16

306 94 7
                                    

Doyeon bingung banget.

Udah setengah jam Hendery dari tadi cuma mewek aja di depan Doyeon, dan dia sama sekali gak cerita alasan dia nangis. Ya Doyeon kan bingung mau ngapain.

Tiba-tiba ponsel Hendery yang tergeletak si meja ruang tamu Doyeon berdering, Doyeon mengintip ke layar ponselnya karena Hendery kelihatannya sama sekali tak berniat mengangkat. "Dery, ini ada telfon dari Mr. Yuta. Sekertaris lo ya?"

Hendery mengambil ponselnya dan mengangkat telfon dari Mr. Yuta tersebut. "APA SIH MR. YUTA?! KALO MR. YUTA MAU NANYA DERY DI MANA, DERY GAK AKAN JAWAB."

"Gak usah ngada-ngada. Kamu di mana?" tanya Mr. Yuta dengan nada datar tanpa penekanan sedikitpun.

"ISH MR. YUTA!!!" rengek Hendery yang membuat Doyeon langsung terlonjak kaget.

Sedetik kemudian Hendery mematikan sambungannya dan tangisannya semakin keras.

"Ih Dery udah dong! Lo gak capek apa nangis terus?!" tanya Doyeon.

"Kenapa, Dery? Ada apa? Cerita sama gue!" ucap Doyeon lagi.









"Gue udah confess ke Yireon." cerita Hendery.

AH KIRAIN ADA APAAN, teriak Doyeon dalam hati. Tapi jujur Doyeon juga rada kaget dan kepo.

"Kok bisa?! Lo confess gimana?! Terus Yireon gimana?!" tanya Doyeon bertubi-tubi.

Hendery menghapus air matanya dan mengatur napasnya yang sesenggukan kan. "Dia bilang, gue gak boleh suka sama dia."

"HAH?!" pekik Doyeon.

"Gue tuh merasa kayak diinjak-injak. Kayak kepedulian gue ke dia itu sama sekali gak dihargai. Ya iya sih, gue bukan Dejun." sambung Hendery.

"Berani-beraninya dia bilang gitu ke lo?! Dasar ya itu cewek emang gak tau diri! Terus aja sono dia terbayang-bayang akan cinta halu nya sama Dejun! Idih!" ujar Doyeon emosi.

"Gak bisa gue biarin! Gue labrak dia ya!" ancam Doyeon.

"Apaan sih! Jangan lah, gila! Ngapain!" balas Hendery.

"Gak guna lo nangisin orang kayak gitu! Hendery, lo tuh terlalu baik buat dia! Move on kenapa sih?!" kata Doyeon.

"Mau gimana pun, Yireon itu first love gue, Doyeon. Sesering apapun gue coba move on ke cewek lain, tapi perasaan gue ke Yireon gak bisa hilang." balas Hendery.

Doyeong menghela napasnya pelan. Lalu ia memeluk Hendery dari samping dan meletakkan kepalanya di baju pria itu. "Malang banget sih lo, Dery."

"Lo gak usah mikirin apa kata Yireon. Itu sama sekali gak mengurangi kebaikan lo. Dery, lo tuh orang yang baik banget. Gue yakin suatu hari nanti lo bakal menemukan perempuan yang sama baiknya kayak lo. Mungkin lebih baik." balas Doyeon.

"Doy," panggil Hendery.

"Ya?"

"Kenapa ya... gue gak bisa nemuin cewek yang kayak lo gitu?" tanya Hendery.

Eh....




Hendery terbangun kala matahari masuk melalui sela-sela jendela. Hendery menyalakan ponselnya dan melihat sekarang sudah jam setengah 10 pagi.

Hendery langsung bangun dari tidurnya dan keluar dari kamar. Lalu ia langsung menemukan Doyeon tengah duduk di meja makan.

"Dery! Sini sarapan dulu. Gue barusan aja beli bubur ayam." ajak Doyeon.

Memang, Hendery menginap di rumah Doyeon. Tenang saja, Hendery tidur di kamar tamu kok. Dan Doyeon juga izin ke orang tuanya. Orang tuanya sih ngasih-ngasih aja karena memang udah kenal sama Hendery.

"Tante sama Om mana, Doy?" tanya Hendery sembari duduk di meja makan.

"Mama ke rumah sakit, katanya ada temennya yang sakit. Papa ke kantor." jawab Doyeon.

Hendery menganggukan kepalanya, lalu mulai menyantap bubur ayam yang barusan dibeli sama Doyeon.

"Lo gak papa tuh nggak pulang? Gak dicariin Mami lo? Atau sekertaris lo?" tanya Doyeon.

"Pasti dicariin. Tapi ya biarin aja lah. Males banget gue pulang." jawab Hendery.

Doyeon berdecak. "Se-overprotektif itu ya orang tua lo?"

Hendery menganggukan kepalanya. "Born as Chinese is not easy. Tapi masih mending orang tua gue sih daripada orang tuanya Dejun."

Doyeon menganggukan kepalanya. Doyeon paham sih. Makanya Doyeon juga gak heran kalau Hendery gak pernah ngenalin orang tuanya ke Doyeon.

"Oh ya, btw bentar lagi ada yang mau ulang tahun nicchhh." kata Hendery.

Mendengar itu, Doyeon langsung mesem-mesem. "Inget aja ya lo."

"Gue inget gara-gara Soobin sih. Dia nanya ke gue lo mau kado apaan." ceplos Hendery. Sedetik kemudian Hendery langsung menutup mulutnya karena keceplosan.


"DEMI APA?! SERIUS SOOBIN NANYA KAYAK GITU???!" tanya Doyeon heboh.



Hhhh, pake keceplosan segala.

"I-Iya..." jawab Hendery pada akhirnya. "Ntar lo pura-pura kaget aja ya, jangan bilang kalo lo tau dari gue! Keceplosan gue nya!"

"Iye dah." balas Doyeon.

Hendery menoleh ke arah Doyeon yang kini tengah senyum-senyum sendiri. Hendery menduga pasti karena Soobin.


Hmmm kenapa Hendery jadi tidak suka...



"Gue juga udah siapin kado buat lo." kata Hendery.

"Oh ya??! Apaan??!" tanya Doyeon heboh.

"Idih, rahasia lah!" jawab Hendery.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
² hendery's diary ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang