Prolog

10.1K 954 229
                                    

Semua mata menatap seorang pria yang terbaring di ranjang rumah sakit. Helaan nafas lega terdengar saat pria itu membuka matanya.

"Seonghwa, kamu bisa dengar saya?" tanya seseorang berjas putih atau lebih tepatnya ia adalah seorang dokter.

Pria yang dipanggil Seonghwa itu mengerjapkan matanya perlahan sebelum mengangguk singkat. Seorang pria menatap Seonghwa dengan mata yang basah karena air matanya yang tidak berhenti mengalir. "Seonghwa, syukurlah kamu sudah bangun. Mama benar-benar merindukanmu." ujarnya air matanya semakin deras keluar.

Seonghwa menatap pria itu. "M-mama..." lirih nya

Pria itu; Baekhyun namanya, ibu dari Seonghwa menganggukkan kepalanya lalu menggenggam tangan Seonghwa. "Ya, ini mama." ujarnya

Dokter yang bertugas menangani Seonghwa kini sedikit menjauh dan berbicara dengan seorang pria lainnya. Pria yang bersama dokter tersebut adalah ayahnya Seonghwa, Park Chanyeol. Sedangkan Seonghwa kini sedang dibantu ibunya untuk minum karena Seonghwa mengatakan jika tenggorokannya terasa kering.

Setelah berbincang akhirnya dokter dan Chanyeol kembali menghampiri Seonghwa dan Baekhyun. "Kamu tidur lama sekali Seonghwa. Kamu belum bisa bergerak leluasa untuk sekarang dan beberapa waktu ke depan. Jadi, kalo ada apa-apa mintalah tolong kepada mama atau papa mu, jika mereka tidak ada kamu bisa meminta tolong perawat disini. Besok kita mulai terapi." ujarnya

Seonghwa tersenyum tipis. "Terimakasih..." ujarnya pelan

Park Seonghwa.

Pria bermarga Park itu telah tertidur sangat lama. Mungkin sekitar 15 tahun lamanya.

Seonghwa dulu mengalami kecelakaan saat dirinya pulang dari acara kelulusan yang diadakan sekolah nya. Saat itu Seonghwa baru saja lulus SD. Supir pribadi yang bertugas menjemputnya begitu lalai. Ia tidak melihat lampu merah menyala. Berakhir dengan mobil yang Seonghwa naiki tertabrak oleh mobil truk. Hanya Seonghwa yang berhasil di selamatkan. Supir pribadinya meninggal di tempat saat itu juga.

Seonghwa saat itu masih berusia 12 tahun. Ia harus melewatkan masa remajanya karena tertidur sangat lama. Semua dokter mengatakan bahwa Seonghwa koma untuk waktu yang tidak dapat mereka perhitungkan. Mendengar itu Baekhyun menangis karena tidak tega mendengar anaknya yang entah kapan bangun, sementara Chanyeol hanya bisa menenangkan istrinya. Sejujurnya Chanyeol juga sedih melihat anak semata wayangnya koma, tetapi jika dirinya sedih, siapa yang akan menenangkan istrinya?

Butuh waktu berbulan-bulan untuk Seonghwa pulih dan bisa bergerak layaknya orang-orang pada umumnya. Seonghwa benar-benar semangat saat terapi, karena itu ia pulih dengan cepat.

Saat sampai dirumahnya, ia melihat ke sekeliling ruangan. Tidak ada yang berubah sama sekali. Masih seperti 15 tahun yang lalu.

Selama di rumah sakit, Seonghwa selalu memandangi wajahnya sendiri di kaca yang Baekhyun berikan. Ia masih tidak percaya dengan perubahan wajahnya. 15 tahun lalu wajahnya tidak seperti itu. Seonghwa pernah bertanya kepada Baekhyun apakah saat koma Seonghwa pernah melakukan operasi plastik, tentu saja Baekhyun langsung menjawab dengan jujur jika Seonghwa tidak pernah melakukan operasi apapun pada wajahnya. Itu wajahnya murni.

Sebenarnya Seonghwa sangat tidak percaya, namun apalah daya, bukti sudah ada di depan matanya. Ia tidak bisa tidak mempercayainya.

Satu bulan sudah Seonghwa berada di rumah. Malam itu hujan deras melanda seluruh kota. Seonghwa terbangun dari tidurnya saat pintu kamar terbuka. Siapa yang membukanya? Seingat Seonghwa ia sudah mengunci pintu kamarnya. Tidak mungkin orangtua nya bisa masuk.

Apa itu maling?

Seonghwa tidak bergerak sama sekali, ia tetap pada posisinya, tidur membelakangi pintu. Seonghwa menunggu waktu yang pas untuk memergoki orang yang masuk. Ia ingin tau, orang itu melakukan apa di kamarnya, tetapi lama ia menunggu tetap tidak terjadi apapun.

Terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Seonghwa mengernyit bingung. Siapa sih?

Seonghwa bangkit dari posisinya dan mendudukkan diri ditepi ranjang. Lagi-lagi Seonghwa menunggu orang itu. Ia ingin sekali menggedor pintu kamar mandi saat ini juga. Tetapi itu tidak mungkin, sepertinya orang itu sedang mandi.

Lama menunggu, akhirnya pintu kamar mandi terbuka. Seonghwa terkejut saat melihat seorang pria menggunakan piyama keluar dari kamar mandi dengan handuk kecil di tangannya. Pria itu menatap Seonghwa.

"Apa aku membangunkanmu?" tanya nya santai

Hey, bagaimana ia bisa sesantai itu?

Seonghwa menatap tajam pria yang duduk di sofa sambil mengeringkan rambutnya. "Anda siapa? Kenapa seenaknya masuk kamar saya? Saya bisa teriak sekarang juga." tanya Seonghwa diakhiri dengan ancaman tentunya.

Pria itu menghentikan aktivitasnya mengeringkan rambut. Ia kembali menatap Seonghwa. "Apa mama dan papa ga kasih tau kamu? Aku ini suami kamu." ujarnya

Seonghwa membulatkan matanya. Ia terkejut bukan main. Suami? Bagaimana bisa?! Hey, Seonghwa baru saja terbangun dari koma beberapa bulan lalu. Bagaimana bisa ia menikah?

"Ngelawak jangan disini, mas. Ga lucu."

Pria itu mengangkat sebelah alisnya. "Aku ga ngelawak. Kamu bisa tanya mama papa kamu kalo ga percaya."

Dengan perasaan campur aduk, Seonghwa berlari ke kamar orangtua nya. Ia mau memastikan omongan pria tadi. Tidak mungkin Seonghwa sudah menikah kan?

"Ma! Pa! Buka pintunya." ujar Seonghwa. Tangannya tidak berhenti mengetuk pintu di depannya.

Pintu kamar terbuka, muncullah Baekhyun. "Ada apa sayang?" tanyanya

"Ma, di kamarku ada pria gila yang mengaku kalo dirinya itu suami aku." adu Seonghwa

Baekhyun mengerutkan keningnya. Tiba-tiba terdengar suara. "Hey aku tidak gila." pria itu rupanya menyusul Seonghwa. Terbukti dengan dirinya yang saat ini berdiri tak jauh dari Seonghwa. Baekhyun menyembulkan sedikit kepalanya untuk melihat pria yang di maksud Seonghwa.

"Ah Hongjoong. Seperti biasa, kamu pasti pulangnya tengah malam." ujar Baekhyun

Hongjoong tersenyum, memamerkan deretan giginya. "Aku sudah memesan tiket sedari pagi, tapi ada meeting dadakan jadi aku batalkan dan lebih memilih mengambil penerbangan malam."

Seonghwa menatap pria itu dengan tatapan tidak percaya nya. Apa-apaan pria itu? Saat di kamar ia tidak mengeluarkan ekspresi apapun. Tetapi saat bersama Baekhyun, dengan mudahnya ia tersenyum. Cih.

"Mama kenal dia?" tanya Seonghwa

Baekhyun mengangguk. "Ya. Begini saja, berhubung ini tengah malam tidurlah dulu. Mama akan menjelaskan semuanya besok."

Belum sempat Seonghwa protes, Baekhyun sudah menutup pintu kamarnya. Helaan nafas berat Seonghwa keluarkan. Ia menatap pria yang bernama Hongjoong itu. "Aku tidak ingin tidur dengan orang yang tidak ku kenal." ujarnya

Hongjoong mengangkat bahunya acuh. "Terserah. Aku bisa tidur di mana pun. Lagi pula, di rumah ini kamar bukan hanya satu." setelah itu Hongjoong pergi meninggalkan Seonghwa. Ia berjalan menuju kamar yang ada di ujung, kamar itu adalah salah satu kamar tamu.

Seonghwa menatap sebal Hongjoong. Pria itu benar-benar menyebalkan di mata Seonghwa.

"Ah terserahlah."

Seonghwa tidak mengambil pusing dengan hal itu. Terserah jika Hongjoong tidur di mana pun. Itu bukan urusannya! Seonghwa tidak peduli. Lebih baik dirinya tidur sekarang karena sudah larut. Besok ia akan mendengarkan semua penjelasan dari orangtuanya.









Tibici

The Secret of My Husband || JoongHwa ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang