08: One Day Before

67 11 1
                                    

CHAPTER 8

Saat ini Rose sedang berdiam diri di kamarnya. Menatap langit langit kamarnya dalam diam. Entah kenapa perkataan tadi membuatnya merinding dan merasa aneh.

Bukan apa apa. Hanya saja walaupun memiliki dendam haruskah kita membalas dendam? Bukankah itu nanti hanya akan menjadi kepuasan sesaat?.

Ah sudahlah ini memang gila.

{}{}{}{}

Esoknya....

"Papa selamat pagi" ucap Rose pelan seraya tersenyum simpul kepada Ayahnya yang berada di ruang keluarga.

"Ya, sana ke dapur udah ada kak Jevellyn" suruh lelaki itu sambil meneruskan membaca koran yang sempat terhenti sesaat.

Di dapur sudah ada Jevellyn yang masih sibuk mondar mandir di dapur menyiapkan sarapan.

"Wah gile lu cepat amat bangun" ejek Jevellyn.

"Jangan ngadi ngadi lu kemaren kemaren itu gua cuma simulasi" Rose mengelak.

"Simulasi palalu noh makan roti bakar di meja" suruh Jevellyn seraya terus membolak balik telur dadar yang dimasaknya.

"Njir tumben enak"-Rose.

"Biasa titisan chef juna" Jevellyn nyengir nyengir sendiri.

"......."

"Eh lu mau ke Malaysia yak?" Tanya Jevellyn.

"Hm"

"Oh...."

"Kenapa? Iri lu?" Ejek Rose.

"Kagak ah. Toh gua bulan depan juga mau liburan kantor ke BANGKOK" ucap Jevellyn dengan penekanan diakhirnya.

"Dih sombong" ucap Rose seraya menenteng tasnya.

"Eh mau kemana?" Ucap Erry pada putrinya yang sedang berjalan ke arah pintu.

"Kampus" jawab Rose

"Lah naik apa?" Tanya Erry seraya berdiri dari duduknya.

"Bus"

"Udah itu ambil aja mobil di garasi" suruh lelaki itu seraya memberikan kunci mobil yang terletak di meja.

"Sip" Rose langsung menyambar kunci itu dan berlari ke arah garasi.

{}{}{}{}

Mobil coupè keluaran tahun 2000an itu melaju dengan kencangnya di antara kemajuan zaman yang sudah sangat pesat.

Rose sukses menjadi perhatian orang dengan mobil tua kondisi mulus dan tergolong sangat langka.

Tak terkecuali seseorang yang sedang berada di sebuah mobil sedan mewah berwarna hitam yang melaju di sebelahnya. Ya, Chandra Ananta.

"Boleh juga mobilnya" ucap lelaki itu memperhatikan.

"Eh itu bukannya perempuan tukang kesandung itu yak?" Lanjutnya sebelum akhirnya memalingkan wajahnya.

Fate || ChanRoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang