Tepuk tangan dan sorakan penonton mengantar tim basket putri berjalan ke pinggir lapangan. Disana sudah ada pelatih dan tim basket putra yang sudah menunggu mereka. Tim basket putra menyambut mereka dengan tepuk tangan yang tidak kalah meriah. Pujian dan ucapan selamat mengalir dari tim basket putra saat mereka saling ber-high five.
Agni bisa melihat Zeva yang tersenyum bangga karena tim yang dipimpinnya berhasil mempertahankan gelar juara. Senyum yang sama juga menghiasi wajah anggota tim basket putri yang lain. Tanpa sadar, Agni juga ikut tersenyum.
"Tadi keren banget Ag! Three point diakhir itu beneran keren banget. Kagum gue" heboh Cakka yang tiba-tiba sudah berdiri disebelah Agni, mengulurkan sebotol air mineral. Agni menerimanya dengan senyum tipis.
"Thank you, Kka. Lu mesti menang juga pokoknya" Cakka mengangguk dan menunjukkan jempolnya. Kemenangan tim basket putri membuat semangat tim basket putra semakin besar untuk menang, mereka tidak ingin kalah.
"Gue gak akan kalah keren dari lu, Ag. Kalau perlu gue bakal nyumbang poin lebih banyak dari lu di pertandingan hari ini" ucap Cakka pede. Membuat Agni menatapnya sebentar, lalu menaikkan sebelah alisnya.
"Coba aja kalau bisa" tantang Agni sembari berjalan melewati Cakka menuju kearah bangku terdekat, menyusul tim putri yang sudah lebih dulu berkumpul disana. Cakka hanya menatap punggung Agni dengan terkekeh pelan.
***
Tidak seperti pertandingan tim putri yang mendominasi sejak awal pertandingan, pertandingan tim putra berlangsung sangat sengit. Sejak awal pertandingan dimulai, mereka saling kejar mengejar poin. Lawan mereka—sang tuan rumah—jelas tidak ingin dipermalukan di depan supporternya. Belum lagi tim SMA Nusantara mendapat suntikan semangat dari riuhnya suara supporter mereka yang menggema di seluruh hall—yang membuat suara supporter SMA Partriot Bangsa nyaris tidak terdengar. Walaupun Cakka masih terlihat bersemangat memimpin timnya di tengah lapangan, tapi Agni bisa melihat Cakka mulai kehilangan fokus dan ketenangannya. Agni terus memperhatikan Cakka yang sekarang sedang berlari mendrible bola menuju daerah lawan.
"Fokus, Kka" bisik Agni pelan sembari melirik shot clock. Hanya tertinggal beberapa menit lagi sebelum pertandingan berakhir dan sekolah mereka masih selisih beberapa poin dari lawan.
Mata Agni kembali memperhatikan Cakka yang masih berlari mendrible bola, berusaha mencari celah pertahanan tim SMA Nusantara, namun belum sampai di depan ring, sudah ada beberapa pemain tim lawan yang berusaha menghadang dan dengan cepat merebut bola dari tangannya.
"Sial!" keluh Cakka tertahan.
Cakka dan kawan-kawannya kembali berlari dan merapatkan pertahanan saat salah satu pemain tim lawan mendekat. Obiet—yang berada paling dekat dengan pemain tim lawan tersebut—berusaha merebut bola dan mengopernya pada Cakka yang saat itu sedang terbebas dari penjagaan pemain lawan. Cakka kembali melakukan dribbling menuju daerah lawan. Disana sudah ada Obiet yang menunggu, tanpa ragu Cakka kembali mengoper bola pada Obiet. Obiet yang memang sudah siap, segera menerima bola dan melakukan three point shoot. Suara supporter kedua tim semakin riuh.
"Ini lebih seru dari yang gue kira" ucap Zeva yang duduk disebelah Agni, matanya juga tidak lepas memperhatikan jalannya pertandingan sejak tadi. Agni hanya mengangguk sekilas tanpa menoleh sedikitpun.
Sementara dilapangan pertandingan, bola basket yang dibawa Cakka lagi-lagi berhasil direbut oleh pihak lawan, untungnya shoot pemain lawan tidak masuk, sehingga mereka tidak berhasil menambah poin. Saat sedang mengejar pemain lawan yang mendrible bola, tanpa sengaja mata Cakka bertemu dengan Agni yang berada di pinggir lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berbagi Arah (TAMAT)
Novela JuvenilKisah ini tentang mengejar dan dikejar. Tentang menunggu dan ditunggu. Tentang menemukan arah dan saling berbagi arah. Apapun arahmu saat ini, kepada siapapun kamu berbagi arah saat ini, semoga pada akhirnya kita searah.