Semoga

5 3 0
                                    

William's POV

Sesuai dengan apa yang gue bilang ke Amel, gue bakalan jumpai KETOS istirahat pertama

"Nih si KETOS napa pake acara nyuruh gue sih yang nganterin nih biodata? Males banget gue" ucap gue sambil menuruni anak tangga

Gue sampai di kelasnya yaitu 11 IPA-1, gue masuk dan diri di depan meja Kak Sam

"Kak, ini biodata yang kemarin kakak kasih ke Karamel. Udah saya isi semua dengan baik, benar dan teliti" ucap gue sambil mengarahkan biodata itu ke dia

Kak Sam diam dan memeriksa biodata yang gue kasih

"Selamat datang di SMA MERAH PUTIH. Semoga betah dan semoga bisa mendapatkan prestasi yang baik selama disini. Dan ingat, jangan banyak tingkah. Lo bisa pergi sekarang, gue masih ada urusan" ucapnya sambil meletakkan kedua tangan di saku celananya

Gue pun mengangguk dan langsung keluar dari kelasnya

***

Gue masuk ke kamar dan langsung menuju ke meja belajar untuk melanjutkan catatan Biologi yang masih belum selesai.

Tok tok tok terdengar suara ketukan pintu dari luar

"Masuk" ucap gue yang masih sibuk mencatat

"Serius amat neng. Mel gue butuh bantuan dari lo dan juga otak lo"

"Apaan?"

"Bantuin gue ngerjain tugas matematika yah. Lo kan pinter jadi bantuin gue yah. Please" ucapnya sambil memegang pundak gue

Gue mencubit pahanya dengan kuat dan melihat Kak Rey yang duduk di meja belajar gue

"Awwww...sakit anjir. Salah gue apaan sih?" teriaknya sambil mengelus pahanya yang habis gue cubit

"Salah lo? Pertama, lo duduk di atas meja belajar gue dan itu gak sopan. Kedua, itu otak masih aktif gak sih? Lo nyuruh gue bantuin lo ngerjain tugas matematika? Lo tuh kakak gue harusnya gue yang minta ajarin sama lo bukan malah kebalikannya bego" ucap gue dengan emosi yang sudah di ubun-ubun

"Mampus deh gue. Masa iya besok gue harus dihukum hormat bendera karena gak siap tugas? Mau ditaruh kemana wajah cakep gue ini Amellll?"

"Taruh tuh dipantat kuda. Biarin aja lo disuruh hormat bendera dan kalau perlu gue nyuruh Kak Yosafat atau Kak Anugrah untuk ngerekam lo dan gue kasih ke Papa. Terus lo dimarahi dan uang jajan lo auto kena potong. Hahahahaha" ucap gue dengan bahagianya membayangkan penderitaan kakak gue

"Dasar adek lucknat. Gak ada akhlaknya yah gini memang"

"Rey...Amel...ini makanannya dah selesai. Ayo turun dan makan malam sayang" teriak Mama dari bawah

Gue dan Kak Rey langsung turun dan menuju meja makan

"Pa...Amel mau bahas sesuatu sama Papa hmmm sekalian minta izin juga sih" ucap gue sambil duduk

"Nanti aja yah sayang setelah selesai makan malam" jawab Papa

Kami duduk dan kali ini yang memimpin doa makan ialah Kak Rey. Seketika dia berubah jadi malaikat karena dengan senang hati memimpin doa tanpa disuruh sama Papa

Singkat cerita...makan malam selesai, Papa dan Kak Rey naik ke atas menuju balkon. Gue dan Mama masih membereskan meja makan dan mencuci piring dan gelas yang kotor. Mama membuatkan kopi untuk Papa

Kami pun naik menyusul Papa dan Kak Rey yang sudah naik duluan. Gue duduk di samping Papa dan melihat beliau masih memainkan ponselnya begitu pun dengan Kak Rey

"Bentar yah sayang" ucap Papa sambil memegang kepala gue. Gue hanya tersenyum melihat Papa

"Jadi malam ini kamu mau bahas apa?" tanya Papa ke gue

"Hmmm...jadi gini Pa, tadi Amel ikut rapat OSIS dan kami membahas mengenai PENSI dan acara perkemahan. PENSI akan dilaksanakan 2 minggu lagi dan Amel bakalan sibuk bantu-bantu persiapan mulai senin depan. Hmmm... Amel boleh ikut gak?" tanya gue dengan ragu

"Kalau acara PENSI yah boleh boleh aja. Tapi acara perkemahannya belum adek jelasin sama Papa dan Mama" ucap Papa dan melihat gue

"Kalau acara perkemahannya atau acara api unggun sekalian malam keakraban dengan seluruh anggota OSIS dan nanti juga ada senior dan alumni KETOS dll. Hmmm itu dilaksanain 1 minggu setelah acara PENSI"

"Dimana dan berapa lama?" tanya Papa sambil meminum kopi yang ada dihadapannya

"Di Bandung selama 4 hari 3 malam. Amel bakalan"

"Gak Boleh. Kamu gak akan pergi kemana pun. Sekarang kamu masuk kamar dan pembahasan ini cukup sampai disini aja" ucap Papa sedikit membentak sebelum gue menyelesaikan kalimat yang hendak gue ucapkan

Gue menunduk dan langsung pergi. Gue masuk ke kamar dan mengunci pintu kamar

Tok tok tok "Mellll...amel... bantuin gue napa Mel. Gue lagi butuh otak lo nih serius dah. Mel....lo beneran udah tidur?" teriak Kak Rey dari luar kamar gue

Gue diam tak menjawab dan langsung mematikan lampu tidur

Keesokan Harinya

Gue turun dan menuju meja makan. Langkah gue berhenti karena melihat Papa yang masih belum berangkat kerja jam segini

"Pagi Mel" sapa Papa yang membuat gue kaget. Gue melanjutkan langkah kaki gue dan duduk disamping Papa

"Pagi Pa, Ma. Kak Rey mana?"

"Disini...lo bisa cepetan kan sarapannya? Gue buru-buru nih beneran dah" ucapnya sambil mengambil tas ranselnya dari samping gue

"Lo udah sarapan?"

"Kakak kamu udah bangun subuh tadi terus selesai olahraga langsung nyuruh Mama masak nasi goring buat dia. Ya udah kamu sarapan terus pergi yah" ucap Mama memberikan sarapan di piring gue

Tak lama gue pun selesai sarapan dan langsung berpamitan sama Papa dan Mama. Gue menuju mobil dan melihat Kak Rey yang sedang berbicara ke seseorang lewat telpon. Gue langsung masang sabuk pengaman dan melihat Kak Rey yang sudah selesai berbicara dan langsung melajukan mobilnya

"Lo kenapa buru-buru sih kak?" tanya gue sambil mengambil ponsel gue dari saku rok

"Gue mau nyontek tugasnya si Yosafat. Lo kan tau tuh anak otaknya encer banget kalau soal perhitungan. Semalam gue chatt gak dibales dan akhirnya gue telpon. Ehk tau-taunya wifi di rumah dia mati kan anjir. Ya udah gue disuruh dateng cepat ke sekolah biar cepet-cepet nyalin tugas dia"

"Btw, lo gapapa kan setelah omongan bokap kemarin malam?" tanyanya sambil melihat gue sebentar. Gue tersenyum dan membuka pesan grup whatsappp

Es Batu : "Hari ini kita akan mulai mempersiapkan segalanya. Karena gue dipilih jadi ketua panitia acara PENSI nanti, jadi gue lebih butuhin tenaga kalian. Mohon kerjasamanya"

Gue menutup ponsel dan memandang ke jalan yang kami lewati

"Semoga aja kejadian yang kemarin gak terjadi lagi. Gue gak mau orang-orang tau kalau gue lagi gak sehat. Gue gak mau kalau mereka tau gue mengidap penyakit ANEMIA" ucap gue dalam hati dan langsung mengambil pil obat dari dalam tas.

Kak rey melihat gue dan memberhentikan mobilnya karena dia mau biarin gue meminum obat itu dengan tenang dan aman

***

to be continue gaes

My Boyfriend is IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang