11

340 99 7
                                    

Tenang aja, Eunwoo tidak benar-benar dikebiri oleh Hendery dan Doyeon.

Katakanlah Hendery, Doyeon, dan Eunwoo sedang di kantor polisi untuk dimintai keterangan tentang pertengkaran itu. Dan berakhir Eunwoo yang ditahan oleh polisi.

Hendery dan Doyeon tersenyum senang kala melihat Eunwoo diseret oleh polisi ke dalam sebuah sel.

"Lo tuh ngajak gue harusnya." kata Doyeon.

"Lo aja shock gitu. Gimana mungkin gue ngajakin lo." balas Hendery. "Makasih ya, Doy. Untung lo dateng tepat waktu."

Doyeon tersenyum tipis. "Harusnya gue yang makasih. Teharu gue sebenarnya."

"Oh ya," kata Doyeon tiba-tiba. "Kemarin kan gue gak pake alas kaki, jadi gue minjem sepatu lo hehehe... Yang ada di apartemen lo cuma ini. Tapi kayaknya lecet gara-gara gue nendang si Eunwoo." kata Doyeon sambil nyengir.

Hendery menoleh ke sepatunya yang sedang dikenakan oleh Doyeon. Lalu Hendery terperanjat kaget sembari melotot.

Bukannya Hendery pelit gak mau minjemin Doyeon sepatu... tapi sepatu yang Doyeon pinjem itu... Gucci Snake Ace... yang harganya hampir 10 juta. Dan sepatunya lecet beneran.


Hendery mau nangis. Untung Doyeon sahabat terbaiknya. "Gak papa..."

Hendery mengambil ponselnya yang terletak di saku jeans nya. Lalu Hendery melotot kala mendapat banyak missed call dan pesan dari Sihyeon.








sihyeon
|dery, mama kritis
08.00

sihyeon
|sumpah gue takut
08.01

sihyeon
|dery, bisa dateng ke sini gak?
08.32

sihyeon
|dery gimana nih... mama keadaannya makin mengkhawatirkan. gue beneran takut 😥
09.45

sihyeon
|dery, mama meninggal.
10.25










"Kenapa?" tanya Doyeon ketika melihat Hendery melotot sedari tadi.



"Doy...."

"Ha?"

"Nyokapnya Sihyeon meninggal."





Hendery dan Doyeon berlari menghampiri ruang inap Mamanya Sihyeon. Tapi nihil, ruang inapnya sudah kosong.

"Ners, pasien di ruang inap 430 kemana ya?" tanya Hendery kepada seorang perawat di resepsionis lantai tersebut.

"Pasien sudah meninggal 4 jam yang lalu, dan kata anaknya mau langsung dikebumikan." jawab perawat tersebut.

"Mending kita ke rumah Sihyeon aja, pasti dikebumikannya gak jauh dari rumahnya." usul Doyeon.

Hendery pun setuju. Pada akhirnya ia dan Doyeon mendatangi rumah Sihyeon. Tapi ada pemandangan aneh, rumahnya terlihat sepi.

"Sihyeon? Ini gue Hendery." kata Hendery sembari mengetuk pintu rumah kontrakan Sihyeon.

Tapi pintunya tak kunjung dibukakan. Tak usahkan dibuka, disaut oleh Sihyeon saja tidak.

"Mas sama Mbak nya nyari Sihyeon ya?"

Mereka menoleh dan melihat seorang ibu-ibu yang ternyata adalah ibu kost nya Sihyeon. "Eh, Mas nya yang waktu itu bayarin uang sewa kan?"

"Sihyeon nya kemana ya, Bu? Mamanya baru meninggal kan ya?" tanya Hendery.

Terdengar helaan napas dari ibu itu. "Iya. Baru saja dikebumikan tak jauh dari sini. Setelah dikebumikan, Sihyeon langsung pergi."


"PERGI?!!" pekik Hendery dan Doyeon berbarengan.

"Pergi ke mana, Bu?!" tanya Hendery

"Kalau itu saya nggak tau, Mas. Sihyeon juga gak bilang ke saya." jawab Ibu kost itu. "Dia juga menitipkan ini kepada saya untuk kamu." kata Ibu kost itu sembari memberikan secarik kertas kepada Hendery.

Hendery menerima kertas itu dengan perasaan campur aduk.

"Yaudah, saya permisi ya Mas, Mbak." pamit si Ibu kost.


Doyeon mengusap bahu kanan Hendery pelan. "Baca dulu suratnya. Mana tau Sihyeon ngasih tau dia pergi kemana."

Hendery membuka kertas itu.










hai, hendery. mungkin waktu lo baca surat ini gue udah pergi jauh.

gue mau ngucapin banyak terima kasih karena lo udah banyak membantu gue. makasih udah membayar uang sewa dan biaya pengobatan terakhir nyokap gue. gue gak tau harus gimana membalas kebaikan lo ke gue.

gue minta maaf karena gue pergi buru2 banget tanpa pamit ke lo. tapi gue harus pergi. gue mau memulai kehidupan gue yang baru. dengan sihyeon yang lebih baik. tenang aja, gue udah berhenti kerja di bar itu kok.

sekali lagi makasih banyak, hendery. lo orang yang baik. dan gue harap semoga lo selalu dikelilingi orang yang baik pula.

-sihyeon










Hendery menghela napasnya berat. Doyeon yang membaca itu kini tengah mengusap punggung Hendery untuk menyemangati sahabatnya itu.


"Lo pasti bakal dapetin cewek yang lebih baik kok, Dery. Gue yakin." kata Doyeon.








Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
² hendery's diary ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang