14

307 89 4
                                    

"Gimana Bali???" tanya Doyeon.

"Seru sih. Tapi kesepian dah gua. Yang lain pada sama pasangannya. Coba aja gue ngajakin lo." jawab Hendery.

"Idih..." balas Doyeon.

"Tapi ya gitu, tiba-tiba suasana nya gak enak gara-gara Yireon dateng." kata Hendery.

"LAH ANJIR. JADI ARIN GIMANA KEMAREN?" tanya Doyeon.

"Ya kagak gimana-gimana. Dejun pun akhirnya lebih milih sama Arin ketimbang sama Yireon." jawab Hendery.

"Bagus. Orang gak cinta masa dipaksa-paksa." ceplos Doyeon sembari meminum Boba nya. "Nah! Sekarang lo harus bergerak buat yakinin Yireon!"

Hendery berdecak. "Gak akan bisa, Doy. Susah."

"Lo tuh kebiasaan! Apa-apa dibilang gak bisa, padahal belom dicoba!" omel Doyeon.

"Oh ya, btw, menurut lo Soobin gimana?" tanya Doyeon kepada Hendery.

"Gimana apanya?" tanya Hendery balik.

"Ya gimana gitu orangnya menurut lo????" tanya Doyeon lagi.

"Dih, mana gue tau. Gue aja baru ketemu sekali sama dia. Gimana sih lu." jawab Hendery ala kadarnya.

Doyeon mendengus sebagai balasan. "Ya iya juga sih..."

"Bukannya maksud gue geer ya, tapi dia kayak ngedeketin gue gitu. Ngerti gak sih? Ah gitu lah pokoknya!" kata Doyeon.

"Ngomong apaan sih lu anjay, gak paham." balas Hendery. "Jangan geer duluan, Doy. Lo gak trauma apa berapa banyak cowok yang deket sama lo tapi ujung-ujung nya gak ada yang jadi?"

"Ih iya ya, baru nyadar gue. Kok sedih amat sih." balas Doyeon.

"Gatau dah. Disumpahin jomblo seumur hidup kali lo sama si Lucas." ceplos Hendery.

"GAK USAH NGADI-NGADI MULUT LO." balas Doyeon sebal sembari memukul Hendery dengan tas nya.

"Ampun," balas Hendery yang membuat Doyeon menghentikan pukulannya untuk Hendery.

"Menurut gue, cowok-cowok itu gak serius suka sama lo. Mereka mungkin cuma suka sama kecantikan lo, tapi mereka gak melihat hal spesial dalam diri lo." kata Hendery.

Doyeon menopang dagunya dengan tangan kirinya lalu tersenyum menggoda. "Emangnya gue cantik ya???"

"Cantik." jawab Hendery. "Tapi boong."

"Ish!"

"Nggak. Gue serius kok." balas Hendery sembari tersenyum tipis.

"Emang apa sih hal spesial di dalam diri gue itu?" tanya Doyeon.

"Lo tuh... apa adanya. Kalau gak suka, lo langsung bilang gak suka. Lo juga supel. Lo jujur. Lo asik buat diajak ngapain aja." jawab Hendery.

Doyeon mengembangkan senyuman lebarnya kepada Hendery. "Aduh, terharu gue."

"Kenapa ya?" tanya Doyeon tiba-tiba.

"Kenapa apanya?" tanya Hendery balik.

"Kenapa ya gue gak bisa nemuin cowok yang kayak lo gitu?" tanya Doyeon lagi.

Hendery terdiam untuk beberapa detik, lalu Hendery hanya menunjukkan cengirannya kepada Doyeon.

"Lo kalo suka sama gue tuh bilang." goda Hendery.

"Kayaknya iya sih..." balas Doyeon.

Hendery spontan membulatkan matanya, lalu menatap Doyeon tak percaya. Eh...

"Tapi boong." sambung Doyeon.

Setelah Doyeon pulang dari Wong Boba, Hendery memutuskan untuk membantu Haechan di kasir. Daripada gabut. Surprisingly, Wong Boba di depan Universitas SM sangatlah ramai di jam makan siang. Padahal sekarang lagi libur semester.

"Selamat datang, mau pesan apa?" tanya Hendery kepada seorang pria yang datang.

Sebentar, sepertinya pria itu tidak asing di mata Hendery.

"Lo Hendery kan ya? Temennya Doyeon?" tanya Soobin.

"Iya, Soobin kan?" jawab Hendery. "Mau ketemuan sama Doyeon? Tadi Doyeon ke sini padahal."

"Hahaha, nggak. Mau beli boba. Kebetulan ada lo di sini, gue mau nanya sesuatu boleh?" tanya Soobin.

"Oh, boleh." jawab Hendery.

"Gue pesen Milk Tea ya, pake grass jelly." kata Soobin.

Hendery mengangguk. Setelah mencatat dan melakukan pembayaran, Hendery memberi alih kasir kepada Haechan. Hendery duduk di sebuah kursi kosong bersama Soobin.

"Mau nanya apa?" tanya Hendery to-the-point.

"Doyeon kan bentar lagi mau ulang tahun, kira-kira Doyeon suka kado yang kayak gimana ya?" tanya Soobin.

Astaga. Hendery hampir lupa kalau sebentar lagi Doyeon akan ulang berulang tahun.

"Doyeon tuh... suka barang-barang yang girly gitu. Kayak make up, baju, atau tas gitu." jawab Hendery.

"Kira-kira lo tau gak brand favorite dia?" tanya Soobin.

Hendery tengah mengingat-ingat. Beberapa kali ia dan Doyeon memang sering pergi ke Mall untuk nongkrong dan cuci mata.

"Kalo brand fashion, Doyeon sering belanja di Zara, atau Bershka. Kalo brand make up favorite Doyeon... kayaknya sih Make Over?" jawab Hendery.

Soobin langsung menganggukan kepalanya. "Oke, makasih ya, Hendery."

"Sama-sama." balas Hendery. "Sebenarnya Doyeon kalo dikasih hadiah apa aja pasti seneng kok. Dia bukan tipe cewek yang pilih-pilih pemberian orang."

Sudut bibir kiri Soobin terangkat. "Keliahatannya, lo tau Doyeon banget ya?"

"Ah... nggak juga sih." jawab Hendery sembari tersenyum tipis.





Tapi tanpa Hendery sadari, memang kenyataannya begitu.


Tapi tanpa Hendery sadari, memang kenyataannya begitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
² hendery's diary ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang