°Chapter Sembilan Belas°

236 32 9
                                    

Happy Reading Guys 😘
🍀🍀🍀

°
°
°
°
°

Esa turun dari sedan kesayangannya setelah yakin mobil sedan berwarna putih itu sudah terparkir rapi di tempatnya, dengan santai Ia melangkah menuju unit Apartment yang dia tempati kurang lebih 4 bulan terakhir. Di kepalanya pemuda tampan itu sudah me-list apa saja yang akan ia lakukan setibanya nanti di apartment—membersihkan diri dengan air hangat—menikmati musik favoritenya sembari melepas penat usai seharian bekerja di ranjang kesayangannya.

Namun seperti yang sering terjadi nyatanya kenyataan terkadang tidak sesuai dengan kehendak, dan Esa hanya bisa menghembuskan nafas keras seraya menggeleng kepala pelan saat mendapati sneaker berwarna soft pink tergeletak asal begitu pintu apartmentnya terbuka

Setelah memastikan pintu tertutup dan menaruh sepatunya beserta sneakers soft pink tadi di tempat khusus sepatu Esa melangkah menuju kamarnya tanpa ada niatan untuk menyapa gadis yang sedang asyik bersenandung sembari berbaring disoffa ruang tengah apartmentnya dengan kedua telinga tersumbat airpods.

Meski rencana Esa untuk melepas penat berleha-leha di tempat tidur sudah bisa dipastikan gatot alias gagal total, setidaknya Ia perlu membersihkan diri dari segala debu dan keringat yang diperoleh usai seharian bekerja.

Kurang lebih dua puluh lima menit waktu yang dibutuhkan Esa untuk membersihkan diri sebelum kembali ke ruang tengah, lagi-lagi ia menggeleng pelan karena tamu tak diundang itu masih pada posisi awal tidak bergerak satu senti pun.

Esa ikut bergabung dengan Felli di soffa setelah mengambil minuman kaleng dari kulkas, Mencabut paksa satu airpods yang semula berada di telinga kanan gadis tadi lalu menyelipkan di telinganya sendiri

"Ish resee banget.." grutu Felli tanpa niat mengambil kembali airpods-nya. Suara salah satu vokalis band ternama di Indonesia terdengar, menyanyikan bait demi bait lirik dari lagu berjudul Tanpa Batas Waktu yang sudah Esa hafal diluar kepala karena terlalu sering mendengarnya. Untuk beberapa saat suasana hening tercipta diantara kedua muda-mudi itu, keduanya sama-sama menikmati alunan musik dari benda kecil ditelinga mereka

"Ah, ganti dong.. Lagu itu terus.." Protes Esa sembari menegakan posisi duduknya, lalu meneguk minuman kaleng yang sedari tadi ada ditangannya Membuat gadis disebelahnya pun ikut menegakan diri sembari merengut kesal.

"Yee, kamu tuh ngga bosen apa minum minuman KW? Yang asli tuh ada gambar badaknya.." sungut si Gadis, malah sukses mengundang tawa Esa. Perdebatan kecil seperti ini bukan sekali dua kali mereka alami tapi entah kenapa dia tidak pernah merasa jenuh justru sebaliknya terkadang Esa rindu dengan hal-hal kecil itu saat mereka sedang berjauhan.

"Jangan ke seringan dengar lagu galau, penuh drama nanti hidup kamu.." Esa kembali bersuara, tidak puas rasanya kalau gadis disampingnya itu belum merengek kesal atau bahkan memukulinya secara brutal menggunakan bantal sofa

"Ck, galau apa sih.. gini nih kalau kebanyakan mainan darah.. dengarin baik-baik dong, by.. ini tuh ngga Galau, tapi deep.. coba dengerin, engkau jauh dimata tapi dekat di Do'a aku merindukanmu... Uhh banget kan.. lagu ini tuh mewakili aku banget, yang selalu berdoa biarpun lagi kangen pas jauhan sama kamu.."

"Gayamu.. kaya tau cara doa aja.." celetukan asal keluar dari bibir Esa yang detik itu juga langsung dia sesali, topik yang sebenarnya sangat Esa hindari sejak memutuskan untuk menerima kehadiran Felli di dalam Hidupnya.

"Ishh kamu maahh, gini-gini aku udah belajar doa tau, sama Tasya tau.. Terus Putri Janji mau ngajarin aku baca Buku Qur'an nanti.." ujar Felli penuh antusias, sukses menciptakan perasaan tidak nyaman didalam hatinya, Ia merasa harus segera mengakhiri pembahasan ini.

Only You, Always.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang