yeol-hana

299 42 5
                                    

Hina mengendap pelan dari pintu rumah Jaemin menuju dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hina mengendap pelan dari pintu rumah Jaemin menuju dapur. Kepala gadis itu menoleh sekitar, memastikan tidak ada Jaemin di sekitarnya. Di rasa aman, Hina langsung berlari menuju dapur.

Sumpah!

Hina masih bisa mengingat dengan jelas kejadian kemarin siang saat di kolam renang. Bagaimana dengan lancangnya Jaemin mendorong tubuhnya ke dinding kolam dan hampir saja melakukan hal yang Hina tanpa sadar bayangkan, tak ada sedetik pun terhapus dari pikiran.

Hina membenci pikirannya yang tidak-tidak itu.

"Ba!"

"Ahhh!"

Hina berteriak kencang saat seseorang mengejutkannya, tepat saat kakinya melangkah memasuki ruang makan yang menjadi satu dengan dapur.

"Hahahaha," tawa pelaku yang mengejutkan Hina.

Hina mendengus pelan melihat pelaku yang mengerjainya. Gadis itu langsung berjalan menuju kulkas, melewati lelaki yang mengejutkannya barusan.

"Hina? Kok aku dikacangi sih?" omel Jaemin.

"Abisnya kamu ngagetin! Kalau aku mati jantungan, kamu mau tanggung jawab gitu?" omel Hina sembari mengeluarkan beberapa lauk yang akan ia olah untuk makan siang.

Niatnya menghindari, malah ketemu orangnya langsung. Dewi Fortuna sepertinya tidak pernah berpihak pada Hina.

"Kamu lebih aneh! Ngapain jalan ngendap-ngendap sambil celingak celinguk enggak jelas?" tanya Jaemin.

"Ah, itu...."

"Aku bisa lihat kali dari sini. Orang aku berdiri dekat ambang begini. Ngapain sih? Menghindar gitu dari aku?" tebak Jaemin tepat sasaran.

"Enggak!" ketus Hina yang membuat Jaemin tersenyum lebar. Hina bisa saja berbohong, tapi gerak-gerik gadis itu kentara sekali.

"Kenapa sih emang? Karena aku bilang suka sama kamu?"

Gerak tangan Hina yang tengah memotong bawang bombay berhenti. Sekali lagi, tebakan Jaemin tepat pada sasaran. Selain kejadian di kolam renang, Hina juga memikirkan soal pernyataan Jaemin padanya.

Rasanya aneh saja.

Bagaimana bisa Jaemin menyukai Hina bertahun-tahun lamanya, di saat lelaki itu tidak benar-benar mengenal dirinya saat kecil dulu. Bahkan setelah kejadian menolong Hina beberapa tahun yang lalu, mereka tidak ada sekalipun bertemu hingga Jaemin berlibur ke Ansan.

"Kalau diam berarti tandanya iya," goda Jaemin saat mampu membaca pikiran Hina.

Hina kembali melanjutkan pekerjaan setelah digoda seperti itu. Si gadis memilih sibuk dengan pekerjaannya, tidak ingin meladeni Jaemin yang terus mengganggunya.

Lebih tepatnya, Hina tengah mencoba menetralkan kerja jantungnya setiap kata suka terlontar dari mulut Jaemin. Hina tidak pernah mendapatkan pernyataan suka dari siapa pun, maka wajar jika reaksi yang gadis itu keluarkan terlihat kaku.

00's Next Door ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang