15

319 93 4
                                    

Malam itu, setelah Hendery menyelesaikan segala urusan bisnisnya, Hendery memutuskan untuk pergi ke sebuah toko barang branded.

Sebut saja Louis Vuitton.

"Ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya seorang pegawai di sana ketika Hendery masuk ke dalam toko.

Kan. Hendery jadi bingung mau beli apa.

"Anu..."


"Hendery???"

Hendery menoleh dan melihat ada Yireon di sana. "Yireon!" sapa Hendery balik.

"Mbak saya dibantu dia aja deh hehehe." kata Hendery kepada pegawai tersebut.

"Baik, Pak." balas pegawai tersebut lalu pergi dari hadapan Hendery dan Yireon.

"Ada apa nih? Tumben mau belanja di sini, sendirian lagi. Mr. Yuta gak ikut?" tanya Yireon.

"Nggak. Aku sendirian." balas Hendery. "Yireon bantu aku dong, aku mau cari kado buat temen aku." rengek Hendery.

"Boleh, kamu mau nyari kado apa? Tas? Sepatu? Dompet?" tanya Yireon.

"Tas deh kayaknya biar lebih berguna." jawab Hendery.

"Oke," balas Yireon.

Kalau kalian berpikir Hendery akan membelikan kado untuk Doyeon, dugaan kalian benar. Hendery memang berniat membelikan hadiah ulang tahun untuk Doyeon.

Hendery dan Yireon berkeliling toko tersebut. Hingga akhirnga pilihan Yireon tertuju pada koleksi Neonoe nya LV.

"Harganya 28 juta Rupiah." kata pegawai di sana.

"Gimana?" tanya Yireon.

"Oke, boleh deh Mbak." balas Hendery.

"Baik, sebentar ya Pak." balas pegawai tersebut lalu meninggalkan Hendery dan Yireon.

"Wow, aku tau sih mungkin uang segitu nggak besar untuk kamu, tapi... tumben? Kado buat siapa? She must be very special to you." tanya Yireon.

"Secret." jawab Hendery.

"Is she your fiancee?!!" pekik Yireon tiba-tiba.

Hendery spontan mengerutkan keningnya dan menggeleng. "No!" jawabnya. "She is my bestest best friend."

Alis kiri Yireon terangkat. "I also your best friend, tapi kamu nggak pernah tuh beliin aku LV."

"Kamu minta ke Dejun aja sana." balas Hendery.

Seketika air muka Yireon berubah. Gadis itu melipat kedua tangannya di dada. "Well, aku udah tau semuanya."

"Tau apa?" tanya Hendery.

"Ko Dejun pura-pura pacaran sama Kak Arin." jawab Yireon. "Aku udah menduga hubungan mereka aneh."

Seketika kedua bola mata Hendery terbelalak, bahkan nyari keluar dari tempatnya. "Y-You know that?!" pekik Hendery.

"Baru kemarin sih tau. Waktu di Bali. Aku nyampe satu malam sebelumnya. Dan aku denger percakapan Ko Dejun sama Kak Arin di luar tenda malam-malam." cerita Yireon.

"Dan bukan cuma aku yang tau. Orang tuanya Ko Dejun juga. I've told them." balas Yireon, lalu ia menunjukkan senyumannya kepada Hendery.

"Wang Yireon," panggil Hendery sembari menatap kedua bola mata Yireon serius. "How many times do i have to tell you, Dejun doesn't love you. Dejun never loves you."

"Aku cuma mempertahankan apa yang aku punya. Apa itu salah?" balas Yireon.

"Aku gak nyangka kamu sejahat itu." kata Hendery.

Yireon menaikkan sudut bibir kanannya. "Kamu lebih membela mereka ya? Oke. Memang kenyataannya di dunia ini nggak ada yang peduli sama aku. Nggak ada yang mengerti aku."

"Who said? Who said that?!" balas Hendery sembari meninggikan suaranya.

"What?"

"I know you since we were both very young, Yireon. I do care about you, i do! I always care about you. But YOU never know that. YOU never realize that. Cause i'm not Xiao Dejun." balas Hendery.

"Aku suka sama kamu, Yireon." kata Hendery lagi.

Yireon terdiam kala mendengar ucapan Hendery. Kepalanya tergerak untuk menoleh ke arah pria itu dan menatapnya gak percaya.

"Aku sadar. Menyimpan perasaan buat kamu itu sia-sia. Karena pada ujungnya, kamu pasti kembali kepada Dejun. Walaupun Dejun selalu menyakiti kamu." kata Hendery.

"No." balas Yireon. "You can not love me, Wong Kunhang." sambung Yireon.

"Yea, i think so, Wang Yireon." balas Hendery.






"Ya ampun Deryyy! Lo kenapaaa?" tanya Doyeon sambil membuka pagar rumahnya dan melihat Hendery turun dari mobil muka nya bete banget.

Malam-malam Doyeon dapat telfon dari Hendery yang tiba-tiba bilang dia ada di depan rumah Doyeon. Kaget banget, ngapain jam setengah sebelas malam ke rumah Doyeon???

Hendery tak berkutik untuk beberapa detik, hingga Doyeon mengguncangkan tubuh Hendery untuk menyadarkan pria itu.

"Ih Dery! Lo kenapaaa?! Cerita dong! Lo kesurupan ya?!" panik Doyeon.

Hendery sama sekali tidak menjawab. Hingga pada akhirnya kedua tangan Hendery tergerak untuk membawa Doyeon ke pelukannya. Lalu Hendery menyenderkan kepalanya di bahu gadis itu.

"Dery?" panggil Doyeon sembari memukul pelan bahu Hendery.

"Sebentar aja, please." balas Hendery yang masih menyenderkan kepalanya di bahu Doyeon.








Surprisingly, sama sekali tidak ada penolakan dari Doyeon.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
² hendery's diary ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang