set

330 63 14
                                    

"Ekhem, maaf nih ya. Emang kalian siapa?"

Pertanyaan yang keluar dari mulut si gadis sukses meraih atensi Jaemin beserta yang lain. Tiga orang menatap si gadis dengan tatapan tidak percaya. Hanya Renjun yang terlihat tenang, seakan tahu kalau si gadis memang tidak mengenali mereka.

"Tuh kan! Enggak kenal dia sama kita. Lagian cuma kenalan juga, enggak susah 'kan?" sahut Renjun.

Donghyuck dengan ragu bersua, "Tapi...masa sih kamu enggak tahu kami? Kami terkenal loh!"

"Iya benar! Bahkan kayaknya seluruh dunia tahu siapa kami," tambah Jeno.

"Ya udah sih kalau dia enggak kenal kita. Enggak penting juga!" ketus Jaemin.

Jaemin langsung pergi dari dapur tanpa mengucapkan sepatah kata yang lain. Meninggalkan Hina bersama ketiga temannya.

"Maafin Jaemin ya! Dia kalau marah emang gitu, kayak bocah. Ya udah kenalin, aku Jeno," seru si lelaki bermata sipit.

"Aku Donghyuck. Tapi biasanya orang-orang manggil aku Haechan. Kita anggota NCT Dream, boygroup. Tahu enggak?"

Hina menatap bergiliran antara Donghyuck, Renjun, dan Jeno. Hina berharap bahwa ia tahu, tapi pada akhirnya menggeleng. Ia benar-benar tidak tahu apapun mengenai boygroup. Walaupun misalnya ada satu dua lagu yang diputar selama Hina siaran, ia tidak begitu mengambil pusing karena lagu-lagu yang diputar merupakan susunan Yoon Park selaku produser.

"Maaf ya aku enggak tahu. Oh iya, namaku Gong Hina. Aku yang bakal bantu-bantu selama kalian liburan di sini hingga dua minggu kedepan. Salam kenal," sahut Hina.

"Kamu salah mah kalau bilang ke kita. Ini rumahnya Jaemin, jadi harusnya kamu ngomong ke dia," balas Jeno.

Hina mengangguk paham. Seperti dugaannya, Jaemin adalah orang yang mama-nya maksud.

Hina lalu menatap ke arah luar dapur. Tanpa sadar ia kerucutkan bibirnya, perasaan bersalah pada lelaki yang wajahnya ia sembur itu masih ada. Semarah apa si Jaemin itu sampai-sampai memilih pergi sebelum masalah selesai?

ting tong, ting tong

Suara bel rumah berbunyi, membuat Hina yang sempat linglung langsung berlari menuju pintu rumah. Hina berlari begitu cepat, membuat Jaemin yang hendak membuka pintu berhenti melangkah.

"Siang Hina-ssi." Ternyata tukang bersih-bersih kolam renang yang tiba.

"Oh siang ahjussi! Ayo masuk dulu, saya antar ke belakang," balas Hina.

Hina mengantar dua orang tukang menuju halaman belakang, mengundang rasa penasaran pada Renjun, Jeno, dan Donghyuck saat orang-orang itu melewati dapur.

Jangan tanya soal Jaemin. Ini adalah rumahnya, jadi ia sudah tahu apa saja isi rumah tersebut. Ia juga tidak ada ketertarikan untuk mencari tahu apa yang gadis itu lakukan. Jaemin lebih memilih bermain basket di ruang tengah.

Jaemin hidupkan kembali mesin permainan basket. Setelah menekan tombol untuk menurunkan bola, Jaemin mulai bermain. Awalnya santai, lama-lama terlihat sekali Jaemin tengah menahan emosinya.

Sudah Jaemin katakan bukan kalau dia tidak suka ke Ansan. Karena ia pasti akan bertemu dengan si pemilik mata bulat. Gadis yang merupakan cinta pertama Jaemin.

Iya.

Gong Hina yang tadi menyembur wajahnya itu adalah cinta pertama Jaemin. Hina tak perlu memperkenalkan diri, karena Jaemin langsung tahu saat bertatapan dengan si gadis.

Namun yang lebih menyebalkan daripada disembur tepat di wajah adalah Hina tidak mengenal tentang dirinya. Mengenal Jaemin sebagai salah satu idol populer saja tidak, apalagi jika disuruh mengingat siapa sosok Jaemin sesungguhnya. Ini alasan yang membuat Jaemin kesal dan memilih pergi dari dapur.

00's Next Door ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang