Hendery masuk ke dalam mobilnya, lalu mulai menghubungi Doyeon. Dalam hati ia berdoa semoga saja Doyeon mengangkatnya.
"Doy, angkat please." gumam Hendery khawatir.
Syukurlah, panggilan dari Hendery tersambung. Doyeon benar-benar mengangkat telfonnya. Membuat Hendery spontan membulatkan matanya.
"Doyeon?!" pekik Hendery. "Doy lo jangan bikin panik dong! Lo di mana?!!"
"Dery...." ujar Doyeon. Lalu Hendery dapat mendengar isakan tangis gadis itu.
"Doy? Lo nangis? Lo kenapa?! Lo dimana? Kok belum pulang?" tanya Hendery bertubi-tubi.
"Dery gue gak mau pulang... Dery gue takut..." jawab Doyeon yang terisak menangis.
"Lo di mana?!"
Hendery menginjak pedal gas mobilnya sehingga membuat kecepatan mobilnya semakin cepat. Rasa khawatir sekaligus bingung tercampur cemas juga. Doyeon tidak baik-baik saja.
Hingga akhirnya Hendery sampai di tempat yang Doyeon maksud. Hendery langsung turun dari mobil ketika melihat Doyeon duduk di halte jalanan yang sepi. Rambut gadis itu berantakan. Bahkan gadis itu tak mengenakan alas kaki sama sekali.
"Doyeon!" panggil Hendery sembari menghampiri Doyeon dan duduk di sebelah gadis itu.
Astaga. Doyeon terlihat sangat kacau. Bahkan Hendery dapat melihat luka lebam di pipi kirinya. Membuat Hendery spontan menangkup wajah Doyeon untuk melihat lukanya.
"Muka lo kenapa, Doy? Siapa yang mukul lo?!" tanya Hendery.
Tiba-tiba Doyeon terisak menangis lagi. Membuat Hendery langsung membawa gadis itu ke pelukannya dan mengusap lembut punggungnya. Hingga isakan tangis Doyeon mereda.
"Kak Eunwoo..." kata Doyeon di sela isakan tangisnya.
"Eunwoo kenapa?"
"Gue nyaris diperkosa sama Kak Eunwoo." jawab Doyeon pada akhirnya.
Mendengar itu rasanya pikiran Hendery melayang entah kemana. Jangan tanya, amarahnya kini tengah memuncak sampai ke ujung kepalanya.
"Dia... apa?" tanya Hendery lagi, berharap semoga ia salah dengar.
"Dia pegang-pegang gue, Dery. Gue dipaksa dia ke kamar, tapi gue memberontak. Akhirnya gue dipukul. Untung gue bisa kabur." cerita Doyeon.
"Bajingan." umpat Hendery.
Hendery mengusap surai kecoklatan Doyeon yang masih setia di pelukannya. "Tenang ya, Doy. Ada gue di sini. Jangan takut."
"Lo sekarang mau kemana?" tanya Hendery.
Doyeon menggelengkan kepalanya. "Gue gak berani pulang, Dery. Gue takut ketahuan bokap nyokap gue."
ㅡ
Pada akhirnya Hendery membawa Doyeon ke apartemennya. Apartemen rahasia Hendery, bahkan Mr. Yuta sendiri tidak tau kalau Hendery membeli satu unit di sebuah gedung. Karena sangat gak mungkin kalau Hendery membawa Doyeon ke rumahnya, bisa-bisa Hendery diinterogasi sama Mami.
"Makasih ya, Dery." kata Doyeon. "Makasih udah bantuin gue. Gue gak tau harus gimana kalau gak ada lo."
Hendery tersenyum simpul lalu mengusap puncak kepala Doyeon. "Sama-sama."
KAMU SEDANG MEMBACA
² hendery's diary ✓
Fanfiction[ #2 𝘄𝗮𝘆 𝘃 𝘁𝗵𝗲 𝘀𝗲𝗿𝗶𝗲𝘀 ] money can buy happiness. but only certain happiness.