Kagum dalam Diam

10 3 0
                                    

"Mengagumi dirimu...hanya itu yang bisa aku lakukan secara diam"

Pagi ini sama seperti pagi sebelumnya. Gue berangkat ke sekolah dan langsung memasuki kelas. Sudah ada Bunga dan juga Dion yang sedang asik mengobrol. "Pagi...tumben banget dah ada penghuni kelas jam segini." Mereka pun berhenti mengobrol dan melihat ke arah gue. Gue pun ikut mengobrol dengan mereka.

Tak terasa kelas sudah hampir ramai dengan satu per satu teman-teman yanag berdatangan. Gue memutuskan untuk keluar kelas dan memandang langit pagi hari. Seketika mata gue tertuju ke bawah tepatnya di taman sekolah. 3 orang pria yang dibilang Most Wanted di sekolah ini sedang tertawa bahagia. Gue hanya focus pada satu orang pria tinggi dengan gaya jalan yang cool. "Tuh orang ganteng sih memang apalagi kalau dia ketawa kayak gitu. Dihhhh apaan sih Karamel...lo gak boleh ikutan mengidolakan tuh orang" ucap gue dalam hati sambil memukul jidat dengan kuat. Dan tak disangka orang yang sedang gue lihatin malah lihatin gue juga, yah auto gue langsung salting njir dan mutusin untuk masuk ke kelas

Bel masuk pun berbunyi, hari ini proses belajar mengajar sudah dimulai sesuai dengan roster yang dibagikan kemarin. Dan hari ini pelajaran pertama adalah Fisika dan Pak Surya lagi dan lagi akan masuk. Gue pun duduk dan mengobrol sedikit dengan Bunga. Pak Surya pun masuk dan kami semua hening.

"Ridwan dan Karamel...kalian bisa pergi ke perpustakaan untuk mengambil buku yah" ucap Beliau. Gue dan Ridwan pun bergegas menuju ke perpustakaan

"Kenapa harus gue sih? Kan sekretaris kelas si Bunga" gue mengeluh. Ridwan pun melihat ke arah gue dan tertawa "Ya udah kali Mel sekali kali. Lagian lo cuman tandatangan doank kan yang bawa bukunya gue."

>>Perpustakaan

Gue dan Ridwan pun langsung masuk untuk mencari buku Fisika yang dikatakan oleh Pak Surya. Gue dan Ridwan berpisah, gue memilih untuk keliling perpustakaan untuk mencari-cari novel yang bisa gue pinjam.

"Anjir....kaget gue. Napa nih orang ada di depan gue sih. Dah fix nih, kalau gue dah ketemu dia bakalan ketemu lagi sepanjang hari ini di sekolah" ucap gue dalam hati.

"Lo disini juga? Kenapa gak masuk kelas?" Gue melihatnya dan diam sejenak.

"Lo bisa gak sih langsung jawab apa yang gue bilang tanpa diam dulu" ucapnya lagi dan kali ini dia menoleh ke arah gue dan sedikit menunduk untuk melihat gue.

"Gue kesini mau ngambil buku paket Fisika kak" gue menjawabnya sedikit berbisik. Dia diam dan menegakkan kepalanya. Akhirnya gue pergi dan langsung membantu Ridwan

"Lo bukannya mau lihat-lihat rak Novel?" tanya Ridwan. Gue terdiam dan sedikit menunduk

"Kagak jadi. Gue ketemu sama Kak Sam disitu dan gue dah gak mood." Ridwan mengangguk dan langsung menghitung jumlah buku yang sudah dia ambil. Kami pun pergi ke meja piket untuk menulis jumlah buku bacaan yang akan kami pinjam dan gue langsung menandatanganinya.

Gue dan Ridwan keluar dan berjalan menuju koridor sekolah. Kami menaiki anak tangga satu per satu dan Ridwan membuka percakapan

"Lo emangnya kenapa sama Kak Sam?"

"Maksud lo apaan? Yah kita gak kenapa-napa cuman gue males aja kalau dah ketemu sama tuh orang"

Ridwan berhenti dan melihat gue dengan heran. Gue pun lihat dia dengan heran juga "Lo napa lihatin gue kayak gitu?"

"Yah aneh aja Mel. Semua cewek di sekolah ini justru seneng kalau ketemu dan diajak ngobrol sama Kak Sam, dan lo? Lo satu-satunya cewek yang males ketemu dia. Lo masih normal kan Mel?"

"Enak aja lo, yah gue masih normal njir. Lo pikir gue demen sama yang sejenis"

"Hahaha...iya juga sih, pertanyaan gue memang aneh. Yah lagian lo tuh cantik, pinter ya udah pasti ada juga yang naksir sama lo. Coba aja lo aktif di organisasi sekolah pasti lo dikenal sama siswa di sekolah ini dan gue jamin mereka pada mau nomor Whatsapp lo Mel." Gue melihat ke arah Ridwan dan langsung menoyor kepalanya "Otak lo tuh dipake kalau ngomong njir. Lo pikir gue barang monja yang direbutin banyak orang"

My Boyfriend is IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang