°Chapter Dua Puluh°

77 8 0
                                    

️⚠️Warning⚠️

Part ini mungkin tidak cocok bagi kalian
yang belum cukup umur
atau

kalian yang sensitif dengan konten 17+.
Jadi, Bisa di skip aja ya 🙈

Happy Reading Guys😘

☘️☘️☘️

°
°
°
°
°

Untuk beberapa detik tubuh Esa membeku, pandangannya terkunci pada seorang Gadis yang duduk termenung di soffa ruang tengah apartmennya. Keberadaan Gadis itu memang bukan hal baru ditempat tinggalnya, hanya saja kondisi Felli saat ini berbeda, tidak ada ocehan random dari bibirnya membuat suasana terasa begitu hening ditambah derasnya hujan dan dengan kemeja hitam miliknya melekat di tubuh Felli bukan lah keadaan yang bagus untuk menjaga kewarasannya

Esa sedikit menyesali keputusan menyetujui permintaan Felli untuk ikut pulang ke Apartmen, harusnya dia mengantar Gadis itu pulang ke rumahnya saja meskipun Felli merengek tidak setuju.

Tapi, Esa benar-benar tidak tahan melihat keadaan Felli tadi, pertengkaran Orang tuanya dan perlakuan sang Papa kini benar-benar membuat gadis itu terguncang. Esa saja tidak ingat berapa lama dia berdiri menjadi tameng saat Felli menangis di Taman, yang dia ingat begitu tangisan Felli mereda langit sudah menghitam dan kakinya terasa pegal

Pip...pip..pip...

Suara alarm dari microwave membuyarkan lamunan Esa, dengan hati-hati ia mengambil susu yang baru ia panaskan lalu memindahkannya ke dalam cangkir sedang setelahnya Esa menghampiri Felli, memberikan susu hangat dan di terima dengan senyuman tipis dari Gadis itu.

Jujur saja Esa tidak suka melihat sikap Felli kini, senyum cerah yang selalu menjadi favoriet Esa tidak tampak diwajah cantik gadisnya, kini hanya tampak mata sembab, hidung merah dan senyum tipis yang dipaksakan.

"Semua orang memiliki sikap rubah, itu pasti.. Kapan saja sikap seseorang bisa berubah.. Tapi perasaan cinta Orang tua kepada anak-anak mereka ngga mungkin berhenti.."

Esa berkata sembari duduk tepat disebelah Felli, merangkul gadis itu dan menarik lembut tubuh ramping sang gadis agar bersandar padanya, berharap dia bisa sedikit menghibur Gadis yang dia sayangi itu.

"Sikap Papamu mungkin berubah, tapi saya yakin perasaannya buat kamu tetap sama.." tangan Esa bergerak membelai sayang kepala Felli, memberikannya ketenangan

"Saya rasa saat ini Papa kamu pun sedang mengalami tekanan yang menyebabkan perubahan pada sikap dan emosinya tanpa ia sadari.. Beliau mungkin belum bisa beradaptasi dengan keadaan keluarga kalian saat ini.." Esa menjauhkan tubuh mereka, membimbing Felli agar menghadapnya kemudian memberikan senyuman saat tatapan matanya dan Felli bertemu

"Jadi yang harus kamu lakukan sekarang adalah tenang, dan menunggu hingga Papa kamu berdamai dengan dirinya dan keadaan.. Mengerti?"

~kayaknya sekarang Gue sudah mirip banget sama Mama..~ kata Esa dalam hati

Felli mengangguk seraya tersenyum tulus, kebahagiaan tumbuh dalam dadanya karena Esa ada disisinya saat ia mengalami titik terberat dalam hidup. Dan membuat Felli sadar bahwa rasa suka yang ia miliki selama ini untuk Esa sudah berkembang menjadi rasa Cinta

Only You, Always.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang