❞bab sepuluh❞
•ceartas•
Seorang gadis tengah termenung menatap langit-langit kamarnya dengan cat ungu pastel yang mendominasi kamar tersebut. Ia tampak lelah dengan semua kejadian buruk yang datang tanpa permisi.
Tangannya mencoba meraih bingkai dengan potret seorang lelaki yang sampai saat ini masih singgah di hatinya, ujung bibir gadis itu alun-alun terangkat, membentuk lengkungan bak bulan sabit yang manis, direngkuhnya figura tersebut dengan perasaan rindu yang bergejolak.
"Maaf ...."
Tidak ada kata lain selain maaf yang dapat ia ucapkan untuk sosok yang membuat dirinya kacau selama beberapa hari ini. Jemarinya segera mengusap air mata yang lolos dari pelupuk matanya, lantas meletakkan kembali figura itu di atas nakas tempat tidur.
Kepalanya menoleh kala menyadari suara notifikasi yang muncul dari ponsel, ia kemudian mengambil handphone miliknya dan membaca notifikasi yang ia dapat beberapa menit yang lalu.
KREDIT Rp 25.000.000,00 rek. 28X982 08/20 02:30:35
"Bodoh."
"Menurut lo uang bakal bisa ngebunkam mulut gue? Haha, nggak." Terdengar tawa hambar dan isakan yang keluar dari bibir gadis itu.
"Gue nggak mau uang yang lo kasih. Yang gue mau Jaemin dapet keadilan, Zhong Chenle," Nakyung menatap sengit layar handphone yang masih menampilkan notifikasi M-banking.
Nakyung menghapus air mata yang masih berkumpul di pelupuk matanya, beralih dengan bergegas menuju aplikasi recorder yang ada di handphone-nya. Mengecek sesuatu yang sudah ia rencanakan.
26 Aug, 02:15 AM
"Gotcha, rekaman gue ternyata ke-save dengan aman," Ucap Nakyung dengan seringai yang terlihat jelas diwajahnya.
"Rekaman ini harus segera gue kasih ke Pak Chan, gue kirim aja kali, ya?"
Gadis dengan marga Lee itu terburu-buru membuka roomchat detektif yang menangani kasus ini. Baru saja ingin mengirim rekaman tersebut tetapi gerakannya terhenti.
"Nggak, gue harus ketemuan langsung sama Pak Chan. Bisa aja 'kan handphone gue dibajak? Tapi kalau ketemuan buat ngasih bukti, resiko gue mati juga tinggi," Nakyung kembali berperang dengan pikirannya, ia mengacak rambutnya frustasi.
"ARGH, GUE HARUS GIMANA?" teriak Nakyung, kalut.
Setelah lumayan lama berperang batin dan pikiran akhirnya Nakyung memutuskan untuk bertemu dengan Pak Chan dan memberikan langsung sebuah bukti rekaman suara dari salah satu komplotan pembunuh itu.
Namun, tanpa disadari seseorang dengan kacamata hitam bersama seringai yang tercipta diwajahnya tengah memperhatikan gadis Lee dari kejauhan. "Predator nggak akan semudah itu melepas mangsanya, Lee Nakyung."
KAMU SEDANG MEMBACA
CEARTAS ft. 00-04 line | ✓
Mistério / Suspense[ PART LENGKAP ] ❞On the way to kill you.❞ ft. 00-04 line Tidak pernah terbayang oleh mereka bahwa ada banyak pembunuh yang berkeliaran di sekitar dan tanpa mereka sadari, terror terus berdatangan satu per satu. Berawal dari gagalnya pesta ulang ta...