Yooji memasukkan beberapa bungkus triangle kimbab ke keranjang biru berukuran sedang. Bungkusan yang Yooji ambil sudah memasuki masa kedaluwarsa, sehingga mau tidak mau harus gadis itu pisahkan dengan bungkus baru yang dikirim oleh suplier, setengah jam yang lalu. Tidak hanya itu, Yooji juga harus menurunkan makanan seperti sandwich dan dosirak.
Beres memisahkan yang tidak bisa dikomsumsi pelanggan, Yooji mulai menata makanan baru pada rak penghangat. Butuh waktu sepuluh menit, hingga akhirnya Yooji selesai pada rak bagian makanan.
Yooji berniat memindahkan keranjang berisi makanan kedaluwarsa ke meja samping kasir, namun seseorang tiba-tiba saja muncul dan mengambil alih pekerjaan Yooji.
Yooji otomatis mendongak. Gadis itu berdecih saat menemukan sosok Jeno yang tidak terlihat kesulitan mengangkat keranjang tersebut.
"Yooji-ssi, ini ditaruh di mana? Tanganku sakit lama-lama," tanya Jeno.
"Ah, maaf! Kamu taruh aja di meja samping kasir," balas Yooji.
Jeno segera menaruh keranjang di posisi yang Yooji sebutkan. Setelahnya berbalik mendekati Yooji.
"Kamu pagi-pagi banget ke sini ngapain? Mau beli rokok? Enggak bosen, nyebul asap terus?" tanya Yooji yang mulai berpindah ke rak pendingin sebelah yang berisi dairy product, melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.
"Enggak kok. Aku mau ketemu kamu," balas Jeno tanpa ragu.
"Aku sibuk! Enggak lihat aku lagi ngapain?" sinis Yooji.
Bukan niat Yooji bersikap tidak ramah pada Jeno Hanya saja, gadis itu tidak suka dengan dirinya yang selalu merasa gugup setiap Jeno berada di dekatnya. Sejak pernyataan Jeno beberapa hari yang lalu, Yooji tidak bisa tidak memikirkan perkataan si lelaki.
"Ya udah aku bantuin biar kamu cepat selesai," sahut Jeno, tidak terlihat gentar dengan sinisan Yooji.
"Kamu enggak akan bisa bant..."
"Ngecek ada yang kedaluwarsa atau enggak kan? Gampang mah. Lagian, aku pernah jadi BA minimarket kamu. Aku tahu sedikit, apa saja yang harus dilakukan," potong Jeno.
Jeno tanpa perlu diberitahu, langsung mengambil alih pekerjaan Yooji, membuat si gadis mendengus pasrah. Yooji terpaksa membiarkan Jeno melakukan apa yang lelaki itu inginkan.
Yooji putuskan untuk memeriksa rak lain. Dalam hati sedikit bersyukur dengan bantuan Jeno. Dengan bantuan lelaki itu, Yooji bisa lebih cepat menyelesaikan pekerjaan sehari-harinya itu.
Lima belas menit berlalu, pekerjaan berakhir dengan Jeno memakan beberapa bungkus dari keranjang makanan kedaluwarsa.
"Jeno! Itu kan udah enggak bagus buat di makan!" omel Yooji saat menyadari dari mana Jeno mengambil makanan.
Bagaimana Yooji tidak marah. Makanan yang sudah lewat masanya kan bahaya buat pencernaan. Kalau Jeno sampai kenapa-napa, Yooji mana enak ya. Apalagi Jeno bukan orang dengan profesi sekadar.
Lee Jeno adalah idola papan atas negeri ginseng, dengan tingkat pekerjaan berkali-kali lipat lebih berat ketimbang orang dengan profesi lain. Memang sih, sekarang lelaki itu sedang libur. Tapi tetap saja! Bagaimana jika efek dari memakan makanan kedaluwarsa baru muncul saat lelaki itu kembali bekerja?
"Emang kenapa sih?!" tanya Jeno, tidak ada niatan berhenti menguyah triangle kimbab yang sudah ia gigit.
"Nanti kalau kamu sakit gimana? Kamu bisa dimarahin manajer kamu nanti," balas Yooji, tidak ingin terlihat begitu mengkhawatirkan Jeno.
Biasa, gengsi.
"Sakit perut? Ya tinggal ke kamar mandi. Masih sakit? Minum aja obat pencuci perut. Masih belum sembuh? Ya tinggal ke rumah sakit," sahut Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
00's Next Door ✔
FanfictionGong Hina pikir bekerja sebagai radio announcer di kota kecil tempatnya tinggal merupakan satu-satunya pekerjaan yang ia jalani. Kenyataannya tidak begitu. Kehadiran Na Jaemin, anggota grup idol pria NCT Dream, bersama ketiga temannya membawa malape...