TSoMH (O4)

4.7K 711 48
                                    

Seminggu kemudian

Pagi ini saat Seonghwa terbangun ia tidak menemukan Hongjoong disebelahnya. Kasur yang lebar hanya diisi oleh dirinya saat ini.

Seonghwa menghela nafasnya. Selalu seperti ini saat ia bangun pagi.

Hongjoong pergi ke kantor pagi-pagi sekali. Seonghwa pikir Hongjoong tidak betah di rumah atau sengaja menghindarinya. Nyatanya ketika Baekhyun berkunjung kesini bersama Chanyeol, ia mengatakan jika itu memang kebiasaan Hongjoong. Bahkan dulu saat sebelum Seonghwa sadar Hongjoong akan pulang sangat larut dan pergi pagi-pagi sekali.

Beruntungnya, Hongjoong tidak lagi pulang larut sekarang ini. Selarut-larut Hongjoong pulang, itu sekitar jam 10 malam. Itu pun ia pasti mengabari Seonghwa terlebih dahulu jika ia akan lembur di kantor.

Seonghwa bangkit dari tidurnya. Ia bergegas mandi dan menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri. Pekerjaan rumah akan dikerjakan oleh seorang ART yang sengaja Hongjoong sewa. ART itu akan datang saat jam 7 pagi dan akan pulang jam 5 sore.

Ngomong-ngomong, hari ini adalah hari pertama Seonghwa homeschooling. Seonghwa akan belajar dengan gurunya di rumah orangtua nya sesuai syarat yang diajukan Seonghwa waktu itu.

***

Seonghwa sampai di rumah orangtua nya. Saat baru saja membuka pintu, ada seseorang yang langsung memeluk nya erat. Untung saja Seonghwa tidak terjungkal kebelakang.

"Aaaa aku merindukanmu..." ujarnya

Ia semakin mengeratkan pelukannya pada Seonghwa. Demi tuhan Seonghwa kesulitan bernafas.

"Astaga, Seonghwa tidak bisa bernafas Jiwon!" Baekhyun yang baru saja muncul dari dapur langsung berusaha melepaskan Jiwon dari Seonghwa.

Wanita yang dipanggil Jiwon itu melepaskan pelukannya. Bibirnya mengerucut lucu. "Aku merindukan nya, uncle Baek." ujarnya

"Aku tau. Tapi jika kamu memeluknya seperti itu Seonghwa bisa mati."

Jiwon mengerjapkan matanya lalu menatap Seonghwa. "Maafkan aku Hwa. Aku terlalu merindukanmu." ujar Jiwon sambil tersenyum lebar.

Seonghwa tersenyum canggung. Ia tidak tau siapa wanita ini. Melihat respon Seonghwa yang seperti itu, Jiwon memicingkan matanya.

"Kamu ga melupakan aku kan, Hwa?"

Seonghwa menggaruk tengkuknya pelan. "Bukan lupa. Aku hanya belum ingat." jawab Seonghwa

Jiwon mendengus kesal. Apa bedanya sih?! Jerit ia dalam hati.

Sebelum Jiwon menjawab, Seonghwa menghampiri Baekhyun. Baekhyun menarik Seonghwa untuk duduk di sofa.

"Duduklah, Jiwon."

Jiwon mengangguk. Ia menuruti perkataan Baekhyun. Kini posisinya duduk di hadapan Seonghwa dan Baekhyun.

"Seonghwa, dia adalah Park Jiwon, sepupu mu. Dulu ia sering bermain denganmu. Kalian bahkan berada di sekolah yang sama dulu." ujar Baekhyun

Seonghwa menatap Jiwon. Jika dilihat lagi memang Seonghwa akui wajah Jiwon tidak asing untuknya.

Jiwon nyengir. "Kita ini dulu seperti anak kembar tau. Kemana-mana selalu berdua." tambah Jiwon

"Benar, bahkan saat kamu kecelakaan Jiwon menangis terguling-guling di lantai rumah sakit dan bahkan menolak untuk pulang dengan alasan tidak ingin menginggalkan kamu." ujar Baekhyun, sengaja ingin menggoda Jiwon.

Wajah Jiwon memerah karena malu. Itu pengalaman memalukan. Dulu orang-orang yang berlalu lalang dirumah sakit sampai berhenti untuk melihatnya yang sedang menangis. Memalukan sekali jika mengingat kejadian itu.

"Jangan ungkit itu uncle!"

Baekhyun terkekeh pelan. Ia mengelus bahu Seonghwa. "Kamu ingat?" tanya Baekhyun

Seonghwa mengangguk pelan. "Ya, tapi sedikit."

"Ah ya, aku membawakanmu ini." Jiwon memberikan sebuah bingkisan kepada Seonghwa. Seonghwa mengambilnya lalu membukanya sedikit.

"Wah kue. Terimakasih Jiwon." ujar Seonghwa sambil tersenyum lebar.

Jiwon terkikik geli. "Masih sama seperti dulu. Kamu sangat suka kue. Pantas saja pipimu..." Jiwon menggantung omongannya. Ia mengganti omongannya dengan menggembungkan pipinya.

Seonghwa mendengus pelan. Jiwon mengejeknya! "Pipi ku tidak seperti itu." elak Seonghwa

"Coba kamu berkaca di kamera hp. Pasti kamera itu akan penuh dengan pipi mu ahaha." Jiwon tertawa keras membuat Seonghwa semakin kesal.

"Ma, Jiwon menyebalkan!" adu Seonghwa

"Masih sama seperti dulu, dasar tukang ngadu." Ejek Jiwon

"Ih Jiwon!"

Jiwon tertawa semakin keras. Dari dulu hal paling menyenangkan baginya adalah menggoda Seonghwa. Tapi tidak menutup kemungkinan persahabatan mereka sangatlah erat.

"Sudah diam, kalian berisik." ujar Baekhyun membuat Seonghwa menahan kekesalan nya pada Jiwon dan juga membuat tawa Jiwon berhenti. "Sebentar lagi guru Seonghwa akan datang." lanjutnya

"Sampai jam berapa Seonghwa belajar uncle?"

"Hanya sampai jam 2 siang."

Jiwon melihat jam yang ada di tangannya. Saat ini sudah pukul 9 pagi, bukannya terlalu siang untuk memulai pelajaran?

"Kamu mau menunggu Seonghwa?" tanya Baekhyun

Jiwon mengangguk semangat. "Ya. Aku akan mengajak Seonghwa berkeliling. Boleh kan uncle?" tanya Jiwon

"Boleh dong. Seonghwa juga pasti mau kan?"

Seonghwa terlihat berfikir sejenak. Sepertinya jalan-jalan dengan Jiwon tidak buruk. Ia juga bisa mengenang masa lalu dengan Jiwon nanti. Menarik sekali, pikirnya.

Seonghwa mengangguk pelan. "Aku mau." Seonghwa menatap Baekhyun. "Ma, aku penasaran dengan guru ku." ujar Seonghwa

"Umurnya hanya satu tahun di atas kita Hwa." ujar Jiwon

"Kamu kenal dia?"

Jiwon mengangguk.

"Orang yang akan menjadi guru mu ini kan direkomendasikan oleh orangtua nya. Wajar jika Jiwon tau." ujar Baekhyun

Seonghwa beroh ria saat mendengar penjelasan Baekhyun. "Siapa namanya?" tanya Seonghwa

"Kang Daniel."






Tibici

Oke ada pemain baru. Park Jiwon itu member Fromis 9 btw. Cast bakalan bertambah seiring berjalannya waktu eak :v

The Secret of My Husband || JoongHwa ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang