana? Nanti gue ditimpuk di alam mimpi sama dia, mau?"
"Yang ada, gue ditempeleng arwahnya Hyunjin gara-gara enggak mastiin keselamatan lo. Sudah, jangan ngeyel!"
"Benar juga, sih." Tanpa pikir panjang lagi Yeji langsung memeluk Renjun dari belakang dengan erat, membuatnya terlihat seperti anak lima tahun yang tengah diboncengi oleh ayahnya. "BERANGKAAAAT!" serunya.
Motor yang ditumpangi mereka mulai melaju menjauhi area perumahan, membelah jalanan ibu kota menuju sebuah kafe yang letaknya dekat dengan SMA Mahardika. Kafe itu, dulunya tempat Hyunjin dan Nakyung membeli red velvet cake untuk acara ulang tahun Jaemin.
Sekitar lima belas menit, mereka berdua sampai di depan kafe yang suasananya tidak begitu ramai saat ini, langsung saja Renjun menggandeng tangan Yeji, membawanya masuk ke dalam kafe. Iris cokelatnya menyisir pandangan ke seluruh penjuru ruangan, hingga akhirnya menemukan presensi dua orang temannya yang kini melambaikan tangannya ke arah mereka. "Renjun, Yeji! Sini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
CEARTAS ft. 00-04 line | ✓
Mystery / Thriller[ PART LENGKAP ] ❞On the way to kill you.❞ ft. 00-04 line Tidak pernah terbayang oleh mereka bahwa ada banyak pembunuh yang berkeliaran di sekitar dan tanpa mereka sadari, terror terus berdatangan satu per satu. Berawal dari gagalnya pesta ulang ta...