Kesan Pertama

58 7 0
                                    

Nama gue Karamel Anastasya. Hari ini hari pertama gue masuk Sekolah Menengah Atas atau lebih dikenal SMA. Gue tinggal di Jakarta, yappp kota dengan tingkat kemacetan yang paling tinggi di Indonesia. Gue juga punya kakak laki-laki, namanya Reyhand Pratama biasa dipanggil Rey. Dia 1 tahun diatas gue dan kita berdua sekolah di tempat yang berbeda. Alasannya ialah gue gak mau lihat wajah dia tiap waktu.

"Woi Kara cepetan napa. Emang bener yah kalau cewek disuruh siap-siap lamanya kebangetan. Bisa-bisa gue telat nih ke sekolah, masa iya sang idola di sekolah kayak gue telat. Malu donk gue" teriaknya dari lantai bawah

"Berisik lo, bentaran napa sih. Lagian kalau pun lo telat yah palingan lo kena hukum. Gak usah sok kecakepan deh kak please" ucap gue sambil menuruni anak tangga

Gue duduk dan langsung mengambil roti untuk sarapan. Gue melirik ke arah Kak Rey dan bener kalau dia melihat gue dengan tatapan sinis

"Emang dasar yah lo. Dah lah bodoamat gue sama lo. Lo naik taksi aja kalau gitu" ucapnya dan langsung pergi begitu saja

"Woiii enak aja lo." Gue pun langsung mengambil roti yang sudah ku olesi dengan mentega dan langsung mengejar Kak Rey.

"Dihhh dih dih ngambek nih ceritanya. Lama-lama lo tuh dah kayak cewek tau gak sih kak"

"Berisik lo. Udah minggir"

"Jangan ngambek donk. Anterin gue yah kakak ku yang baik hati" gue pun menggodanya dengan ucapan manis. Sebenarnya gue juga malas sih bilang kayak gitu cuman yah mau gimana lagi yah kan

Dan akhirnya Kak Rey pun nyuruh gue masuk ke mobil

"Kok bisa yah gue punya kakak kayak lo"

"Harusnya lo bersyukur punya kakak kayak gue. Dah cakep, baik hati, suka menolong, rajin menabung, dan paling penting idaman di sekolah" ucapnya dengan tingkat kepedean yang hampir mencapai langit

Gue melihatnya dengan tatapan tak percaya " Dihhhhh...bodoamat lah yah. Udah cepetan jalan katanya entar telat"

Dia pun tertawa melihatku sambil mengacak-acak rambut gue.

Dan sekitar 15 menit perjalanan, akhirnya kita pun sampai ke sekolah gue.

>> Sekolah

Entah kenapa bokap dan nyokap gue mendaftarkan gue disekolah ini. Sekolah bertingkat 4 dengan warna gedung merah putih. Sesuai dengan warna gedung sekolahnya itu juga nama sekolahnya. SMA MERAH PUTIH, sekolah dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi, memiliki siswa yang banyak memenangkan penghargaan dan piala olimpiade, sekolah dengan tingkat kebersihan yang juga tinggi, dan tak lupa juga sekolah dengan siswa-siswi yang bisa dibilang yah orang yang keadaan ekonomi tinggi juga

"Udah sono masuk, napa masih duduk aja. Lo beneran mau buat gue telat nih?" ucap Kak Rey yang membuatku kaget

"Iya iya bawel banget sih lo. Ya udah gue masuk dulu, lo hati-hati nyetirnya jangan ngebut lo."

"Belajar yang bener yah adikku sayang. Lo juga harus bisa jadi idola kayak kakak lo ini. Kalau ada yang gangguin lo langsung telpon gue oke?"

Gue pun mengangguk dan langsung keluar dari mobil. Kak Rey melajukan mobilnya dan pergi meninggalkan gue yang masih melihat tiap sisi dari sekolah ini.

Akhirnya, gue pun berjalan menuju lapangan sekolah untuk berkumpul sesuai dengan arahan yang diberikan melalui grup chat Whatsapp

"Woi yang disana, cepetan. Gue hitung sampai 10 dan lo harus dah sampai sini. Buruan" teriak seorang pria dari jauh yang tidak bisa dilihat dengan jelas. Akhirnya gue lari secepatnya dan tuh orang masih saja berhitung.

"Stop...lo harus jalan jongkok ke lapangan. Cepetan gak pakai lama"

"What??? Yang bener aja donk kak. Gue kan cuman telat sedetik doank. Aelah" ucapku tak percaya dengan senior yang satu ini

"Lo masih mau komen hah? Kalau gitu gue tambahin hukumannya. Lagian sekalinya telat yah tetep aja telat. Gak ada alasan walau telat sedetik. Jadi gimana?" ucapnya sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada

"Ya udah deh iya iya" ucapku pasrah. Dalam hati gue "Awas aja nih orang. Gue tandai nih cowok. Sok banget sih euhhhh banget"

Akhirnya gue pun sampai dilapangan dan langsung berdiri dan masuk ke barisan. Tak lama kemudian bel pun berbunyi. Seketika semuanya hening dan gue pun mengikuti keadaan. Pandangan gue focus ke depan melihat kepala sekolah yang sedang berbicara. Setelah lama beliau berbicara akhirnya dia mengundang Ketua OSIS untuk naik ke podium dan mempersilahkannya untuk berbicara

"Whatt? Dia Ketua OSIS? Orang kayak gitu jadi Ketua OSIS? Parah banget parah beneran" ucap gue dalam hati dengan mata melotot melihat ke depan. Akhirnya gue mendengarkan apa yang dikatakan orang itu. Tapi yang benar saja, semua wanita yang berdiri di sekitarku senyum tanpa alasan, ada juga yang hampir menjerit dengan kuat. Gue bingung apa yang terjadi dan hampir aja gue berpikiran bahwa orang di sekolah ini pada kerasukan setan semua. Ternyata bisik-bisik yang gue denger

"Jadi dia Ketua OSIS kita? Kalau gitu gue betah sekolah disini"

"Gila banget sumpah. Ketua OSIS kita gantengnya gak ketolong astaga"

"Ternyata bener yah yang gue denger mengenai desus-desus mengenai Ketua OSIS kita. Semuanya bener, tinggi, ganteng, putih, keren. Ahhhh pokoknya terbaik lah"

Itu semua kalimat yang gue denger dari wanita-wanita yang ada di sekitaran gue. Gue masih gak percaya apa yang gue denger

"Ganteng darimana sih? Apa cuman mata gue aja yang sehat?" ucap gue dalam hati sambil menatap sosok pria yang masih saja ngomong di depan.

Akhirnya kami semua pun memasuki kelas sesuai dengan pembagian yang sudah dilakukan oleh pihak sekolah. Gue berjalan menyusuri koridor sekolah dan menaiki anak tangga sambil melihat semua poster yang ada di dinding. Lagi lagi dan lagi ada pria itu lagi.

"Nih sekolah kenapa sih? Kenapa wajah nih orang harus dipajang besar-besar sih. Muak gue lihatnya" gue berucap dengan kesal

"Jadi lo muak lihat wajah gue?"

Gue kaget dan langsung menoleh ke belakang. Mata gue berhasil melotot melihat orang itu

"Eh ada Kak KETOS. Aku harus ke kelas kak" ucapku langsung berlari meninggalkannya.

>>Di Kelas

"Untung aja gue langsung lari kalau kagak tamat hidup gue di sekolah ini" gue mengoceh sambil mengatur nafas yang masih terengah-engah karena menaiki tangga sampai ke lantai 3

Akhirnya gue sampai di kelas yang bisa dibilang Kelas Unggulan di sekolah ini. Gue masuk di kelas 10-IPA 1. Gue masuk dan melihat keadaan kelas.

Brukkkk... ada yang menabrak punggung gue dengan keras

"Ehk maaf maaf. Gue beneran gak sengaja. Gue pikir gue telat jadinya gue gak lihat jalan. Sekali lagi maaf yah" ucap orang itu sambil mengatur nafasnya

"Owh iya iya gak masalah. Tapi lain kali harus lihat-lihat yah"

Dia mengangguk mengiyakan kalimat ku. Akhirnya guru masuk ke kelas dan kami semua memilih bangku. Aku mengambil bangku tepat di depan meja guru dan teman sebangku ku adalah orang yang menabrakku dengan tidak sengaja tadi. Aku tersenyum dan begitu juga dia

***

to be continue gaes. Voment donk gaes biar author bisa semangat lanjutin ceritanya

My Boyfriend is IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang