TSoMH (14)

2.9K 523 49
                                    

"Duduk."

Seonghwa menuruti perkataan Hongjoong. Sedari tadi Hongjoong hanya diam. Sejak pulang dari rumah Mingi dan Yunho, tidak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya. Seonghwa ingin sekali berbicara, tetapi ia takut karena wajah Hongjoong seperti seseorang yang sedang menahan emosi. Jadi ia urungkan.

Saat ini Hongjoong dan Seonghwa duduk berhadapan di atas kasur. Seonghwa tidak tau kenapa Hongjoong lebih memilih mengobrol di kamar. Entahlah Seonghwa takut untuk bertanya.

"Aku tau di dalam otakmu itu banyak pertanyaan. Tanya saja. Akan ku jawab jika aku tau." Ujar Hongjoong

"K-kamu... Mmm maksudku kita, kapan pertama kali kita bertemu?" Tanya Seonghwa. Sejujurnya saja, Seonghwa sangat kebingungan ingin bertanya apa karena sangking banyaknya hal-hal yang tidak ia mengerti. Dan pertanyaan barusan keluar begitu saja dari mulut Seonghwa.

"Sepuluh tahun lalu."

Seonghwa terkejut. "Apa? Hongjoong, aku bahkan baru bangun dari koma tahun lalu. Jangan ngelawak Joong, ini bukan saat yang tepat." Ujarnya

(A/N: diawal umur Hwa 27, tapi cerita ini udh berjalan setahun lebih jadi umurnya tambah jadi 28. Sebelum di revisi mereka ketemu 9 thn lalu, tapi aku salah hitung karena emang udh bertambah satu tahun, otomatis mereka ketemu 10 thn lalu. Maaf yaa)

"Apa wajahku terlihat seperti seseorang yang sedang bercanda sekarang?" Tanya Hongjoong. Raut wajahnya tidak berubah. Tidak ada senyum, tidak ada tatapan dingin, hanya ada raut wajah datar yang ia tunjukkan.

Seonghwa menggelengkan kepalanya pelan. "Lalu bagaimana bisa? Kita bahkan menikah empat tahun lalu dan aku masih koma."

(A/N: Harusnya tiga tahun, tapi karena Seonghwa udah sadar dari koma setahun lalu, waktu nya bertambah jadi empat tahun, sekian :D)

"Terdengar ga masuk logika kalo aku ceritain. Aku mau kamu ingat sendiri semua kejadian dulu. Akan ku bantu kamu mengingat semuanya."

"Bagaimana caranya?"

"Untuk saat ini mungkin aku hanya bisa jawab apa yang kamu tanyakan karena pekerjaan ku sangat banyak di kantor. Tapi aku akan mencuri-curi waktu agar bisa membawamu ke tempat-tempat yang dulu pernah kita kunjungi agar kamu bisa mengingatnya."

Seonghwa terdiam. Kepalanya tiba-tiba pusing memikirkan semua ini.

Hongjoong memegang bahu Seonghwa dan membawa Seonghwa agar menatapnya. "Dengar, aku ga nuntut kamu buat percaya sama aku. Yang jelas aku tau kamu lebih dari siapapun. Ah ya, jangan paksa otakmu untuk mengingatnya. Kalo kamu bingung, tolong tanya saja." Ujar nya

Seonghwa menatap Hongjoong tepat di manik matanya. "S-siapa San?" Tanya Seonghwa pelan.

Seonghwa sudah menyiapkan diri untuk jawaban yang keluar dari mulut Hongjoong. Ia harus tau semuanya dari Hongjoong langsung. Apapun yang terjadi, Seonghwa hanya akan mendengarkan penjelasan Hongjoong.

"Dia anakku."

Seonghwa sangat lemas mendengar perkataan Hongjoong barusan. Untung saja posisi mereka sedang duduk.

"Ta-tapi... Ku kira kamu... Hiks."

Air mata Seonghwa sudah tidak dapat ia tahan. Air mata itu lolos dengan sendirinya. Hongjoong menggigit pipi bagian dalamnya. Sungguh ia tidak bisa melihat Seonghwa menangis.

"Hwa, hey dengarkan aku. Jangan menangis. Aku belum menjelaskan semuanya." Hongjoong memeluk bahu Seonghwa.

"A-aku... Hiks. Kenapa kamu baru kasih tau aku?"

"Karena aku tau hal ini akan terjadi."

"T-tapi--"

Seketika kilasan-kilasan ingatan mulai memasuki otak Seonghwa. Seonghwa membelalakkan matanya.

The Secret of My Husband || JoongHwa ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang