04 - bye, bestie.

858 200 296
                                    

❞bab empat❞•ceartas•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❞bab empat
ceartas

note : part ini mengandung kekerasan.

Chaeryeong memapah tubuh Nakyung untuk keluar dari ruangan Jaemin. Karena hasil keputusan polisi sudah keluar, jadi mereka harus ke kantor polisi sekarang.

Tapi sebelum benar-benar pergi dari ruangan, Nakyung melirik mayat kekasihnya sekilas, “aku janji, orang yang udah buat kamu ninggalin aku, bakal dipenjara seumur hidup, walaupun itu temen kamu sendiri,” ujarnya tanpa keraguan.

Mereka semua pergi meninggalkan gedung rumah sakit dan berangkat menuju kantor polisi. Tidak butuh waktu lama untuk mereka sampai ke tempat tujuan, kini langkah mereka membawa kehadiran mereka menuju sebuah ruangan yang terdapat Pak Chan di dalam, pria itu tampak sedikit sibuk merapikan berkas-berkas penyidikan.

Pintu ruangan dominan krem itu dibuka oleh salah satu polisi, mereka dipersilahkan masuk dan duduk di sofa yang tersedia. “Ah, akhirnya kalian datang juga,” Pak Chan menyambut dengan senyuman kecil.

Nakyung tidak begitu memedulikan basa-basi Pak Chan, ia langsung menagih pernyataan dari proa tersebut. “Bagaimana hasilnya? Hyunjin bersalah ‘kan?”

“Tenang dulu, saya tidak bisa memberikan penjelasan kalau Anda tidak mau mendengarkan dengan tenang,” tegur Pak Chan.

T

anpa membuang waktu lagi, Pak Chan mengeluarkan sebuah zip lock berisi struk yang sebelumnya telah diserahkan oleh Chaeryeong. “Hasil menyatakan Hyunjin tidak bersalah, sesuai dengan buk—”

“Apa maksudnya enggak bersalah? Jelas-jelas dia yang sudah meracuni Jaemin, Pak!” sela Nakyung begitu saja.

“Sekali lagi saya katakan, tolong jangan potong ucapan saya.”

Nakyung kembali membisu, Chenle membisiki gadis itu untuk diam dan tidak bertindak gegabah, kalau Nakyung bersikeras menuduh Hyunjin, bisa-bisa Nakyung yang akan dicurigai oleh Pak Chan.

“Dari bukti yang saya temukan, Hyunjin tidak bersalah. Tidak ada sidik jari Hyunjin di struk bukti pembelanjaan sianida yang digunakan untuk meracuni korban,” jelas Pak Chan dengan menunjukan selembar struk di tangannya yang menggunakan sarung tangan.

“Saya juga sudah menuju rumah Jaemin melihat CCTV yang terpasang, presensi Hyunjin terlihat dengan jelas, dan ia tidak melakukan gerak-gerik yang mencurigakan. Ah, satu lagi, di struk bukti pembelanjaan sianida itu, tertera nama Tuan AngMort, 228,” lanjut Pak Chan.

“Apa? Tuan Angkot?” sahut Haechan asal. Huh, mungkin telinganya sedikit bermasalah.

“AngMort,” koreksi Pak Chan.

CEARTAS ft. 00-04 line | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang