Jeno dan Donghyuck memasuki minimarket, hendak mencari minuman segar yang tidak bisa mereka temukan di kulkas rumah Jaemin. Sekaligus makan ramyun. Sudah lama sekali mereka tidak menyantap makanan instan tersebut.
drttt, drttt, drttt
"Aku ada telepon nih dari Chae, aku angkat dulu ya! Kamu ambil aja yang menurut kamu enak, nanti aku tinggal ganti dan makan," ucap Donghyuck, beralih cepat sebelum Jeno sempat mengeluarkan suara.
Jeno mendengus sebal. Ia ambil beberapa botol yogurt, lalu berjalan ke rak ramyun yang sudah dilengkapi dengan mangkuk. Setelahnya berjalan menuju kasir.
"Enggak beli rokok?" tanya Yooji santai, pura-pura lupa dengan kejadian kemarin saat Jeno membuat jantungnya berdebar kencang.
"Lagi enggak pingin," balas Jeno asal.
Setelah membayar, Jeno berjalan menuju meja yang kosong dan bergegas memasak ramyun di kompor khusus. Namun gerakan lambat lelaki itu dilihat oleh Yooji.
"Aduh! Lemot banget sih kamu!" pekik Yooji yang sudah berdiri dekat Jeno dan dengan sukarela membantu si lelaki memasak ramyun.
"Ya ngapain harus buru-buru sih? Orang aku enggak ada kegiatan apa-apa," seru Jeno.
"Aku lihatnya risih," balas Yooji.
"Risih? Lihat aku? Bukannya kamu senang ya lihat aku? Aku kan pelanggan setia kamu, setiap hari ke sini belanja," goda Jeno.
Jeno dalam hati merutuk. Bukan gayanya menggoda seorang gadis untuk menjadi kekasihnya. Tapi berhubung Yooji tidak seperti perempuan di luar sana yang mudah terpesona pada Jeno, pertahanan gadis itu sulit untuk ditembus. Mau tidak mau, Jeno harus mengambil cara lain untuk bisa mendekati Yooji.
Baru kali ini, Jeno memiliki keinginan saat besar untuk memiliki seorang gadis. Jika mempermalukan dirinya akan membuat Yooji menyukainya, Jeno rela lakukan.
"Ya bagus sih kalau kamu belanja di sini terus. Kalau perlu beli aja seluruh isi tokonya, biar aku bisa istirahat sejenak buat enggak jaga minimarket. Kamu kan banyak duit."
Tanpa sadar, Yooji menceritakan keinginan kecil untuk tidak menjaga minimarket untuk sementara waktu. Jeno terkikik pelan mendengar gerutuan Yooji.
"Kamu lucu juga ya? Daripada aku beli minimarket keluarga kamu pakai uang, aku beli kamu aja buat jadi jodoh aku boleh enggak? Pakai cinta," gombal Jeno.
Yooji menoleh ke arah Jeno dengan tatapan kesal. "Kamu ngegombal gitu ceritanya? Gombal kayak gitu enggak mempan buat aku. Gombalin aja cewek yang kamu suka."
"Loh? Udah dibilang aku sukanya sama kamu kok!" balas Jeno.
"Gimana caranya suka sama orang dalam hitungan empat hari!"
"Ya aku, suka sama kamu dari pertama kali bertemu," ucap Jeno.
"Pertama kali ketemu? Kita berantem loh ya hari pertama! Karena kamu lupa bawa ID!"
"Ya emang kenapa? Suka sama orang itu kan bisa kapan aja. Baru lihat tiga detik aja bisa suka kok," balas Jeno.
"Aneh Jeno!"
"Loh? Kok kamu tahu nama aku? Aku kan belum ngenalin nama aku kapan hari, orang udah kamu usir," ucap Jeno.
"Ya kan di ID kamu ada nama kamu. Dari situ aku tahu!"
"Perhatian juga ya kamu sama calon suami," goda Jeno.
"Apaan sih?! Jadi pacar aja belum," pekik Yooji.
![](https://img.wattpad.com/cover/232842464-288-k557367.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
00's Next Door ✔
FanfictionGong Hina pikir bekerja sebagai radio announcer di kota kecil tempatnya tinggal merupakan satu-satunya pekerjaan yang ia jalani. Kenyataannya tidak begitu. Kehadiran Na Jaemin, anggota grup idol pria NCT Dream, bersama ketiga temannya membawa malape...