Barang Yang Hilang

75 8 1
                                    

Oh Tuhan apalah cinta. Cinta yang aku tahu, Indah- bahagia
Namun bila jalan takdirnya, kamu yang 'kan pergi.
Tinggal diri ini, kucoba 'kan menerima
Bukankah kita saling cinta dan percaya
Ataukah kau merasa terpenjara. Berputarlah Dunia terus berputar
Jatuh Cinta selalu pada putaran yang sama. Namun, di titik berbeda."
(Tugba Yurt- Aklımda Sorular Var)

Cinta Bersemi Di Bursa
~Anit Djaelani~

❄❄❄

Fatih terbangun, terdengar gelak tawa samar. Suara itu datang dari arah lantai bawah. Sejak kepulangan ibundanya dari rumah sakit ia langsung rebahan di kamar hingga tertidur.

Fatih beringsut dari ranjang hangatnya, ia sedikit menyibak tirai jendela. Sudah sore nyatanya, cahaya matahari sudah mulai meredup. lelaki bercabang tipis itu duduk kembali di tepian kasur, ia menghela napas panjang.

Sayup-sayup terdengar suara orang bercakap-cakap, membuat lelaki bercabang tipis itu penasaran dan ke luar mengintip dari atas siapa yang datang?

Ruang tamu tepat letaknya di bawah persis kamar Fatih. Ia menjulurkan kepalanya dari balik pagar tangga. Lelaki bercabang tipis itu mengernyitkan keningnya lalu tersenyum saat mendengar suara ibunya memanggil satu nama.

"MasyaAllah! Shopia anakku. Kau sekarang sudah dewasa, tambah cantik. Eda! dia mirip denganmu." Fatma menoleh ke arah Eda yang sedang duduk di samping kursi roda Fatma.

Fatma mengecup kening Shofia. Perempuan baya itu sudah menganggap keponakannya seperti Anak kandung sendiri.

"Maaf, Bibi, tadi aku menemani teman-teman berkeliling di Old City," Sophia mencium dan mengenggam tangan keriput itu. "Jujur Aku sempat hawatir saat Bibi masuk ICU."

Fatma menghela napas panjang.

"Penyakit ini memang sedikit merepotkanku, Aku tidak betah berlama-lama di rumah sakit, hawanya membuatku tak nyaman."

"Kakak, kamu itu selalu begitu dari dulu, keras kepala, merasa kuat," ejek Eda.

"Sudahlah, Eda jangan kau hancurkan hari bahagia ini, Aku senang melihat kalian kembali." Fatma kembali memeluk Sophia

"Aku yakin Bibi akan segera sembuh," hibur Sophia kedua pipi perempuan Turki itu beradu. Saling mameluk erat.

"Eda, anakmu ini sangat manis sekali," Tak henti Fatma mengelus-elus punggung Sophia. Eda mendengar putrinya di sanjung, tersenyum simpul.

"Nah, ini Aku bawakan teh kesukaanmu Sophia," sela Sulaiman sambil membawa nampan berisi teko dan cangkir.

"Wahhh! Aku kangen teh buatan Paman," seru Sophia lalu beringsut dan memeluk paman Sulaiman yang telah meletakkan nampan di meja tamu. Aroma Teh Apel menguar membuat Sophia tak Sabar menuangkan teh.

"Fatih kemana?" tanya Fatma pada Sulaiman.

"Biarkan dia istirahat sejenak," ucap Sulaiman pada istrinya.

Fatih kembali memutar tubuhnya dan menjauh dari anak tangga ia mengendus bajunya bau kecut, hampir dua hari sejak dari bandara ia sama sekali belum mandi.

***

Denting alat makan beradu, ini kesempatan yang sangat jarang sekali. Fatma memaksa Sophia dan Eda untuk mau makan malam bersama.

"Fatih, kamu lama disini?" tanya Eda

"Iya Bibi, aku ngambil cuti selama sebulan." ucap Fatih tersenyum sambil melahap hidangan di atas piringnya.

CInta Bersemi Di BursaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang