Batas sudah habis

6 2 0
                                    

"Mungkin batas untuk mengagumimu sudah habis saat ini

Dan sekarang...tugasku hanya Merelakanmu"

"Kak...kamu pokoknya harus jagain adek kamu. Perhatikan makan dan pola tidurnya. Intinya selama Mama dan Papa berada di Singapura, Karamel menjadi tanggungjawab kamu seutuhnya" ucap nyokap di meja makan.

Kak Rey melihat ke arah gue "Orang yang mau dijagain aja kagak mau dijagain Ma". Gue pun mengangguk dan tersenyum ke arah Kak Rey "Kak Rey memang the best. Makin sayang deh gue sama lo kak"

"Karamel...kamu gak boleh kayak gitu, pokoknya Papa tetap nyuruh kakak kamu untuk jagain kamu 24 jam. Gak ada penolakan sama sekali" ucap Bokap yang berhasil membuat gue bungkam tak menjawab.

Kami pun melanjutkan sarapan dan 5 menit kemudian Kak Rey selesai dan pergi ke garasi untuk memanaskan mobilnya. Dan gue? Gue dah jelas donk masih nikmati sarapan dengan santai

"Kara...buruan anjir. Mentel banget sih makannya tinggal masukin roti ke mulut aja ribet banget lo" ucap Kak Rey yang kembali masuk untuk mengambil tasnya. Gue hanya nyengir dan langsung buru-buru menghabiskan sarapannya. Kita pun pamitan dan langsung berangkat ke sekolah

>>Sekolah

Gue pun berjalan menuju koridor sekolah, tapi pandangan gue teralih ke arah taman sekolah. Seorang pria yang tak asing di mata gue. Gue mutusin untuk melihatnya lebih dekat dan ternyata benar...itu Kak Sam. Dia duduk bersama dengan seorang wanita cantik dengan rambut panjang berwarna pirang yang juga tak asing bagi gue.

"Kayaknya gue pernah lihat dan denger suara tuh cewek deh. Tapi dimana yah?" gue berusaha untuk mengingat kembali. Gue masih terus melihat mereka dan tiba-tiba

Deg...hati gue rasanya sakit. Kak Sam meluk tuh cewek di depan mata gue. Akhirnya gue mundur dan langsung berbalik arah tapi langkah gue berhenti

"Lo ngapain?" Gue pun berhenti dan berusaha untuk tersenyum dan melupakan kejadian yang gue lihat sebelumnya. Gue berbalik dan tersenyum

"Ehk Kak Sam. Itu gue anu...gue tadi mau ambil bunga matahari yang ada di situ. Tapi gak jadi karena kayaknya kasihan kalau bunganya diambil entar dia nangis lagi hehehe"

"Bunga Matahari? Sejak kapan Bunga Matahari ditanam di taman sekolah? Setau gue Bunga Matahari hanya di tanam di depan ruangan Kepala Sekolah" ucap Kak Sam dengan melipat kedua tangannya di depan dada. Gue diam seribu bahasa dan menggaruk kening yang tidak gatal sama sekali

"Hmmmm... gue ke kelas duluan yah kak. Bye " gue langsung lari meninggalkan Kak Sam dan wanita itu.

Gue menaiki anak tangga dengan perlahan untuk menuju ke kelas. Langkah gue berhenti karena tali sepatu lagi dan lagi lepas.

"Huffff nih tali sepatu maunya apa sih? Selalu aja lepas disaat gak diinginkan" gue marah-marah gak jelas sambil memperbaiki tali sepatu yang lepas.

"Lain kali kalau lo mau bohong itu di pikirin dulu yah" ucap seseorang sambil memegang kepala gue. Gue menengadah ke atas dan melihat siapa orang itu. Dan ternyata itu Kak Sam, gue langsung berdiri dan menunduk dan dia? Dia masih menunggu jawaban dari gue. Gue masih diam tak menjawab dan akhirnya Kak Sam pergi.

Gue pun langsung menaiki anak tangga menuju kelas dengan cepat.

>>Kelas

Gue meletakkan tas gue dan melihat kondisi kelas yang berantakan.

"Ahkkkkk anjir...pokoknya kalau gue dah ketemu sama tuh orang pasti hari-hari gue langsung hancur. Nih kelas atau kapal pecah sih? Dah gue sendiri lagi" ucap gue sambil menarik rambut gue. Akhirnya gue mengucir rambut gue dan menuju ke belakang untuk mengambil sapu.

Gue beresein kelas yang hancurnya kayak kapal pecah dan tak lama kemudian Dion datang

"Mel...lo kalau ngamuk gak kayak gini juga donk mel hadehhhh" kata Dion sambil meletakkan tasnya. Gue berhenti dan langsung menatap Dion dengan sinis

"Wesss santai santai gue tadi becanda Mel. Tapi kayaknya gue dah bangunin induk singa nih. Ya udah ya udah sini gue bantuin kasihan gue sama lo. Yang gak pernah beres-beres rumah malah jadi beres-beres di kelas" ucapnya lagi sambil mengambil sapu dari tangan gue.

Gue keluar kelas dan membiarkan Dion yang membersihkan kelas. Gue melihat awan biru di langit

"Ternyata mengaguminya tak semudah mengagumi ciptaan lainnya. Melihat dia seperti itu membuat rasa yang ada di dalam hati hancur. Mungkin sudah waktunya gue mengikhlaskan ciptaan Tuhan yang satu itu" ucap gue dalam hati.

Akhirnya gue melihat ke arah lapangan basket dan disana ada Kak Dicki dan juga Kak Adit. Gue tersenyum karena melihat mereka yang bermain basket dengan senangnya tapi senyum gue hilang saat Kak Sam bergabung dengan mereka.

"Mel...lo baik-baik aja? Awas loh nanti lo kesambet lagi karena banyakan melamun" ucap Dion yang gak gue hiraukan sama sekali. Gue masih setia menatap ke lapangan basket dan ternyata tanpa diduga Kak Sam juga melihat ke arah gue. Gue langsung berbalik dan masuk ke kelas

Tak lama kemudian bel masuk pun berbunyi. Kami semua berbaris di depan kelas dan Bunga? Gue juga gak tau tuh makhluk kemana sampai sekarang belum muncul juga. Gue pun melihat Dion "Bunga mana? Kok tumben tuh anak jam segini belum datang." Dion mengangkat kedua bahunya "Mungkin aja dia telat hari ini Mel. Nanti juga dating kok udah tenang aja"

Kami pun masuk dan duduk di bangku masing-masing. Dan benar

Toktoktok...suara ketukan pintu dan kami melihat ke arah pintu. Itu memang Bunga

"Kenapa kamu terlambat Bunga?" tanya guru Matematika yaitu Bu Wirna. Bunga diam masih mengatur nafasnya. "Maaf bu tadi mobil saya mogok terus saya mesan taksi online dan nunggunya lama banget bu"

Gue tertawa pelan melihat Bunga yang masih ngos-ngosan. Akhirnya dia diizinkan untuk duduk dan mengikuti pelajaran.

"Gila...capek banget gue Mel. Untung aja Kak Sam gak kasih hukuman sama gue dia justru ngasih dispensasi sama gue. Makin suka gue sama Kak Sam" bisik Bunga ke gue. Gue berhenti mencatat dan melihat ke arah Bunga.

"Lo bilang si Es Batu gak ngasih hukuman sama lo?" tanya gue sedikit kaget. Bunga menganggukkan kepalanya mengiyakan. "Dasar Es Batu...KETOS macam apa kayak dia? Gak adil banget sih tuh orang. Awas aja yah lo, gue bener-bener bakalan nandai muka lo. Lihat aja gue makin niat untuk mencalonkan diri sebagai KETOS selanjutnya dan balas dendam sama lo" ucap gue dalam hati sambil mencoret-coret catatan yang gue tulis tadi

"Lo gila Mel? Salah makan lo tadi pagi? tuh catatan mending lo kasih ke gue daripada lo coret-coret kayak gitu Karamel" bisik Bunga sambil mencubit gue dengan pelan. Gue hanya diam dan mencatat ulang semua catatan yang ditulis Bu Wirna di papan tulis.

***

Sam POV

Gue berjalan menuju gerbang sekolah untuk mendata siapa saja yang telat hari ini. Dan pada saat gue ingin menyuruh Pak Adil satpam sekolah untuk mengunci gerbang

"Bentar Pak" teriak seseorang dari jauh. Gue menunggu untuk melihat siapa yang berteriak tadi dan ternyata itu cewek yang selalu ada di samping cewek aneh si Karamel.

"Maaf yah kak Bunga telat hari ini. Soalnya mobil Bunga mogok terus gue juga udah mesan taksi online tapi tuh taksi lama banget akhirnya Bunga tungguin dan jadi telat kayak gini deh. Maaf yah Kak Sam, Bunga janji ini keterlambatan Bunga yang pertama dan terakhir. Kak Sam jangan suruh Bunga jalan jongkok yah kayak Karamel waktu itu. Please" ucapnya memohon.

"Kenapa nih anak tau gue kemaren nyuruh si Cewek Aneh jalan jongkok karena telat?"

"Ya udah kalau gitu, lo bisa masuk tapi ini yang pertama dan terakhir yah"

***

to be continue gaes

My Boyfriend is IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang