"Ya Allah, ya Rabbi sungguh hari ini aku merasakan jatuh cinta pada makhluk -Mu, jangan biarkan cintaku ini berkurang pada-Mu hingga membuat aku lalai pada-Mu. jika sekiranya ia baik untuk agamaku maka dekatkanlah jika buruk maka jauhkanlah."
(Aida Saphira)
❄❄❄
Setelah cek out dari hotel pukul 12 siang. Aida dan Mia meluncur ke destinasi terakhir yang ia kunjungi di Istanbul. Sophia mengajak mereka berkunjung ke Ermighan Korusu. Sebuah taman terbesar dan terluas di Turki. Luasnya mencapi 117 hektare. Dulu pada masa Bizantium taman ini dilingkupi pohon cemara dan pinus.
Setiap memasuki musim semi semua warga Turky akan memenuhi taman. Disana warga maupun wisatwan akan disuguhi pemandangan yang sangat mempesona yaitu Permadani Tulip.
Sebuah festival bunga yang selalu digelar tiap tahunnya. Hampir setengah jam kedua gadis Melayu itu berjalan-jalan menikmati beraneka ragam warna bunga tulip. Selain itu taman terbesar yang dimiliki Turki ini dilengkapi dengan macam flora dan fauna. Di taman ini pun di lengkapi dengan fasilitas play ground, track keluarga serta restoran dan kafe.
Taman Ermigan merupakan taman urban yang bersejarah terletak di distrik Sariyer Istanbul Turki dan letaknyapun dekat dengan selat Bosphorus.
"Inget usia yah mba?" goda Aida sambil terkekeh.
"Ih bodo amat," cebik Mia yang asik terus mengayunkan badannya berputar seperti komedi putar hingga ujung jilbab mereka terbawa angin. Tak lama mereka berdua tertawa girang.
Suasana Emirghan korusu saat itu mulai dipenuhi pengunjung. Hamparan Tulip berwarna warni menghiasi siang ituı di taman.
Tak lama terdengar suara azan lembut, sepertinya datang dari ujung masjid tak jauh dari area taman itu."Udah azan solat dulu yuk,"ajak Aida bangkit dari mainan jungkit-jungkit diikuti Mia mereka berjalan meninggalkan area bermain.
"Ngomong-ngomong Shopia kemana? sejak kita berpisah di kafetaria tadi aku belum melihatnya." Kepala Mia menoleh ke kanan ke kiri matanya menjelajah sekeliling taman.
"Mungkin sama sepupunya," timpal Aida.
"Nah, Aida kamu belum cerita lengkap soal sepupu Sophia, ternyata sama Fatih kamu satu flat, ih selama ini kamu main rahasia enggak pernah cerita ?" Mulut Mia mulai mengerucut kesal.
"Gak ada rahasia kok, kemarin sudah aku jelaskan bahwa akupun tidak menyangka kalo Fatih adalah sepupu Sophia, ayo buruan jalannya keburu iqomat." Aida sambil menarik lengan tangan Mia. Dan mereka pun memasuki tempat wudu musola di sekitar taman.
Dari kejuhan sepasang mata elang menatap, perlahan tersenyum melihat polah dua gadis asia itu. Sesekali tatapannya tertuju pada ponsel yang ia genggam. Tanpa sepengatahuan dua gadis itu, kamera ponselnya telah mengabadikan moment saat dua gadis itu bergantian memainkan mainan jungkat- jungkit itu bergerak.
Bagi pemuda Turki taman ini pernah menjadi saksi bisu jalinan cintanya bersama Ayna. Padangan pemuda itu menatap bunga tulip di hadapannya. Ia teringat kembali kenangan bersama Ayna. Memang indah tapi kenangan itu akan ia tutup selamanya. Karna kini ia memiliki kisah baru yang akan mengisi hatinya.
Nasihat paman Ekram selalu terngiang di telinganya.
Menurut kita buruk bisa jadi baik di mata Allah.
Bisa jadi kandasnya cinta bersama Ayna adalah yang terbaik untuk masa depannya.
***
Dua jam berada di Ermighan Koruso membuat Aida berat meninggalkan kota Istanbul yang menakjubkan ini. Banyak cerita yang akan ia gores dalam bukuya. Perjalanan yang luar biasa baginya adalah selama di Bursa dan Istanbul.
Aida terakhir kali menatap dalam-dalam bunga tulip di hadapannya. Bunga yang sedang bermekaran itu seperti menggambarkan kisahnya dengan Fatih yang berawal dingin seperti salju di Bursa lama-lama tumbuh cinta bersemi di hatinya.
"Ya Allah, salahkah aku punya rasa seperti ini?"bisik Aida dalam hatinya.
Sore itu Aida dan Mia dengan di antar Fatih dan Sophia meninggalkan Ermighan Korusu menuju Bandara Internasional Istanbul.
Sophia melepas Aida dan Mia di pintu cek in.
"Sampai ketemu di Wakrah girls," ucap Sophia berpelukan satu-satu kemudian gadis Turki itu berbisik sesuatu pada Aida. Rona wajah Aida menghangat.Fatih yang tepat berada di belakang ketiga gadis itu sesekali melirik ke arah Aida.
Pukul 6 sore pesawat Turkys Airlines membawa Aida dan Mia kembali menuju Qatar.
***
Subuh itu Aida menutup dengan bermunajat pada Allah
"Ya Allah, ya Rabbi sungguh hari ini aku meraskan jatuh cinta pada makhluk -Mu, jangan biarkan cintaku ini berkurang pada-Mu hingga membuat aku lalai pada-Mu. jika sekiranya ia baik untuk agamaku maka dekatkanlah jika buruk maka jauhkanlah."
Aida melipat mukena dan sajadahnya. lalu ia tilawah beberapa lembar Al-Quran.
Gadis itu meraih gawainya dan membuka galeri foto diponselnya. Kenangan traveling masih saja terasa walau sudah beberapa bulan yang lalu.
Bursa- Istanbul menjadi saksi tumbuh cintanya bersemi pada Fatih yang sebentar lagi akan mengkhitbahnya (melamar).
Bisikan Sophia di Bandara Istanbul menyatakan Fatih ingin serius menjalin hubungan dengannya menuju ke arah pelaminan. Siapa tidak berbunga saat mendapat pesan itu.
Memang jodoh, maut dan rezeki sudah tertulis di Lauh Mahfudz.
❄❄❄
Tamat
KAMU SEDANG MEMBACA
CInta Bersemi Di Bursa
Romance(FOLLOW DULU SEBELUM BACA) "Cinta itu anugrah Illahi merasakannya fitrah menghadapinya dengan cara halal, bukan dengan cara yang nista. " Kisah pertemuan dua orang yang memilki karakter berbeda dan memiliki masa lalu yang sulit untuk dilupakan . A...