Dua orang gadis terlihat kebingungan saat berada di satu jalan berisi rumah-rumah berukuran cukup besar. Mereka hendak mencari sebuah rumah, tapi tidak tahu mana rumah yang akan mereka tuju.
"Kamu yakin rumahnya yang ini Ning?" tanya gadis yang lebih tua.
"Aduh enggak tahu juga Yiyang-jie! Ini aku dapat alamat dari manajer Renjun-ge. Tapi waktu aku mintain foto rumahnya, manajernya enggak mau ngasih tahu. Suruh cari sendiri katanya," balas gadis yang lebih muda bernama Ningning.
Yiyang mendengus sebal. Sudah jauh-jauh dari Jilin untuk mencari saudara sepupunya itu, masa mereka harus berakhir tersesat seperti ini.
Tidak lucu sama sekali.
"Kita cari tempat nginap aja lah dulu, jie. Masa kita mau geret koper kemana-mana gini?" saran Ningning.
Di tengah kebingungan, seorang gadis muncul dan mendekati dua bersaudara itu.
"Halo? Kalian cari rumah siapa?" tanya Koeun, gadis yang baru saja keluar dari rumah dan hendak pergi ke minimarket.
"Ah we want....eh..." Ningning bicara terbata-bata karena Bahasa Inggris-nya yang tidak bagus.
"Kalian dari China?" tanya Koeun dengan Mandarin yang fasih.
"Benar, kami dari China. Woah, senang sekali bertemu seseorang yang bisa berbicara menggunakan bahasa kami. Bahasa Korea kami tidak begitu lancar, Bahasa Inggris juga buruk," sahut Ningning.
"Tidak masalah. Jadi, kalian mau cari rumah siapa?"
"Kami mencari rumah Na Jaemin, tapi bukan dia yang kami cari melainkan Huang Renjun, teman satu grup Na Jaemin. Kami kakak dan adik sepupu Renjun," terang Yiyang.
"Oh! Itu di belakang kalian, rumahnya Na Jaemin. Mau aku bantu antar?" tawar Koeun.
"Apa tidak merepotkan?"
"Tentu saja tidak. Aku tidak sibuk, jadi aku bisa membantu kalian. Yuk, ikut aku!" ajak Koeun.
Rumah Jaemin tidak memiliki pagar fisik, jadi mudah bagi Koeun untuk masuk menyeberangi parkiran dan taman rumah tersebut. Koeun menekan bel saat sudah tiba di depan pintu.
Beberapa saat kemudian, pintu terbuka dan menampilkan sosok Jaemin dengan rambut berantakan. Entah efek dari bangun tidur atau rebahan sambil nonton televisi, Koeun tidak begitu peduli.
"Siapa ya?" tanya Jaemin.
"Hai Jaemin-ssi, aku Koeun yang tinggal di seberang rumah Hina. Begini, ada dua orang perempuan yang mencari Renjun-ssi. Katanya, mereka adalah saudara sepupu Renjun-ssi," terang Koeun.
Jaemin melirik ke belakang, mendengus sebal saat melihat lambaian tangan Ningning padanya. Ini kenapa semua orang mendatangi rumahnya? Memangnya rumah ini penampungan? Kalau Ryujin masih bisa diterima, gadis itu kan adik kandungnya. Lah kalau Yiyang sama Ningning kan bukan.
"Ya terus?" tanya Jaemin.
"Loh? Kok ya terus? Kamu kan bisa panggil teman kamu atau apaan kek? Aku ada urusan penting. Sudah ya aku tinggal," ucap Koeun cuek.
Gadis itu membungkuk pelan pada Yiyang dan Ningning, lalu meninggalkan pekarangan rumah.
"Halo Jaemin-oppa!" sapa Ningning.
"Enggak usah sok nyapa kamu! Bahasa Korea belepotan aja juga," ketus Jaemin.
"Kamu berlebihan Jaemin," cibir Yiyang.
Boleh enggak sih Jaemin mengutuk saudara-saudara Renjun ini. Sudah datang tak diantar, enak benar lagi kalau ngomong.
"Ya sudah sini masuk!"
KAMU SEDANG MEMBACA
00's Next Door ✔
FanfictionGong Hina pikir bekerja sebagai radio announcer di kota kecil tempatnya tinggal merupakan satu-satunya pekerjaan yang ia jalani. Kenyataannya tidak begitu. Kehadiran Na Jaemin, anggota grup idol pria NCT Dream, bersama ketiga temannya membawa malape...