"Sabar anjrit bentar lagi nyampe, soundnya udah ready emang?"
Lia minta driver grabnya supaya sedikit lebih cepet. Seharusnya dia udah sampai di venue wedding jam 15.30, tapi sekarang sudah lewat 10 menit dan Lia masih di jalan. Alarmnya mati tadi, dia terlambat bangun.
"Bentar lagi ready. Ya udah cepetan, gua kabarin staffnya dulu," Jawab orang di seberang sana kemudian matiin callnya.
Kalo udah kepepet gini harusnya Lia bawa motor, tapi tadi pagi adeknya datang dan minjem motor buat pergi trip, sedangkan mobilnya masih di bengkel.
Butuh waktu 10 menit lagi untuk Lia sampai di hotel besar yang bakal ngadain wedding salah satu pebisnis muda, The Westin Hotel.
Lia segera bayar grabnya dan jalan cepat menuju wedding hall dengan saxophone kesayangan di punggung.
"Sorry banget gue telat, belom check sound kan?" Gadis itu langsung menghampiri anggota bandnya yang lagi duduk di meja bundar yang biasanya untuk pengunjung.
Pernikahannya tentu aja belum dimulai, tapi para staff WO udah mulai sibuk ngatur berbagai hal.
"Ini baru mau mulai, sono kasih saxo lu ke orang yang pake dasi kuning," Jawab salah satu anggotanya, Chandra, yang 2 tahun lebih tua dari Lia.
Tanpa banyak cingcong lagi, Lia segera jalan samping panggung dan ngehampirin pria tinggi dengan dasi kuning yang mungkin orang yang dimaksud Chandra.
"Hai, saya mau ngasih saxonya buat check sound?"
Tadinya Lia belum liat muka orangnya secara utuh, tapi begitu ngeliat.. Lia kaget.
"Lho Lia?"
"Raven? The hell you doing here?" Tanya Lia kaget.
Raven itu salah satu kakak temen SMP Lia, blaster Korea. Dulu Lia sekolah di international school dan punya sahabat namanya Dami.
Tentu aja Raven bukan nama asli, itu cuma panggilannya untuk temen-temen Indo dan Canada.
"I'm the MC. The bride is my friend's relative," Jawab Raven santai lalu ketawa kecil.
"Oh? Gue disuruh kasih saxo tadi, guess you're not the intended guy then," Lia ketawa balik malu, salah orang soalnya.
"Here I gotcha," Tanpa disuruh, Raven ngambil saxo milik Lia terus dibawa langsung ke panggung dan dikasi ke pria lain yang berdasi kuning juga.
"So you play saxo now?" Tanya Raven setelah ngeberesin urusan Lia.
Yang ditanya cuma naikkin alisnya sambil senyum.
•••
Udah jam setengah 11 malem, pernikahannya akhirnya kelar. Biasanya Lia bisa langsung balik tapi pernikahan kali ini ada banyak orang penting yang main di bidang bisnis musik, makanya Lia berusaha untuk kenalan sana sini dan baru bisa pulang setelah acaranya selesai.
"Hai?"
Lia hampir aja loncat karena kaget, tapi ternyata itu Raven lagi.
"Hey? Kenapa?"
"Just wondering if you have a ride, or if you bring your car?"
"No actually, I'm calling grab," Jawab Lia jujur. Sebenarnya pulang jam segini naik grab rada serem sih, tapi mau gimana lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Young, Dumb, and Poor
Short StoryWe didn't even realize that we were making memories, we thought we were just having fun.