°Chapter Dua Puluh Tujuh°

79 13 5
                                    

Happy Reading Guys 😘
🍀🍀🍀

°
°
°
°
°

Senyum cerah merekah begitu saja diwajah cantiknya saat menatap sekelompok anak-anak bermain di area playground, riuh suara tawa ataupun perdebatan antar anak bagaikan melodi indah yang menjadi favoritenya beberapa hari belakangan. Dulu tidak pernah sedikitpun terlintas di benaknya mengenai akan jadi apa dirinya kelak bahkan saat kecil Ia tidak pernah memiliki cita-cita, tapi sekarang kalau ditanya mungkin inilah Pekerjaan impiannya, menjadi seorang Guru.

"Bude Lira pernah bilang kamu emang suka anak-anak tapi aku ngga nyangka kamu sesuka itu sampai-sampai nongkrong disini mulu tiap jam istirahat.."

Suara lembut dari arah belakang membuatnya mau tidak mau mengalihkan pandangan dari para malaikat kecil didepan sana, Ia tersenyum tipis mendapati Herlina berada tepat dibelakangnya. 

Herlina adalah salah satu rekannya, usia mereka yang hanya terpaut tiga tahun membuat keduanya menjadi cukup dekat sejak awal perkenalan. Sebenarnya Felli mengenal Herlina jauh sebelum ia diterima mengajar di sekolah ini, karena Herlina tak lain adalah keponakan Tante Olira.

"Mereka sangat menggemaskan.. Gimana bisa aku bosan melihat tingkah mereka yang selalu beragam.." Herlina berdecak mendengar ucapan Felli yang tampak layaknya orang jatuh cinta a.k.a Buta. 

Dua tahun mengajar cukup memberikannya pelajaran bahwa menjadi guru tidaklah semenyenangkan yang dia kira dulu, dia harus menghadapi anak didik dengan beragam karakter dan tidak sedikit yang sanggup menguras emosi hingga kadang ia berpikir ingin berhenti saja rasanya

"Hah Kita lihat satu tahun lagi apa kamu masih berpikir sama.."

Felli terkekeh pelan karena ucapan Herlina, bukan sekali dua kali dia mendengar gerutuan dari wanita itu tentang bagaimana stresnya dia menghadapi anak-anak didik, meski dia sendiri tidak mengalami hal yang sama tapi Felli cukup salut karena Herlina masih bertahan sampai saat ini meski selalu tampak kelelahan disetiap harinya

"Aku ngga tau sih nantinya, tapi saat ini rasanya ini jadi tempat ternyaman dan membahagiakan buatku.." ujar Felli seraya kembali menatap ke arah playground dengan ekspresi yang sulit diartikan, Herlina menghela nafas seraya menatap rekannya itu prihatin, ia tau berat dan sepinya kehidupan yang dijalani Felli kini

"Ah, Sudahlah. Bagaimana kalau pulang ngajar nanti kita jalan-jalan? Kebetulan aku harus membeli skin care nih biar mencegah penuaan dini!!" Herlina mencoba mencairkan suasana yang mulai membiru, Felli terkekeh seraya mengangguk setuju.

"Oke, aku juga mau beli hijab dan baju baru.."

🍀🍀🍀

Semulir angin menerpa kulit wajah cantik seorang wanita yang sedang menenangkan diri diatas balkon rumah besar milik sang Mama dengan keluarga barunya, tidak berniat bergabung dalam kemeriahan pesta yang diadakan di lantai bawah.

Jika saja bisa dia lebih memilih tidak datang kesini, meski selalu menegaskan bahwa dirinya menerima keputusan sang Mama untuk menikah lagi, namun jujur saja melihat kebersamaan sang Mama dengan suami dan adik-adik tirinya masih menyisakan rasa tidak nyaman di hatinya.

"Ce.. Cecee...."

"Cecee..."

Suara bersahutan memanggilnya membuat Wanita itu mengalihkan pandangan dari langit sore kearah dua gadis kecil dengan pakaian serupa yang berlari kecil kearahnya diikuti seorang wanita dewasa dibelakang kedua bocah itu

"Ce, yuk eli ec kim.."

Gadis kecil dengan rambut dikepang dua menarik tangan kanannya, sementara Gadis kecil dengan rambut hitam dibiarkan terurai menarik tangan kirinya, kedua anak kembar yang tak lain adalah adik tirinya meminta untuk dibelikan Ice Cream seperti biasa setiap kali dia datang berkunjung

Only You, Always.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang