Pilihan

4 3 2
                                    

"Apa menyakitiku atau aku yang sakit sendiri?

Pilihan ada ditanganmu"

"Kak gue lagi kesel jadi lo jangan cari masalah sama gue yah" ucap gue ke Kak Rey yang sedari tadi lihatin gue. Gue lanjut mengerjakan tugas yang akan dikumpulkan besok dan Kak Rey pergi entah kemana.

Drttt drttt drttt ponsel gue bordering. Dengan wajah yang males gue menghidupkannya dan melihat telpon dari siapa

"Apaan?"

"..."

"Lo gila ngajak gue keluar jam segini Bunga?"

"..."

"Lo minta izin sana sama Kak Rey"

"..."

"Ya udah lo jemput gue 5 menit lagi yah, lewat 5 menit gue gak mau lagi keluar. Bye"

Gue menutup telpon antara gue dan juga Bunga. Gue naik ke atas untuk menemui Kak Rey yang entah kemana perginya.

Tok tok tok gue mengetuk pintu kamar Kak Rey

"Masuk" ucap seseorang dari dalam kamar. Gue langsung membuka pintu kamar dan menemuinya yang sedang sibuk membaca komik. Gue duduk di sofa kamarnya

"Kak, Bunga dah minta izin sama lo kalau kita mau ngerjain tugas bareng di luar?" tanya gue melihat punggung Kak Rey. Kak Rey memutar kursi dan melihat gue

"Iya gue kasih izin, habisnya lo suntuk banget gue lihat. Jadi karena si Bunga dah nelpon gue ya udah gue kasih izin. Nanti gue nyusul untuk jagain lo" ucapnya sambil membalikkan lembar selanjutnya dari komik yang dia baca.

Gue keluar dari kamar Kak Rey dan masuk ke kamar gue. Gue langsung berganti pakaian dan turun untuk membereskan buku-buku yang berserak di meja tv

Tak lama kemudian klakson mobil membuat telinga gue sakit. "Kak, gue pergi yah. Nanti gue sharloc sama lo. Bye" teriak gue dan langsung keluar rumah

Gue masuk ke mobilnya Bunga dan di dalam si Bunga sibuk memperbaiki riasannya.

"Kita itu masih kelas 1 SMA Bunga dan lo? Lo dah pinter banget dandan kayak gitu. Lagian kita cuman ke café bukan mau ke pesta perlu banget lo harus dandan kayak gitu?" tanya gue sambil melihat ke arah Bunga yang masih sibuk dengan kerjaannya

"Gue itu sekalian mau cari cogan disana Amel. Habisnya lo sih, gak mau kasih izin gue buat dapetin kakak lo. Kan jadinya gue harus cari yang lain. Kak Sam juga udah ada yang punya jadi terpaksa harus cari cogan di luar deh gue"

Gue melihatnya tak percaya "Kok bisa gue punya temen kayak lo. Ya udah ayo jalan sekarang atau gue turun aja yah gak usah jadi perginya" ucap gue dengan sedikit ancaman. Ancaman yang gue kasih berhasil membuat Bunga pasrah dan segera melajukan mobilnya

>>Di Café

Kami pun sampai di Café yang tak jauh dari rumah. Kami keluar dan mencari tempat duduk yang kosong dan nyaman untuk mengerjakan semua tugas yang akan dikumpulkan besok.

"Lo mau mesan apa Mel?" tanya Bunga yang sudah sibuk membaca buku daftar makanan dan minuman. Gue diam dan sibuk mengeluarkan semua buku untuk dikerjakan

"Kita telat gak sih?" tanya seseorang pada kami. Gue langsung berbalik dan melihat siapa yang bertanya.

"Kalian juga disini?" tanya gue ke Ridwan dan Dion. Mereka tersenyum sambil mengangguk. Gue memijat pelipis mata gue dengan lembut

"Bunga...ini kita sebenarnya mau ngapain sih hah?" tanya gue dengan lembut. Batas kesabaran gue dah hampir habis gaes _-

"Hehehe, gue kan paling bodoh nih diantara kita ber-4. Jadi lebih baik gue ngajak kalian untuk keluar dan ngajari gue semua tugas-tugas ini" jelas Bunga sambil cenge-ngesan gak jelas. Gue pasrah dan langsung bersandar ke sofa belakang gue.

My Boyfriend is IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang