Part 14 : Kode Rahasia

318 47 7
                                    

.
Benang Layang






Sabtu siang seusai sekolah, aku masih terduduk di depan kelas. Menunggu Minho yang masih berada dikelasnya, hari ini kami akan ada perkumpulan dewan ambalan sehingga aku dan Minho tak langsung pulang.

Di aula sekolah sudah cukup ramai, dengan adanya adik tingkat kami yang sedang menjabat sekarang. Sebenarnya rapat ini tidak begitu serius, karena kami sebagai senior hanya memantau perkembangan kegiatan dan juga evaluasi bulanan.

Akhir-akhir ini kami sering melewatkan rapat seperti ini karena memang disibukkan dengan tugas kelas tiga yang menumpuk, namun karena minggu ini adalah ujian praktek. Sehingga angkatan ku memutuskan untuk ikut.

Cukup canggung sebenarnya, karena sudah beberapa bulan tidak bertemu dengan kak Chanyeol. Pembina pramuka yang pernah terlibat perasaan dengan ku, dulu waktu masih menjabat kak Chanyeol suka sekali menggoda ku. Bahkan saat perkemahan akbar, kegiatannya adalah memantau ku dan juga mengusili diriku tak lupa pula dengan menyuruh ku masak ini itu.

Masih teringat dengan jelas tatkala perkemahan Gaung Sakala Bumi, pada saat usai pengumuman juara. Kak Chanyeol dengan senyum manisnya itu datang menghampiri ku dengan berbangga hati.

"Selamat ya, nggak juara 3 kan akhirnya. Juara 1 Dahyun, ya ampun sampai kaget aku tadi waktu pengumuman, ku kira kamu nggak bakalan dapat, karena nama mu nggak dipanggil-panggil," Ucapnya penuh semangat.

"Jangankan kak Chaenyeol, aku aja cukup terkejut. Kan aku yang dihentikan pertama diantara ketiga peserta, jadi ngiranya pasti bakalan juara 3."

"But you deserve it Day." Dia memelukku dengan senyum yang merekah, tak ada satu pun yang tak tahu, bahwa pembina ku satu itu pernah manyukai ku. Kak Chaenyeol adalah mahasiswa jurusan Sejarah, dan tahun ini dia akan lulus, doakan saja.

Kembali ke topik, akhirnya aku bertemu dengan pemuda yang tinggi itu. Dia memberikan tos kepadaku seperti biasanya, kak Chaenyeol sudah mengganti cat rambutnya lagi. Dan sangat pas dengan warna kulitnya

"Apa kabar Daday?"

"Baik kak, gimana skripsinya?" Tanya ku basa-basi, karena Minho hanya melirik ku sembari tersenyum mengejek. Dasar sepupu ku yang satu itu.

"Ya gitu deh Day. Udah punya pacar belum? Ngilang kemana dua bulan ini? Nggak keliahatan batang hidungnya sama sekali, kan aku jadi kangen," Katanya tanpa filter.

"Ngomong kangen doang kak, tapi yang ditraktir mala adek tingkat. Basi kak basi." Aku tertawa usai mengutarakan kalimat tersebut. Kak Chaenyeol langsung menggaruk tengkunya yang tidak gatal.

"Jangan mau digombalin kak Chaenyeol terus Day, nggak kenyang. Aku aja selama menjabat jadi ketua dewan, belum pernah ngerasain ditraktir kak Chanyeol hahaha." Aku melayangkan tos bersamaan dengan Minho, kak Chanyeol kalah telak kali ini.

"Iseng banget sih kalian. Nanti deh pulang rapat ayo makan bareng aku." Kak Chanyeol mencubit hidung ku gemas.

"Hahaha Daday bercanda kak, serius amat nanggepinnya."

"Tapi aku serius Daday." Kak Chanyeol menatapku terlalu dekat, meski dengan ekspresi seriusnya namun dia tetap terlihat lucu bagiku.










Benang Layang










"Makasih ya kak Chanyeol, hati-hati pulangnya," Ucapku seusai turun dari mobil kak Chanyeol. Jujur ini nebengnya memang karena dipaksa sama orangnya, Minho jadi cemberut sendiri tadi karena tidak ikut ditraktir makan sama pembina ku satu ini.

Benang Layang ; Dahyun X Jaehyun NctTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang