TSoMH (O3)

4.8K 802 96
                                    

Seonghwa membuka matanya saat merasakan pipinya di tepuk beberapa kali. Ia mengerjapkan matanya untuk menajamkan penglihatannya.

"Makan dulu, aku tau dari siang kamu belum makan." ujar Hongjoong

Seonghwa bangun dari tidurnya. Ternyata ia ketiduran di sofa yang ada di depan tv. Seonghwa menatap Hongjoong. "Kapan kamu pulang? Jam berapa ini?" tanya Seonghwa

"Sekitar jam 4 tadi. Dan ini sudah jam 5. Maaf ya, aku janji pulang siang tapi aku malah pulang sore."

Jam 5?

Terhitung sudah 6 jam lama nya Seonghwa tertidur. Astaga lama sekali. Seonghwa bahkan belum berkemas baju-baju nya.

Baju-baju?

Seonghwa menatap Hongjoong yang duduk di sofa single yang ada di sebelahnya. "Hongjoong, aku melihat mainan dan baju anak-anak. Banyak sekali dan itu ada di salah satu kamarmu. Itu punya siapa?" tanya Seonghwa

Hongjoong menaikkan sebelah alisnya. "Baju anak-anak? Mainan? Jangan bercanda Seonghwa. Di rumah ini mana ada yang seperti itu."

"Aku bersungguh-sungguh. Aku melihatnya tadi. Ayo akan aku tunjukkan padamu."

Seonghwa bangkit dari duduknya. Ia berjalan ke kamar yang tadi ia masuki. Hongjoong dengan setia mengikutinya dari belakang.

Tangan Seonghwa membuka sebuah pintu kamar di depannya. "Kamar ini yang tadi aku masuki." Seonghwa masuk ke dalam kamar sementara Hongjoong berdiri di ambang pintu. Seonghwa membuka pintu lemari. "Lihat banyak sekal-- astaga, kenapa bisa kosong?"

Hongjoong menghampiri Seonghwa. Ia berdiri tepat disebelah Seonghwa. "Aku ga lihat apapun disini." ujarnya

"Aku bersumpah aku melihatnya disini."

Hongjoong mengusap bahu Seonghwa. "Mungkin itu hanya halusinasi kamu karena kamu mengantuk. Ayo makan dulu. Aku tunggu di depan tv  ya." ujar Hongjoong

Hongjoong keluar dari kamar itu, meninggalkan Seonghwa yang sedang termenung. Halusinasi? Tidak mungkin! Seonghwa masih ingat dengan jelas.

Seonghwa menghela nafasnya. Ia menutup pintu lemari dan melihat sekeliling kamar. "Dimana koper ku?" tanya Seonghwa pelan.

Seonghwa keluar dari kamar. Ia berjalan cepat menuju ruang tv untuk menemui Hongjoong. Saat sampai di depan ruang tv, Seonghwa melihat Hongjoong sibuk dengan tab nya. Lagi-lagi ia sibuk dengan tab sialan itu. Seonghwa hanya bisa menghela nafas pelan.

"Hongjoong."

"Ya?" jawab Hongjoong tanpa melihat kearah Seonghwa.

"Lihat koperku ga?"

Hongjoong mengangguk pelan. "Ada di kamar kita." ujarnya

Saat pulang dari kantor tadi, Hongjoong melihat Seonghwa tertidur di sofa. Ia ingin membangunkan Seonghwa tetapi ia sangat tidak tega melihatnya tertidur pulas. Hongjoong lebih memilih masuk ke dalam kamar untuk mengganti bajunya. Saat membuka lemari ternyata lemari itu masih longgar. Hanya ada baju Hongjoong. Hongjoong menduga Seonghwa pasti membereskan barang-barang nya di kamar sebelah. Karena itu Hongjoong pergi memeriksanya. Saat berada di kamar sebelah, ia melihat koper Seonghwa. Hongjoong membukanya, memang terkesan tidak sopan, tapi Hongjoong tidak punya pilihan lain. Baju-baju Seonghwa masih lengkap ada di dalam koper, Hongjoong mengerutkan dahinya. Dirinya bertanya-tanya kenapa Seonghwa belum membereskan nya.

"Mungkin dia lelah." gumam Hongjoong saat itu.

Hongjoong membawa koper Seonghwa ke dalam kamarnya dan membereskan baju-baju Seonghwa. Tak apa, ia tidak ada kerjaan. Lagian tidak ada salahnya membantu Seonghwa. Lagipula selama ini Seonghwa selalu membantunya.

Mendengar penjelasan dari Hongjoong, Seonghwa dengan cepat pergi ke kamar yang Hongjoong maksud. Kamar itu berada tepat disebelah kamar yang tadi ia masuki. Saat di dalam, ternyata benar. Baju-baju Seonghwa sudah tersusun di dalam lemari.

Senyum tipis tercetak di bibir Seonghwa. Ia teringat perkataan ibunya, Hongjoong adalah orang baik. Sekarang Seonghwa mengakuinya.

***

Saat ini Seonghwa dan Hongjoong sedang menonton tv. Mmm ralat. Hanya Seonghwa yang menonton, Hongjoong sibuk memperhatikan tab yang ada di tangannya.

Posisi mereka saat ini adalah Seonghwa dan Hongjoong duduk berdampingan dengan kepala Seonghwa berada di bahu Hongjoong. Sebenarnya Seonghwa tidak ingin berada di posisi ini, tapi Hongjoong yang memintanya. Ajaibnya Seonghwa tidak bisa menolak permintaan Hongjoong.

Seonghwa melirik isi tab yang ada di tangan Hongjoong. Tab itu hanya berisi grafik dan angka, ada beberapa tulisan yang langsung membuat Seonghwa sakit mata. Seonghwa sama sekali tidak paham dengan itu. Kenapa Hongjoong betah sekali menatap tab itu dengan kurun waktu yang lama? Padahal acara tv malam ini cukup menarik.

Seonghwa menghela nafas panjang. Ia kembali menatap tv di depannya.

"Ada apa?" tanya Hongjoong

"Huh?" jujur saja, Seonghwa terkejut sekaligus kebingungan karena pertanyaan Hongjoong.

Seonghwa menatap wajah Hongjoong dari samping. Ia bisa melihat Hongjoong sama sekali tidak mengalihkan pandangannya.

"Kamu tadi menghela nafas. Ada apa?"

Seonghwa menggerakkan kepalanya, berusaha mencari posisi nyaman di bahu Hongjoong. Tangan Seonghwa pun kini memeluk lengan Hongjoong. "Tidak ada." gumam Seonghwa

Hongjoong tersenyum. Ia mematikan tab nya dan menaruh tab tersebut di samping nya. Tangan Hongjoong terulur untuk mengusap pipi Seonghwa. "Maafkan aku." ujar Hongjoong

Seonghwa memejamkan matanya saat tangan Hongjoong mengusap pipinya. Ini sangat nyaman, Seonghwa menyukainya. "Kenapa minta maaf?" tanya Seonghwa

"Karena aku mengabaikan mu."

Seonghwa membuka matanya dan menatap Hongjoong. Ternyata Hongjoong pun kini sedang menatapnya. "Ga papa. Aku ngerti kamu lagi kerja."

"Kamu punya hak untuk marah, Hwa."

"Benarkah?"

Hongjoong menganggukkan kepalanya. "Ya. Tentu."

"Baiklah. Aku marah karena kamu mengabaikan ku."

Tak bisa menahan rasa gemas nya, Hongjoong mencubit pipi berisi Seonghwa. "Ah gemas sekali." ujarnya. "Tadi aku sudah minta maaf. Jadi aku di maafin kan?" tanyanya

Seonghwa mengangkat kepalanya dari bahu Hongjoong. "Ya ga dong." ujar Seonghwa

"Lalu aku harus bagaimana agar mendapatkan maaf darimu?"

"Mudah aja. Pagi sampai sore kamu boleh pegang tab itu. Tapi malam hari kamu ga boleh pegang tab lagi. Waktu malam mu untukku!"

Hongjoong tertawa pelan. "Baiklah, aku akan melakukan nya." Seonghwa tersenyum lebar mendengar perkataan Hongjoong.

"Ternyata kamu tipe suami posesif ya, Hwa." sambung Hongjoong

Pipi Seonghwa memerah. "Aku, tidak. Jangan mengada-ada Joong."

"Ya ya terserah kamu aja. Ayo kita tidur. Sudah malam."

"Tapi--"

Cupp

Badan Seonghwa menegang. Hongjoong baru saja mengecup bibirnya. Tetapi sedetik kemudian ia merasa kesal karena Hongjoong berlari sambil tertawa keras.

Benar-benar menyebalkan. Hongjoong menertawakannya ternyata.






Tibici

The Secret of My Husband || JoongHwa ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang