TSoMH (O2)

5.1K 791 63
                                    

Seonghwa menuruti perkataan Baekhyun. Ia mulai mendekati Hongjoong secara perlahan. Terhitung sudah satu bulan ia mencoba mendekati suaminya itu. Kini Seonghwa perlahan-lahan mulai memahami Hongjoong.

Hongjoong tipe orang yang sangat bekerja keras, atau lebih tepatnya gila kerja. Bahkan jika pertama kali kalian melihatnya, kalian akan tau dengan cepat.

Hongjoong benar-benar butuh seseorang untuk berada disisi nya. Ia sangat pelupa. Pernah waktu itu ia lupa menaruh jam tangannya. Alhasil Seonghwa membantu mencarinya. Karena tidak ketemu, Hongjoong melupakan jam tangan itu dan memakai jam tangannya yang lain. Satu hari kemudian, jam tangan itu ditemukan, ternyata ada di atas meja yang ada di halaman belakang rumah.

Ia selalu seperti itu. Menaruhnya di sembarang tempat, lalu melupakannya. Saat butuh baru ia mencarinya.

Seonghwa pernah bertanya seperti itu kepada Hongjoong dan Hongjoong hanya menjawab dengan cengiran dan gelengan kepalanya. Seonghwa menggigit bibir bawahnya dari dalam untuk mengurangi perasaan gemas. Gemas ingin memukul Hongjoong lebih tepatnya.

Selain pelupa, Hongjoong juga jarang memperhatikan sekitar. Ia selalu sibuk dengan tablet sialan nya itu. Seonghwa bukan marah kepada Hongjoong. Hanya saja, bisakah Hongjoong lebih berhati-hati? Waktu itu Hongjoong hampir terjatuh di kolam renang samping rumah karena terlalu sibuk dengan tab nya. Jika Seonghwa tidak menggapainya, mungkin Hongjoong sudah jatuh.

"Seonghwa, sudah selesai?" tanya Baekhyun yang baru saja masuk ke dalam kamar Seonghwa.

Seonghwa menganggukkan kepalanya. "Sudah ma. Hanya satu koper ini aja kok." jawab Seonghwa

Hari ini Seonghwa dan Hongjoong akan pindah rumah. Ternyata selama ini Hongjoong punya rumah sendiri. Karena itu kemarin ia mengajak Seonghwa pindah ke rumahnya. Seonghwa awalnya menolak. Ia tidak bisa jauh dari orangtua nya. Hey, Seonghwa baru bangun dari koma nya selama 15 tahun beberapa bulan yang lalu.

Akhirnya Chanyeol dan Baekhyun membantu Hongjoong membujuk Seonghwa. Setelah dibujuk dengan susah payah akhirnya Seonghwa mau. Dengan syarat, saat homeschooling Seonghwa belajar bersama gurunya di rumah orangtua nya, bukan rumah Hongjoong. Karena syaratnya tidak merugikan siapapun, mereka semua setuju dengan syarat yang di ajukan Seonghwa.

Ngomong-ngomong, Seonghwa mulai homeschooling minggu depan. Seharusnya mulai dari sebulan yang lalu, tetapi mereka belum menemukan guru yang tepat untuk Seonghwa.

Seonghwa dan Baekhyun berjalan keluar rumah. Di depan rumah sudah ada sebuah mobil menunggu Seonghwa.

"Maaf mama tidak bisa mengantarmu. Tapi mama janji lusa mama akan kesana membawakan banyak makanan." ujar Baekhyun

"Iya, ga papa kok ma. Lagian ga banyak yang dipindahkan kesana. Cuma baju-baju Seonghwa aja. Nanti siang kan Hongjoong udah janji bakal pulang. Jadi Seonghwa ga akan kesepian. Lusa kalo mama sibuk, ga kesana juga ga papa. Jangan dipaksa kalau mama ga bisa."

Baekhyun memeluk Seonghwa erat. "Mama usahakan kalau itu untuk kamu. Mama sangat menyayangimu. Telpon mama saat sudah sampai ya."

"Siap. Aku juga sayang mama." Seonghwa membalas pelukan Baekhyun. Setelah itu pelukan mereka terlepas. Seonghwa mulai berjalan ke arah mobil dan mulai memasuki mobil itu.

Seonghwa membuka jendela mobil dan melambaikan tangannya ke arah Baekhyun. "Dah ma." ujarnya kemudian mobil yang di tumpangi Seonghwa mulai dijalankan.

Baekhyun membalas lambaian tangan Seonghwa. "Hati-hati nak." ujar Baekhyun

***

Seonghwa sampai didepan sebuah rumah. Rumah didepannya ini tidak sebesar rumah orangtua Seonghwa, tetapi Seonghwa sangat menyukai rumah ini. Ada taman yang terlihat terawat di depannya. Ada sebuah pohon mangga juga. Terlihat segar di pandang.

"Biar saya aja pak." ujar Seonghwa saat supir yang di kirim mama nya akan membawakan kopernya ke dalam rumah.

"Tapi--"

"Ga papa kok pak. Terimakasih ya pak."

"Iya sama-sama. Kalau begitu saya pamit ya, tuan muda."

"Iya pak, hati-hati."

Setelah kepergian supir itu Seonghwa menarik kopernya. Saat berada di depan pintu, Seonghwa merogoh saku celananya untuk mengambil kunci. Kunci itu semalam diberikan Hongjoong padanya.

Seonghwa membuka pintu dan mata Seonghwa dimanjakan oleh isi rumah Hongjoong. Sangat rapi dan bersih. Seonghwa benar-benar suka.

Seonghwa masuk ke dalam rumah dan mulai berkeliling. Sambil melihat-lihat, Seonghwa juga memilih kamar yang cocok untuknya. Tetapi, bahu Seonghwa seketika turun. Rumah ini hanya memiliki dua kamar. Ruangan lain di pakai untuk hal lain seperti perpustakaan, gudang dan lainnya.

Dengan sangat terpaksa Seonghwa membuka asal salah satu pintu. Seonghwa masuk ke dalam dan langsung menuju lemari untuk membereskan baju-baju nya. Saat membuka lemari, Seonghwa mengerutkan dahinya.

"Baju anak-anak?" gumam Seonghwa saat membuka salah satu pintu lemari.

Saat ia membuka pintu lemari sebelahnya, kerutan di dahi Seonghwa semakin dalam. "Mainan anak-anak? Banyak sekali." ia kembali bergumam.

Seonghwa menutup kedua pintu lemari itu. Ia meninggalkan kopernya di dalam kamar itu. Seonghwa memutuskan untuk duduk di ruang keluarga. Ia terdiam dengan banyak pertanyaan di kepalanya.

Apa Hongjoong sudah mempunyai anak?








Tibici

Positif thinking, mungkin hj bawa mainan nya waktu dia masih kecil kerumah mereka :)

The Secret of My Husband || JoongHwa ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang