Cakka, Riko dan Agni sedang mengobrol di salah satu sudut kantin sembari menunggu Rio dan Alvin belum juga kembali dari ruang guru. Tiba-tiba saja Cakka terdiam. Matanya menatap lurus, memperhatikan punggung gadis cantik yang duduk agak jauh dari mejanya. Agni dan Riko yang ada di meja itu ikut melihat kearah tatapan Cakka.
"Diliatin mulu, samperin dong" sindir Riko, mencoba menyadarkan Cakka. Agni hanya mengangguk sembari menyesap jus alpukatnya. Meja mereka bertiga yang berada di pojok dan terpisah dari meja kantin lainnya membuat mereka bisa mengobrol dengan santai tanpa perlu takut ada siswa lain yang mendengarkan obrolan mereka.
"Baru kali ini gue ngeliat lu gini banget, Kka. Biasanya kalo nemu gebetan langsung aja dipepet, ini malah ngga ada kemajuan sama sekali"
"Ngga enak gue, Ko" Cakka menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Loh? Kenapa emang?"
"Dia kan masih cewek orang, yakali gue deketin. Gini-gini, gue ngga pingin jadi orang ketiga dalam hubungan orang lain, Ko" Cakka mencoba menjelaskan situasinya. Riko hanya mengangguk maklum, membenarkan pemikiran Cakka.
Walau Cakka sering gonta-ganti cewek, dia tidak pernah mau mendekati atau merebut pacar orang lain. Lebih baik dia mencari gebetan lain atau menunggu sampai cewek itu putus dengan pacarnya. Cakka juga tidak pernah selingkuh dari pacarnya, lebih baik memutuskan pacarnya daripada mendua. Dan jangan lupakan satu fakta penting lain, Cakka memperlakukan pacar-pacarnya dengan baik, ngga ada sejarahnya Cakka kasar ke cewek. Kalau kata Riko sih Cakka itu tipe playboy beradab, tipe langka dan perlu dimuseumkan.
"Bukannya udah putus ya?" Cakka sontak melihat kearah Agni.
"Kata siapa?"
Agni sedikit merutuki keputusannya untuk membahas kabar Shella putus. Sebenarnya Agni ingin menyembunyikan kabar itu, selain karna masih gosip, juga ada sedikit perasaan tidak rela yang menelisik hatinya. Kalau Cakka tahu Shella sudah putus dengan pacarnya, jalan Cakka akan lebih mudah kedepannya. Padahal biasanya Agni santai saja jika Cakka suka pada cewek, tapi untuk kasus Shella ini, ntah mengapa Agni merasa Cakka berbeda. Cakka benar-benar menyukai Shella, Agni bisa melihat itu dari mata Cakka yang berbinar setiap membahas Shella.
"Ag, kata siapa?" ulang Cakka sedikit mendesak, tidak sabar.
"Kata anak-anak kelas gue" jawab Agni sedikit ragu. Agni diam sejenak. Yah, Agni lebih baik jujur. Cakka berhak tau dan sebagai teman baik sudah seharusnya Agni selalu mendukung Cakka, bukan?
"Beberapa hari lalu anak kelas gue ribut ngebahas Shella di grup whatsapp. Ada teman gue yang liat dia berantem sama pacarnya di kafe. Katanya Shella sempat ngomong putus sebelum pergi dari kafe, gitulah pokoknya"
"Kelas lu cepet banget update gosipnya" Riko takjub. Itu berita penting bagi siswa cowok Patriot Bangsa, tapi belum ada yang tahu selain anak kelas Agni.
"Lu kan tahu anak kelas gue isinya rumpi semua" Agni tersenyum kecut mengingat bagaimana imej kelasnya diantara anak Patriot Bangsa, sumber gosip terpercaya dan terupdate. Apalagi di kelasnya ada Dea, informan gosip nomor satu se-Patriot Bangsa. Agni juga heran, itu anak kuat banget radarnya kalau soal pergosipan.
"Bagus dong kalo gitu, berarti jalan gue bakal mulus kedepannya" Cakka tersenyum senang.
"Tapi masih katanya loh, belum ada klarifikasi dari Shella"
"Gapapa, Ag. Semoga beneran putus" senyum Cakka masih belum hilang dari wajahnya. Akhirnya dia bisa memulai pendekatan dengan Shella, pikir Cakka. Riko yang melihat itu hanya menggelengkan kepala. Bisa-bisanya Cakka bahagia ngeliat orang putus cinta. Sementara Agni kembali melanjutkan makan siangnya yang sempat tertunda, malas berkomentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berbagi Arah (TAMAT)
Teen FictionKisah ini tentang mengejar dan dikejar. Tentang menunggu dan ditunggu. Tentang menemukan arah dan saling berbagi arah. Apapun arahmu saat ini, kepada siapapun kamu berbagi arah saat ini, semoga pada akhirnya kita searah.