1.

8.1K 403 5
                                    

Author pov
Aku Seungwan,Son Seungwan.
Satu-satunya putri dari ayah dan ibuku.
Hidupku bahagia dan berkecukupan karena ayahku seorang pengusaha sukses.
Tapi kata sukses itu perlahan-lahan menjauh dari ayahku.
Perusahaan ayahku menuju bangkrut.
Tidak ada yang bisa dilakukan ayahku selain aku harus menikah dengan putra sahabatnya yang seorang konglomerat agar perusahaan ayahku bertahan.

"tapi,eomma appa,tidakkah ada cara lain?",tanya Seungwan sambil menunduk.

'"hanya itulah cara agar mereka membantu perusahaan appa",jawab ayah Seungwan dengan nada merasa bersalah.

"Seungwan,kami tidak memaksamu,kamu boleh menolaknya jika keberatan",ucap ibu Seungwan saat melihat perubahan wajah pada putrinya.

Seungwan mengangkat kepalanya dan melihat kedua wajah orangtuanya yang lesu karena memikirkan perusahaan.

"akan aku pikirkan",jawab Seungwan sambil menatap kedua orangtuanya.
Ayah dan ibunya menganggukkan kepala dan tersenyum.

"aku ke kamar dulu",ucap Seungwan berdiri dan berjalan menuju tangga.
Ibunya mengikuti dari belakang tanpa diketahui Seungwan.

"tunggu",tahan ibu Seungwan saat melihat putrinya akan menutup pintu kamar.
"eomma?ada apa?",tanya Seungwan dan membuka kembali pintu kamarnya.

"boleh eomma masuk?",tanya ibunya sambil tersenyum.

"tentu saja",jawab Seungwan sambil memberi jalan pada ibunya.

Mereka berdua duduk di ranjang Quenn Size milik Seungwan.

"Seungwan-ah",panggil ibunya.
Seungwan menatap wajah ibunya dan berdehem.
"kamu tau,eomma dan appa tidak pernah ingin menyetujui persyaratan ini"

"kami melakukan ini demi perusahaan kakekmu yang memberikan kepercayaan pada ayahmu untuk meneruskan warisannya",sambung ibu Seungwan.

Ibu Seungwan meraih dan menggengam tangan Seungwan.
"tapi,kami juga tidak akan memaksamu kalau kamu tidak mau",ucapnya sambil tersenyum pada Seungwan.
Seungwan hanya diam dan menunduk.

"eomma akan menghargai apapun keputusanmu",ucap ibu Seungwan sambil berdiri dan meninggalkan kamar putrinya.

Seungwan menatap punggung ibunya yang semakin menjauh dan akhirnya terhalangi oleh pintu kamar yang ditutup ibunya.

Seungwan memijat kepalanya yang sakit.
Dia terus memikirkan apakah dia harus menyetujui pernikahan ini atau menolak.

Seungwan meraih ponselnya dan mendial seseorang.

"Seulgi-ah,ayo ketemu",ajak Seungwan pada sahabatnya.

"tentu saja,aku akan siap-siap,kau yang menjemputku kan?",tanya Seulgi diseberang sana.

"iya"

"baiklah"

Seungwan mematikan teleponnya dan  bersiap-siap.

***

"eomma appa,aku akan keluar dengan Seulgi sebentar",ucap Seungwan sembari pamit pada kedua orangtuanya dan mengambil kunci mobilnya.

"hati-hati,jangan pulang terlambat",teriak ibu Seungwan pada putrinya yang sudah berdiri di pintu.

Saat sudah sampai di cafe Starbucks  Coffee,Seungwan pergi memesan 2 minuman dan memberikannya pada Seulgi.

"Yah Seungwan,kenapa kau tiba-tiba mengajakku bertemu?",tanya Seulgi sembari menyicip minumannya.

"Seulgi,kalau kau akan menikahi seseorang yang tidak kau kenali?apa kau akan menerimanya?",tanya Seungwan dengan wajah serius.

Toxic - Wendy x Suga ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang