Apakah Dia?

4 3 0
                                    

Kami pun sampai di rumah gue untuk mengerjakan tugas-tugas. Kak Rey masih belum pulang karena hari ini dia ada rapat OSIS. Sesuai dengan perkataan gue di kantin tadi, gue langsung mengambil semua catatan gue dan memberikannya ke William

"Nih will catatannya. Lo boleh pinjem tapi inget...gak boleh di coret, gak boleh robek sedikit pun, dan paling penting harus lo balikin secepatnya. Deal?" ucap gue ke William yang sedari tadi masih melihat-lihat rumah bokap gue

"Will...hello" ucap gue memanggil nama dia sekali lagi. Dan akhirnya gue pukul pundaknya dan akhirnya dia sadar juga

"Ehk sorry-sorry gue gak denger. Anu...rumah lo kayak istana Mel jadi gue terpukau hehehe" ucapnya sambil menggaruk lehernya

Gue tersenyum dan memberikan semua catatan gue ke Willi. Kami pun duduk sambil menunggu Bunga dan Dion kembali dari luar untuk membeli cemilan

"Mel... lo dah pulang belum" teriak seseorang dari luar yang suaranya gak asing lagi di telinga gue. Gue langsung bergegas membuka pintu

"Lo dah balik ternyata. Lo balik sama siapa? Sama" ucap Kak Rey masuk dan berhenti karena melihat 2 cowok di rumah.

"Lo buang otak mesum lo jauh-jauh yah kak. Mereka temen di kelas gue, Bunga dan dion lagi ke supermarket beli cemilan. Kita mau ngerjain tugas bareng" jelas gue sebelum Kak Rey mengatakan hal yang gak masuk akal

"Hai kak, nama gue Ridwan. Gue ketua kelas dan temen dekatnya Amel"

"Nama gue William kak, anak baru di kelas dan pengen ikut belajar sama mereka"

Kak rey melihat gue dan mengelus kepala gue "Gue balik cuman mau ngambil buku catatan OSIS yang ketinggalan. Lo bisa tolong ambilin gak?"

Gue tersenyum dan naik ke kamarnya Kak rey. Dan tak lama kemudian gue turun dan sudah ada Bunga dan Dion disana

"Nih catatannya. Kakak dah makan belum?" tanya gue sambil memberikan buku yang dia minta

"Lo jangan mikirin gue. Harusnya gue yang nanya, kalian dah makan siang belum? Mel lo gak boleh makan itu semua sebelum lo makan nasi. Entar"

"Hmmm iya gue nanti mesan makanan kok. Lo pergi aja sekarang. Bye" ucap gue memotong perkataan Kak Rey

Kak rey pergi setelah memberikan sejumlah uang tunai ke gue. Gue duduk

"Kalian napa pada bengong? Ya udah duduk aja. Atau mau pindah ke kolam renang aja?" tanya gue melihat mereka yang masih berdiri

Mereka melihat gue dan mengangguk. Kita pun ke kolam renang

"Mel, tadi kak rey mau ngomong apaan?" tanya Dion tiba-tiba yang membuat gue diam.

"Ga ada. Dia cuman gak mau aja gue sakit perut karena gak makan nasi dulu. Ya udah gue mesen makanan dulu yah" ucap gue dan langsung membuka aplikasi di ponsel gue

"Untung aja gue cepet-cepet motong kalimatnya Kak Rey. Sorry yah gaes gue gak mau kalian terlalu khawatir sama gue" ucap gue dalam hati

Singkat cerita semua tugas-tugas sudah selesai dan mereka pun izin untuk pulang. Gue mengantar mereka sampai ke gerbang rumah

"Kok cepet banget mereka pulangnya?" tanya Kak Rey yang juga sudah kembali setelah mereka pulang

"Yah karena tugasnya dah kelar lah makanya mereka pulang. Yah kan gak mungkin nginep sini kak."

Gue dan Kak rey pun masuk ke rumah, gue duduk di sofa depan tv dan kak rey naik ke atas menuju kamarnya. Dan tak lama dia pun turun dan ikut duduk di samping gue

"Lo tadi dah jadi makan kan Mel?" tanyanya ke gue. Gue menganggukkan kepala dan kembali focus untuk menonton. Ruangan menjadi hening mungkin kalau kancing peniti jatuh juga kedengeran

"Kak...mama sama papa baliknya jam berapa sih? Gue dah rindu sama papa nih hadehhh" ucap gue ke Kak Rey

Tittt tittt...suara klakson mobil. Kak rey bangkit dan membuka gerbang dan gue masih sibuk menonton tv.

"Ada yang kangen sama Papa?" ucap seseorang yang suaranya sudah tak lama gue denger. Gue berlari dan memeluknya

"Ahhhh Papa...lama banget sih pulangnya. Gak kasihan apa sama adek?" ucap gue sambil memasang muka meles

"Kamu tuh yah...Papa sama Mama baru pergi 1 minggu aja kamu dah rindu" ucap Mama lagi dan gue langsung memeluk Mama juga

"Untung aja Papa sama Mama sampe rumahnya cepet, kalau engga? Habis badan aku dicubit sama dia Ma" ucap Kak Rey dan gue langsung memajukan bibir gue

"Udah jangan ngambek ahk. Nih Mama bawa hadiah buat kamu dan juga kakak" bujuk Mama

Gue dan Kak rey duduk dan menunggu hadiah dari Mama yang sudah disiapkan untuk kami berdua. Bukan hadiah yang gue inginkan dari mereka tapi ngelihat mereka sampai rumah dengan selamat aja dah seneng banget.

>>Di Kamar

Gue masuk ke kamar dan merebahkan badan gue yang rasanya kayak dipijak-pijak.

"Hufffff...gue hebat banget yah bisa nahan sabar seharian ini."

Tok tok tok ketukan suara pintu yang membuat gue bangkit dari kasur

"Iya masuk aja pintunya gak dikunci" ucap gue dan melihat siapa yang ingin masuk

"Papa" ucap gue dengan senyuman. Papa duduk di bangku meja belajar gue dan melihat-lihat semua buku yang ada di atas meja belajar

"Gimana sekolah kamu selama Papa dan Mama gak ada sayang? Kak rey jagain kamu kan? Kamu juga"

"Pa...pertanyaannya satu satu donk" Papa tersenyum dan menghampiri gue. Beliau duduk di samping gue dan mengelus kepala gue dengan lembut

"Oke, papa nanya yang paling penting. Pola makan kamu gak berantakan dan kamu cukup istirahat kan Amel?"

"Papa tenang aja, selama papa sama mama gak dirumah. Kak Rey seketika berubah jadi emak-emak rempong. Dia selalu ingetin Amel untuk makan nasi, istirahat yang cukup, jangan kecapekan di sekolah, jangan marah-marah juga dan harus minum obat" jelas gue dan melihat kea rah Papa dengan senyuman

Papa menganggukkan kepalanya dan melihat ke depan

"Papa tau kamu harus sabar-sabar menghadapi orang di sekolah. Papa, mama, kakak...kami gak mau kejadian itu terjadi lagi sayang. Jadi yah kamu anggap aja kamu lagi belajar untuk bersabar dan menambah lobang kesabaran dalam hati kamu. Yah?" ucap Papa melihat gue dan mengelus kepala gue lagi

Gue diam dan melihat Papa keluar dari kamar. Gue kembali merebahkan badan ke kasur "Bahkan kejadian di masa lalu yang gue pikir gak akan terjadi justru bertambah parah saat ini. God, I'm tired. Just once let me rest and enjoy the life you have happily provided" ucap gue dalam hati dan memejamkan mata.

***

William's POV

Gue masuk ke rumah besar milik keluarga Karamel. Gue melihat semua foto-foto yang ada di dinding rumah berwarna biru langit itu

"Jadi Karamel cewek yang harus gue jagain dan harus gue pastiin soal keselamatan dia? Gue gak salah orang? Dia kan punya Rey yang begitu sayang sama dia terus gunanya gue apa? Ahkkk nih si Papa kenapa ngasih tugas yang ngawur sih?" ucap gue dalam hati

***

to be continue gaes

My Boyfriend is IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang