Ucapan Pertama

6 3 0
                                    

"Sakit sampai ke dalam bahkan begitu dalam"

Setelah acara PENSI selesai maka proses pembelajaran berjalan normal kembali. Gue duduk di bangku dan Bunga pergi ke kantin dengan Ridwan dan juga Dion sedangkan Willi? Gue juga gak tau tuh anak kemana

"Nih buku latihan biologi kalian" ucap seseorang sambil meletakkan setumpukan buku diatas meja gue. Gue mendongak dan ternyata itu Kak Sam

"Lo bagiin dan yah...ada sesuatu hal yang harus gue bilang sama lo. Ke taman belakang sekolah istirahat kedua" ucapnya lagi dan berlalu begitu saja sebelum gue mengucapkan terimakasih

Gue mengambil buku-buku itu dan langsung membagikannya

"Sini biar gue bantui" ucap seseorang dan mengambil setengah buku dari tangan gue

Gue tersenyum melihat Willi yang senantiasa menolong gue disaat Ridwan dan lainnya gak ada. Gue kembali duduk dan tersenyum ke arah William yang duduk di depan gue lebih tepatnya di meja guru

"Pesanan datang tuan puteri" teriak Dion dari pintu. Gue menggelengkan kepala melihat tingkahnya yang semakin hari semakin gila

"Owh iya Mel, lo tadi dicariin sama Kak Dicki" ucap Bunga dan duduk di samping gue. Gue melihat ke arahnya tanpa menjawab

Tok tok tok "Mel, keluar bentar bisa?" ucap Kak Dicki yang benar mencari gue

"Kakak gak perlu ketuk pintu kayak tadi, kan dah jam istiharat kak. Ada apa kakak nyari Amel?" ucap gue dan berdiri menghadap Kak Dicki

"Hehehe yah mau gimana pun harus ada sopan santun donk Mel. Gue kesini cuman mau nanya sama lo. Lo sama Sam baik-baik aja?"

Gue melotot "Maksudnya?"

"Jadi gini Mel, gue lihat akhir-akhir ini Sam kembali ke jati dirinya yang gue kenal sejak SMP yaitu lebih pendiam. Lo bahkan harus tau nih yah Mel, dia cuman ngomong disaat apa yang dia anggap gak bener"

"Misalnya?" tanya gue

"Misalnya kayak...gue ngerjain soal nih terus gue gak tau jawabannya bener atau engga terus gue nanya ke dia dan dia gak jawab. Tapi kalau buku tugas gue atau Adit ada yang salah jawabannya dia baru ngomong. Jadi intinya...hal yang menurut dia benar dia gak akan ngomong yah pokoknya sikap dia kembali ke waktu SMP dulu Mel" jelasnya sambil menatap ke lapangan Basket

"Gue sama Kak Sam kan emang gak ada apa-apa kak jadi yah mau gimana pun...kami hanya sebatas kakak adek kelas aja. Lagian kakak harusnya nanya ke orang terdekatnya mungkin dia lagi ada masalah keluarga atau lainnya" jawab gue sambil melihat Kak Dicki yang juga melihat gue

Bel masuk pun berbunyi, kak Dicki kembali ke kelasnya dan gue langsung masuk ke kelas

"Kak Dicki nembak lo?" ucap Bunga yang membuat gue kaget

Plakkk "Kalau ngomong tuh mikir dulu kenapa sih? Gue gak suka yah kalau kalian selalu asal ngomong tentang gue. Udah lah gue pindah ke belakang aja" ucap gue memukul pipi Bunga dengan kuat sampai satu kelas kaget

"Mel gue gak maksud buat lo"

Gue pindah ke belakang duduk di samping Kirana satu-satunya gadis berkacamata di kelas gue

"Gue duduk disini yah Na" ucap gue dan melihat Kirana. Gue langsung duduk dan pelajaran berikutnya yaitu Bahasa Mandarin pun masuk.

Gue bisa ngelihat Bunga yang selalu mencari kesempatan untuk melihat ke belakang begitu pun Dion, Ridwan dan juga Willi. Gue cuek sama mereka dan melanjutkan menulis aksara yang sudah ditulis oleh Lao shi di papan tulis

Dan tak terasa bel istirahat kedua berbunyi, lao shi langsung keluar dari kelas dan Bunga bergegas ke meja gue disusul dengan 3 cowok lainnya. Kirana langsung keluar dan meninggalkan kami

My Boyfriend is IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang