Bursa

64 8 0
                                    

"Istighfar, enggak baik menatap seperti itu pada yang bukan muhrimnya, jatuhkanlah pandanganmu pada seseorang yang sudah halal bagimu"

(Cinta Bersemi Di Bursa)

~Anit Djaelani~

Aida terpaku dengan sebuah benda di tangannya. Saat merapikan barang-barangnya. Ia menemukan gantungan kunci berbentuk hati lengkap dengan beberapa kunci. Aida mengernyitkan keningnya.

"Mia, bangun! ini milik kamu bukan?" Aida mengoyangkan bahu Mia lalu memperlihatkan gantungan kunci pada Mia yang masih terbaring di atas ranjang hangatnya.

Mia menggeliat dan membuka matanya dengan malas.

"Apaan sih, Ai, aku masih ngantuk, cape bangeut," keluh Mia kemudian matanya terpejam kembali dan bergelung dengan selimut hangatnya.

"Ayo, bangun! sebentar lagi mau subuh. Kamu tuh,yah, kalau semalam enggak diseret pulang pasti masih bertahan di depan air mancur. Ayo kita harus siap-siap, Mia. Pagi ini kita berangkat lebih pagi, loh," cerocos Aida.

"Aduhh, Ai, kamu cerewet bangeut, sih, iya-iyaa ... aku bangun nih." Mia bangkit dari tidurnya dengan malas.

"Coba lihat! ini punyamu bukan?" Aida kembali menunjukkan gantungan kunci.

Mia meraih benda itu dari Aida, dan mengamati gantungan itu, "bukan punya aku, Ai, mungkin itu kunci hotel di sini," jawab Mia asal sambil berlalu menuju kamar mandi.

"Sepertinya bukan milik hotel, aku menemukannya dalam paper bag." Aida mengangkat alis matanya, mengamati bentuk kuncinya mirip kunci flat di Wakrah.

"Jangan-jangan, ini salah satu kunci rumah? Nanti aku telepon ibu, deh," bisik Aida.

Pukul enam lebih lima belas menit, Sophia sudah berada di lobi hotel.

"Sophia, bukannya rencana kita berangkat pukul tujuh?" protes Mia saat keluar dari lift di belakangnya Aida mengekor.

"Sorry Mia rencana berubah, biar nanti kita balik ke Istanbul tidak terlalu malam."

Mendengar penjelasan Sophia mulut Mia membulat.

Ketiga gadis itu meninggalkan hotel dan menuju mobil Van yang sudah menanti di ujung jalan.

"Oh, iya berhubung sopirku lagi sakit. Jadi kali ini, Aku mengajak sepupu-sepupuku, mumpung mereka libur," jelas Sophia.

"Oh, iya, enggak apa-apa Sophia, kita tidak keberatan, betulkan Aida?"

Aida tersenyum mengangguk. Tanda setuju.

Tampak dua orang pemuda turun dari mobil Van dan menghampiri Sophia.

"Oke girls, perkenalkan ini sepupu-sepupku, ini Fatih dan ini Ayas," ucap riang Sophia sambil menunjuk saudara-saudaranya

"Hai, guys, aku Mia, senang berkenalan dengan kalian," sahut Mia dengan ramah sambil melambaikan tangan saja.

Hanya Aida terdiam. Mata gadis itu membulat, sungguh tidak menyangka dia akan bertemu dengan dua orang pemuda sekaligus yang pernah ia temui.

Ya Allah, dia 'kan pemuda yang tinggal satu gedung denganku, dan pemuda yang di kafe itu jadi mereka sepupunya Sophia. Bisik Aida dalam hati.

"You--" Suara lirih Fatih menggantung. Fatih sangat terkejut akan bertemu dengan gadis yang pernah bikin ia jengkel.

Ekor mata Aida bisa menangkap wajah Fatih sama terkejutnya dengannya.

CInta Bersemi Di BursaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang