Menjauh sementara waktu

6 3 0
                                    

"Sakitnya semakin parah bahkan hampir menggila"

Semenjak kejadian yang membuat gue untuk pertama kalinya sakit sampai ke dasar hati, gue mutusin untuk tidak sekolah selama 2 hari berturut-turut. Sedangkan hari perkemahan sudah hampir tiba

"Sayang...kamu yakin udah bisa ke sekolah hari ini?" tanya Mama sambil menyiapkan sarapan ke kotak makan gue. Papa juga melihat ke gue begitupun Kak Rey

"Kalian gak perlu khawatir sama Karamel...amel udah baikan kok. Lagian kalau Amel lama masuk nanti Amel ketinggalan banyak pelajaran Ma. Dan nanti pulang sekolah Kak Rey bakalan jemput Amel dan kita bakalan langsung pergi ke RS untuk jumpai Dokter Angga" gue berusaha meyakinkan semua orang dirumah

Akhirnya kami selesai sarapan dan langsung bergegas untuk pergi. Papa dan Mama akan pergi ke kantor sedangkan gue dan Kak Rey berangkat ke sekolah.

"Mel...nanti di sekolah lo gak boleh lagi mikirin cowok yang dah buat lo kayak gini" ucap Kak Rey sambil melihat gue sebentar dan kembali memperhatikan jalan

"Gue sakit itu gak ada hubungannya sama orang kak. Gue sakit yah karena daya tahan tubuh gue lagi lemah udah gitu aja. Udah deh gak usah dibahas lagi" jawab gue sambil menghidupkan mode silent di ponsel gue

Selama 2 hari itu pula gue tidak membuka ponsel sama sekali. Dan sekarang...saat gue menghidupkan data seluler ada banyak pesan yang masuk bahkan Kak Adit & Kak Dicki juga menanyakan kabar gue. Gue tak membalas atau membaca pesan mereka satu per satu dan langsung memasukkan kembali ponsel ke dalam tas ransel gue

"Ya udah nanti gue jemput dan lo jangan kemana-mana. Lo tunggu ditempat ini. Ngerti kan Mel?" ucap Kak Rey sambil mengelus kepala gue dengan lembut setibanya di gerbang sekolah.

Gue turun dan berjalan masuk menuju ke gedung sekolah. Langkah kaki berhenti di taman sekolah karena gue ngelhat bunga yang waktu itu hampir layu namun berhasil gue selamatkan kini dia...benar-benar sudah mati

"Apa lo juga ngerasain sia-sia aja hidup di antara kawanan bunga lainnya? Atau lo capek karena selalu didatangi sama lebah-lebah yang menghisap madu lo secara kasar?" tanya gue dalam hati

Gue langsung melanjutkan langkah gue dan langsung menuju ke koridor sekolah. Gue menaiki anak tangga dengan pelan sambil focus melihat ke depan. Langkah gue semakin cepat ketika berada di lantai 2

>>Di Kelas

Sesampainya di kelas gue langsung duduk dan melihat keadaan kelas yang bersih semenjak gue gak masuk. "Bahkan untuk menerima sehelai rambut yang terbang dari lo aja gue dah gak sanggup" ucap gue dalam hati mengingat kejadian tadi

"Amel...astaga astaga yah Lord...akhirnya sahabat gue dah masuk sekolah juga. Lo...lo udah sehat kan Mel? Gue khawatir banget tau gak waktu gue dengar dari Pak Surya kalau lo sakit. Kemarin gue dateng ke rumah lo tapi tante bilang lo lagi gak mau ketemu sama siapapun yang datang dari sekolah. Lo baik-baik aja kan Mel?" ucap Bunga memeluk gue

"Uluh uluh sahabat gue khawatir nih sama gue? Gue gapapa kali...gue pinjem catatan lo yah nanti" ucap gue sambil tersenyum ke Bunga

"Lo gak salah ngomong nih? Lo minjem catatan dari gue?" ucap Bunga dengan nada yang sedikit menjerit.

Gue tertawa mendengar kalimat yang keluar dari mulut Bunga

"Owh iya yah...gue salah orang ternyata hahaha. Anjir lo...pagi-pagi udah buat perut gue sakit karena tingkah lo. Ya udah deh nanti gue pinjem catatannya si Ridwan aja deh" jawab gue sambil mengatur pernafasan gue

Satu per satu datang dan menyapa gue bahkan ada yang menanyakan kabar sampai ada yang kaget karena gue udah masuk mungkin mereka pikir gue mau mati kali yah :v

"Wait wait wait...ini...ini Karamel Bu Bendahara Wanita tercantik di kelas kita ini kan? Lo udah sehat Mel? Gue kangen banget sama lo" teriak Dion ketika sampai di pintu kelas. Gue tersenyum dan menyambut pelukannya

Sama seperti Dion...ridwan dan willi juga kaget karena kehadiran gue. Bel masuk pun berbunyi dan kami duduk dengan tertib di bangku kami masing-masing. Gue menyiapkan segalanya dan mengambil pensil yang terjatuh

"Selamat Pagi...kami dari anggota OSIS ingin membagikan surat izin kepada anggota OSIS yang ada di kelas ini untuk acara perkemahan yang akan dimulai di hari sabtu dan jadwal keberangkatan jumat pagi. Jadi silahkan kepada anggota OSIS untuk mengangkat tangannya" ucap seorang wanita yang tak asing di kuping gue.

Gue langsung bergegas mengambil pensil yang terjatuh dan melihat siapa yang masuk ke kelas kami. Kak Sam & Kak Nandini...KETOS & SEKOS. Gue langsung mengangkat tangan dan Kak Sam? Orang yang gue harapkan untuk datang ke meja gue dan Bunga justru dia yang datang

Dia meletakkan 2 surat izin di atas meja kita dan berlalu begitu aja

"Kenapa lo masih gunain jaket di saat bel masuk sudah berbunyi Karamel?" tanya Kak Nandini berdiri di depan meja gue dan Bunga. Gue diam tak menjawab dan menunduk karena gue gak pengen marah atau kesal untuk saat ini

"Apa orang yang duduk di sini atas nama Karamel Anastasya gak ada?" tanyanya lagi

"Saya"

"Dia masih sakit Nandini jadi biarkan dia mengenakan jaketnya untuk hari ini" jawab Pak Surya yang tiba-tiba datang

"Karamel...kamu beresin barang-barang kamu dan bawa tas dan segera turun ke bawah. Papa dan Mama kamu sudah menunggu di bawah" ucap Pak Surya lagi yang membuat gue lebih terkejut

Gue membereskan barang-barang gue

"Lo gak mau urus surat pindah kan Mel?" bisik Bunga pada saat Kak Sam berjalan di sampingnya. Gue bisa lihat Kak Sam menghentikan langkahnya sebentar dan langsung menatap gue

Gue menyalim Pak Surya dan keluar dari kelas setelah Kak Sam dan Kak Nandini keluar terlebih dahulu. Gue menuruni anak tangga satu per satu

"Jadi lo mau pindah?" ucap seseorang yang membuat langkah gue terhenti dan menoleh ke belakang

"Bagus deh kalau lo mau pindah. Setidaknya gue gak usah capek-capek berusaha untuk buang muka dari lo. Yah mau gimana pun karena gue masih KETOS di sekolah ini kalian semua masih tanggung jawab gue" ucap Kak Sam yang membuat hati gue terasa di tusuk oleh pisau begitu dalam

Gue melanjutkan langkah gue dan meninggalkan Kak Sam yang masih diam ditempatnya

"Apa segitu bencinya lo sama gue kak? sampai lo berharap gue beneran gak ada lagi di sekolah ini? Apa semenyakitkan itu lo ke gue tanpa lo tau kebenaran yang sebenarnya?" ucap gue dalam hati sambil menghapus air mata yang tumpah.

Gue melihat Papa & Mama yang sudah menunggu di meja piket bersama dengan Bu Rode yang sedang bertugas hari ini. Gue pun masuk ke mobil bersama dengan mereka

"Kenapa Amel dijemput sepagi ini?" tanya gue

"Dokter Angga hanya bisa meriksa kamu sekarang sayang soalnya dia bakalan pergi ke Singapura jam 1 siang nanti jadi dia minta Papa untuk bawa kamu sekarang" jelas Papa sambil melihat gue dari kaca mobil

Gue menyandarkan badan gue ke belakang dan melihat ke arah jalan sambil memikirkan kalimat yang diucapkan Kak Sam ke gue tadi. Air mata kembali terjatuh dan gue berhasil menghentikannya sebelum Mama melihat gue menangis dan akan bertanya apa yang terjadi sama gue

Drttt getar ponsel gue dan gue langsung mengambilnya

Dion : "Lo baik-baik aja kan Mel? Lo gak beneran ngurus surat pindah kan?"

"Gue baik-baik aja dan gue gak ngurus surat pindah. Gue cuman mau pergi ke RS cek kesehatan gue dan nanya gue boleh gak ikut ke perkemahan itu atau engga. Udah lo focus belajar aja nanti ponsel lo ditahan begooo" gue membalas pesan dari Dion dan langsung mematikan ponselnya

***

Haii gaesss, makasih yah udah baca sampai part ini semoga kalian suka dan memberikan komentar yang baik

to be continue jangan lupa voment yah

My Boyfriend is IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang