Orang baru?

5 3 0
                                    

"Haruskah aku berpaling dan melupakanmu?"

Setelah kejadian yang membuat gue semakin sadar bahwa orang yang memiliki hati sebeku Es Batu akan sangat sulit untuk mencair.

Semua persiapan sudah hampir selesai dan besok adalah hari terjadinya PENSI di sekolah.

Hari ini kami semua anggota OSIS akan memeriksa dan melengkapi segala yang belum lengkap. Dan dengan tak terduganya bahwa William juga masuk anggota OSIS dalam SEKSI OLAHRAGA sama seperti Dion.

"Mel, tolong ambilin bunga itu donk" ucap teman cewek yang berasal dari kelas 10 IPS-1. Gue langsung mengambil dan memberikannya

"Makasih Mel. Owh iya soal penampilan lo besok jadi kan?"

"Sttttt...jangan keras-keras donk. Pokoknya besok lo panggil aja penampilan musikalisasi puisi dari kelas 10 IPA-1. Gue udah nyiapin segalanya kok. Dan ini hanya lo yang tau jadi gue harap lo gak akan ngasitau sama siapapun" ucap gue dengan memohon kepada Citra pembawa acara besok

Gue melihat Kak Sam yang sedang mendekorasi sedikit panggung bersama dengan Kak Nandini. Gue tersenyum melihatnya dan pergi untuk mengambil tas

"Mel, lo balik sama gue aja yah" ucap seseorang yang tiba-tiba berjalan di samping gue

"Gak usah lah, nanti gue justru ngerepotin lo Will"

"Udahlah lo gak usah sungkan kayak gitu. Udah yok" ucapnya sambil menggenggam tangan gue. Gue hanya diam dan mengikutinya ke parkiran

Kami pun masuk ke dalam mobil berwarna kuning itu. William melihat gue dengan tersenyum dan mengemudikan mobil keluar dari sekolah

"Mel, besok lo gue jemput yah" ucapnya sambil melihat ke arah gue sebentar

"Lo baik-baik aja kan Will? Kesambet apaan lo belakangan ini sering antar jemput gue hah?" ucap gue dan melihatnya dengan curiga

Dia tertawa kecil dan melihat ke arah gue sebentar

"Mel, gue tau lo lagi menjauh dari Kak Sam. Dan gue gak peduli kalau setelah gue jujur sama lo, lo akan menjauh dari gue. Gue itu suka sama lo jadi yah gue bakal berusaha untuk buat lo lupain si Sam dan cuman focus ke gue aja"

"Lo ngomong apaan barusan?" tanya gue terkejut

"Gue suka sama lo Karamel Anastasya. Tapi lo tenang aja gue gak akan maksa lo buat balas perasaan gue. Waktu kita masih panjang jadi yah kita jalani aja dulu kayak gini"

"Lo gak marah setelah tau kejujuran gue?" tanya Willi dan melihat gue sebentar

"Ngapain juga gue marah sama lo. Itu hak lo buat suka sama siapa aja" jawab gue dan tersenyum ke arah William.

Kita pun sampai di halaman rumah gue dan sudah ada Kak Rey yang tidur di lapangan basket dengan keringat membasahi tubuhnya

"Lo udah balik? Lama banget" ucapnya langsung bangkit dan melihat gue yang turun dari mobil. Gue berjalan ke arahnya dan duduk di sampingnya

"Iya, masih ada yang harus kami lengkapi" ucap gue melihat Kak Rey

"Thank's yah dah nganterin adek gue. Kayaknya belakangan ini lo sering antar jemput Amel. Kalian gak mau bagi-bagi cerita sama gue hah?" ucapnya melihat gue dan Willi secara bergantian

"Apa yang mau dibagi sama lo?" tanya gue heran

"Aelah Mel gue tau lo tuh polos tapi maksud gue lo gak cerita gitu apa hubungan diantara kalian berdua?"

"Kita gak ada hubungan apapun kok. Gue cuman pengen jadi temen dekatnya Amel aja kak" jelas Willi dan dibalas dengan anggukan mengerti dari Kak Rey

"Ya udah kalau gitu gue balik dulu yah. Mel, besok jam 8 gue jemput yah. Mari kak" pamit willi ke gue dan Kak Rey

Kak rey melihat gue dengan curiga

"Mckkk apaan sih lo lihatin gue kayak gitu? Gue punya utang sama lo?" tanya gue sambil menabok wajah Kak Rey dengan pelan

"Oke...gue mau ngobrol serius sama lo kali ini"

"Lo lagi sukak sama seseorang?" tanya Kak Rey yang membuat gue kaget

"Engga" jawab gue tanpa melihat mata Kak Rey

"Lo gak pinter bohong Karamel. Terus si Willi sukak sama lo? Atau kalian lagi pacaran?" tanyanya lagi

"Gue jujur sama lo yah kak. Emang gue lagi sukak sama 1 cowok tapi sekarang...gue gak bisa pastiin perasaan dan hati gue masih sama dia atau engga. Soalnya tiap kali kami bertemu kami selalu bertengkar atau saling menyakiti"

"Dan soal Willi...dia...dia memang sukak sama gue. Dan dia juga gak maksa supaya gue bisa balas perasaan dia secepat mungkin" jelas gue dan langsung menunduk

Tak ada suara sama sekali setelah penjelasan dari gue.

"Mel...lo lihat gue" ucap Kak Rey sambil mengangkat dagu gue

"Lo gak salah suka sama orang dan begitupun dengan si Willi. Kalian punya hak untuk jatuh cinta. Dan soal perasaan yang ada di hati lo, lo dan orang yang lo sukak mungkin masih butuh waktu. Tenang aja...kehidupan masih panjang dan gue yakin diluar sana masih ada yang nungguin lo sebagai kekasih mereka selamanya" ucap Kak Rey menatap mata gue begitu dalam

Gue langsung memeluk Kak Rey dan menangis

"Makasih yah kak. Lo selalu ada disaat gue lagi butuh sandaran dan tempat curhat. Gue janji bakalan cari orang yang benar-benar tepat untuk gue. Dan gue harap disaat gue dapat, lo masih ada bersama dengan kebahagiaan gue" ucap gue sambil terus menangis

"Lo harus sembuh Mel. Itu hal pertama yang harus lo perjuangin. Kalau lo udah sembuh maka kebahagiaan lo akan bertambah berkali-kali lipat. Udah sekarang lo masuk terus mandi, lo besok mau perform kan? Lo harus latih petikan gitar lo biar besok bisa lebih bagus. Yah?" ucapnya sambil melepas pelukannya

Gue masuk dan mendapati Papa yang focus ke kerjaannya dan Mama juga sibuk di dapur

"Amel pulang" ucap gue sambil menutup pintu

"Kenapa lama banget pulangnya Mel?" tanya Papa yang masih sibuk dengan kerjaannya

"Sebenarnya Amel dah sampai rumah daritadi Pa cuman ngobrol dulu sama Kak Rey"

"Duduk dulu sini samping Papa. Ada yang mau Papa bilang sama kamu" ucap Papa dan melihat gue. Gue berjalan ke ruang tamu dan duduk di samping Papa

"Papa udah berpikir berulang kali dan Papa udah mutusin...kamu boleh ikut perkemahan itu. Tapiii ada tapinya" ucap Papa sambil menarik hidung gue dengan pelan

"Sebelum kamu pergi, kamu harus check-up dulu ke RS dan nanya sama dokternya kamu bisa ikut atau engga. Deal?"

"Hmmm...oke deal. Tapi Amel perginya sama Kak Rey aja. Papa sama Mama kerja aja, kalau dah dirumah baru deh aku sama Kak Rey kasitau apa yang dibilang sama dokter"

Papa tersenyum dan mencium kening gue

"Kalau gitu Amel ke kamar dulu yah Pa. Mau mandi soalnya dah bauk acem nih bajunya hehehe" ucap gue sambil tertawa yang diikuti juga dengan tawa Papa.

***

Sam's POV

Gue berbalik dan melihat William memegang tangan Karamel dan langsung tersenyum miring

"Hah...segitu doank sikap lo ke gue Mel? Lo langsung menjauh dari gue semenjak kejadian waktu itu? Mungkin memang lo gak bisa buat gue kembali ke Sam yang dulu"  ucap gue dalam hati

***

tbc gaes

My Boyfriend is IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang