°Bab 18° (Tidak jadi)

9 3 0
                                    

Author pov.

'Apa ini waktu yang pas buat nembak Hanna, apa harus detik ini juga, apa mungkin Hanna menerima' -batin Raffa.

Hanya perkataan itu lah yang ada di hati Raffa, pertannyaan yang entah akan di jawab oleh siapa.

Lalu Raffa pun memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya terhadap Hanna.

"Han aku mau ngomong sesuatu sama kamu". Ucap Raffa.

"Hmm... Ngomong apa". Tanya Hanna kepada Raffa, Hanna bingung kenapa Raffa terlihat sangat serius.

"Hmm... Sebenernya...". Raffa agak ragu untuk mengungkapkannya lalu dia menggantungkan pembicaraan ini.

Trriiinnnnggggg...(dering ponsel)

"Hmm... Sebentar ya fa ada telfon dari mamah". Jawab Hanna yang langsung mengangkat telfon dari mamahnya.

"Halo mah kenapa"

"..."

"Aku lagi istirahat dulu di taman mah"

"..."

"Iya nanti aku segera pulang"

"..."

"Iyaa mah"

"..."

"Iyaa mamah byeee"

Hanna pun memutuskan sambungan telfon dari mamahnya dan lalu berpamitan kepada Raffa.

"Hmm... Fa aku pulang ya, mamah bilang jangan lama lama di tamannya". Izin Hanna kepada Raffa.

"Ta-tapi Han aku belum selesai ngomongnya"

"Yasudah nanti lanjut di chat aja ya, maaf ya fa aku buru-buru"

"Yasudah". Ucap Raffa dengan muka datar.

Lalu Hanna pun berjalan pergi meninggalkan Raffa sendiri di taman itu.

'Mungkin ini bukan waktu yang tepat'. -batin Raffa.

Rasa sedih di sertai dengan kekecewaan yang saat ini Raffa rasakan.

***

Publish^•^
Makasih kalian udah baca sejauh ini^∆^
Jangan lupa vomment ya^~^
Lanjut ke bagian selanjutnya>,<

&quot;Dua Hati&quot;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang